Mencatat Faedah ilmu

🍃 *Segera mencatat faidah faidah ilmu yang didapatkan apakah yang didengar atau dibaca*

💬Kekuatan dan daya ingat  manusia lemah dan terbatas serta berbeda beda , sementara faidah ilmu itu  bagaikan mutiara yang dikhawatirkan akan mudah dan cepat hilang
karenanya itulah dianjurkan agar mencatatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎قيدوا العلم بالكتابة

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”
📚Hadits shahih dengan keseluruhan
jalannya sebagaimana diterangkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah
Ash-Shahiihah no. 2026

Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata,

‎مَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ أَكْثَرَ حَدِيثًا عَنْهُ مِنِّي، إِلَّا مَا كَانَ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَإِنَّهُ كَانَ يَكْتُبُ وَلاَ أَكْتُبُ

“Tidak ada seorang pun dari shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam yang paling banyak (meriwayatkan) hadits dari beliau (shallallahu ‘alaihi wa Sallam) selain aku, kecuali dari Abdullah bin Amr, karena ia dahulu menulis sedangkan aku tidak menulis.”

📚(HR. Al-Bukhari no 113)

💬Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru.

Beliau bersabda kepadanya:

‎اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ

“Tulislah. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya
melainkan kebenaran”
📚(Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 501; shahih. Diriwayatkan juga oleh
Ahmad 2/164, dan yang lainnya).

Menulis faidah faidah ilmiyyah dibuku setelah membacanya, atau
mentelaah termasuk menempuh jalan dalam  menuntut ilmu, niscaya allooh akan mudahkan baginya jalan menuju surga.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya (2699) sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda:

‎وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga”.

✏Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata:

‎سلوك الطريق لالتماس العلم يحتمل

“Menempuh jalan untuk mencari ilmu memiliki beberapa makna

‎ السلوك الحقيقي وهو المشي بالأقدام إلى مجالس العلم

Secara hakekat, yaitu melangkahkan kaki untuk menghadiri majlis ilmu.

‎ويحتمل أن يشمل ما هو أعم من ذلك من سلوك الطريق المعنوية المؤدية إلى حصول العلم، مثل حفظه ودراسته ومطالعته ومذاكرته والتفهم له والتفكر فيه، ونحو ذلك من الطرق التي يتوصل بها إلى العلم

Dan mengandung kemungkinan makna yang Lebih luas, yaitu menempuh
berbagai cara secara maknawi yang mengantarkan untuk mendapatkan ilmu
seperti menghafal, mempelajari, menelaah mudzakaarah, memahami,
memikirkan,dan lain sebagainya(seperti menulis) yang bisa menyampaikan
pada ilmu.
📚 Risalah Waratsah Anbiya’ Syarh Hadits Abi Darda’hal. 12

✏Berkata asy-syaikh al utsaimin rohimahullooh

‎"فالذي يراجع الكتب للعثور على حكم مسألة شرعية وإن كان جالسًا على كرسيه،فإنه قد سلك طريقًا يلتمس فيه علمًا ...".

Maka yang memeriksa atau meneliti buku buku untuk mengetahui suatu
hukum permasalahan syariat, walaupun ia duduk  di atas kursinya, maka
sungguh ia telah menempuh satu jalan yang dengannya ia cari ilmu
didalamnya, maka akan dimudahkan jalannya menuju surga
📚(riyadhus-sholihin 5/434).

✏ Dan imam Asy-Sya’bi rahimahullah berkata,

‎إذا سمعت شيئا فاكتبه ولو في الحائط

“Apabila engkau mendengar sesuatu (dari ilmu) maka tulislah walaupun pada  tembok(jika tidak mendapatkan buku.”
📚 (HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmu no.146).

✏Berkata abu zinad rohimahullooh :

‎كنا نكتب الحلال والحرام ، وكان ابن شهاب يكتب كلما سمع ، فلما احتيج إليه ، علمت أنه أعلم الناس

Dulu kami menulis halal dan haram, dan dulu ibnu syihab menulis semua
apa yang didengar, maka tatkala hal itu dibutuhkan, akupun mengetahui bahwa ia adalah manusia yang paling berilmu.
📚al jaami’ lil Akhlaq
ar-rowi 2/188,syiar a’lam an-nubala 5/332.

🖊 Ma’mar bin Rasyid rahimahullah berkata,

‎: حدثت يحيى بن أبي كثير بأحاديث ، فقال : اكتب لي حديث كذا ، وحديث كذا  فقلت :انا نكره أن نكتب العلم قال اكتب فإنك إن لم تكن  كتبت فقد ضيعت أو عجزت .

“Aku menceritakan kepada Yahya bin Abi Katsir beberapa hadits. Maka ia berkata kepadaku, ‘tuliskanlah untukku hadits ini dan hadits ini’ Aku menjawab, “Sesungguhnya kami tidak menyukai menulis ilmu.’ Ia berkata, “Tulislah, karena sesungguhnya engkau jika tidak menulisnya maka sungguh engkau telah menyia-nyiakan (hadits
tersebut).”
📚(diriwayatkan oleh abdu-razzaq dalam mushannafnya 11/259
dengan sanad yang shohih).

✏ Abu Shalih Al-Farra’ rahimahullah berkata,

‎سألت ابن المبارك عن كتاب الحديث فقال لولا الكتاب ما حفظنا      

“Aku bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarak tentang menulis ilmu.
Maka beliau menjawab, “Seandainya bukan karena kitab (buku catatan
ilmu,pen) niscaya kami tidak hafal.”
📚 (As-Siyar 8/409).

✏Berkata al humaidy rohimahullooh

‎خرجت مع الشافعي إلى مصر ، وكان هو ساكناً في العلو ، و نحن في الأوساط ،فربما خرجت في بعض الليل ، فأرى المصباح ؛ فأصيح بالغلام - يعني الخادم - فيسمع الشافعي صوتي فيقول : بحقي عليك أرق ، فأرقى ، فإذا قرطاس ودواة ؛ فأقول : مه يا أبا عبد الله . فيقول : تفكرت في معني حديث - أو في مسألة - فخفت أن يذهب على ، فأمرت بالمصباح و كتبته .

Saya keluar bersama imam asy-syafii’  ke mesir, dan beliau tinggal
diatas, dan kami tinggal di pertengahan, dan kadang aku keluar disebagian malam, maka saya melihat lentera, maka saya meneriaki seorang pelayan, maka imam asy-syafi’i pun mendengarkan suaraku, maka pelayan itu pun mengatakan, demi hakku atasmu, naiklah,  maka sayapun (al- humaidy) naik, maka tiba-tiba yang ada kertas dan tinta, maka sayapun mengatakan :ada apa nih, wahai abu abdillah(kuniah imam asy-syafi’i), maka imam asy-syafi’i berkata aku teringat akan suatu
makna hadits atau suatu masalah, maka sayapun takut makna itu akan
hilang dari saya, maka saya pun memerintahkan pelayan untuk menyalakan
lentera,dan saya pun menulis makna tersebut.
📚diriwayatkan oleh ibnu
abi hatim  dalam manaqiib asy-syafii’ hal 43, 45 dan dari jalannya imam al baihaqi dalam al’madkhol no 417.

✏Dan berkata abdur-Rahman bin mahdi rohimahullooh :

‎ربما كنت أماشي عبد الله بن مبارك فأذاكره بالحديث فيقول : لا تبرح حتى أكتبه

Dulu kadang saya berjalan bersama dengan abdullooh bin mubarak, maka sayapun bermudzakaraah dengannya dengan sebuah hadits,  maka ia pun
(abdullah bin mubarak) berkata : jangan kamu beranjak dari tempatmu
sampai saya menulis hadits tersebut
📚( Diriwayatkan abu nua’im dalam al hil’yah 3/9, dan sanadnya adalah shohih ).

👍🏻Keadaan para ulama salaf terdahulu kita, itu terkenal dengan kekuatan
hafalan dibandingkan kita sekarang ini, tapi toh ternyata mereka lebih
semangat untuk menulis ilmu dari pada  kita, adapun kita sekarang
karena teknologi serba canggih , maka hanya berharap dan mengandalkan
faidah yang telah tersimpan di hp dan laktop, tapi ulama terdahulu
dengan keadaan yang terbatas, membuat kita takjub dan terheran heran
akan semangat mereka dalam menulis faidah , dan kita bukanlah  seperti
apa yang dikatakan sorang penyair

‎لاَ تَعْرِضَنَّ لِذِكْرِنَا بِذِكْرِهِمْ لَيْسَ الصَّحِيْحُ إِذَا مَشَى كَالْمُقْعَدِ

“Janganlah kamu bandingkan kami dengan mereka
“Orang sehat tidak sama jalannya dengan orang sakit”.

👍🏻beberapa kisah dari para ulama yang harusnya kita mengoreksi diri dan untuk lebih terpacu
           
✏Ahmad bin ‘Uqbah berkata :

‎سألت يحيى بن معين , كم كتبت من الحديث ؟ قال : كتبت بيدي هذه ستمائة ألف حديث .

“Saya bertanya kepada Yahyâ bin Ma’în, berapa banyak Anda menuliskan
hadîts? Beliau menjawab, saya menulis dengan tanganku ini enam ratus
ribu hadits.”
📚tarikh bagdad lilkhotib al-bag’dadi 12/263.

✏Dan  Sa’i d bin Jubair berkata :

‎ربما أتيت ابن عباس فكتبت في صحيفتي حتى أملأها ، كتبت في نعلي حتى أملأها ، و كتبت في كفِّي ,

Kadang  saya mendatangi Ibnu ‘Abbâs dan saya menulis di atas
lembaran-lembaran kertasku sampai penuh, kemudian sayapun menulis
ditelapak tanganku,
📚at-thobaqat al-kubro li ibni sa’ad 6/268.

✏Muhammad bin Jarir ath-Thobari Rohimahulloh

‎و مكث أربعين سنة يكتب في كل يوم منها أربعين ورقة .

Beliau menetap selama 40 tahun dan setiap harinya beliau menulis 40 lembar kertas. 
📚Tarikh bagdad 2/163.

Dan diriwayatkan dari Rabi’ ia berkata : bahwa Imam asy-syafi’i
mendatangi kami suatu hari yang sedang berkumpul , beliau berkata :

‎اعلموا رحمكم الله أن هذا العلم  يند كما تند الابل , فاجعلوا الكتب له ‎حماة والأقلام عليه رعاة

Ketauhilah sesungguhnya ilmu ini mesti diikat sebagaiman diikatnya
unta, maka karena itulah , jadikanlah kitab-kitab itu baginya penjaga
yang mempertahankannya dan pena-pena itu juga penjaga.
📚(taqyiid al ilmi
114, dan tad’win as-sunnah 367).

✏Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata:

‎فيجب على طالب العلم  الحرص على المذاكرة وضبط ما تعلمه , اما بحفظه فى صدره او كتابته , فان الانسان عرضة للنسيان ,فاذا لم يحرص على المراجعة وتكرير ما تعلمه فان ذلك يضيع منه وينساه

“Seorang penuntut ilmu harus semangat dalam mengingat-ingat dan
menghafalkan apa yang telah ia pelajari, baik dengan hafalan di dalam
dada ataupun dengan menuliskannya. Sesungguhnya manusia adalah tempatnya lupa, maka jika dia tidak bersemangat untuk murajaah dan mengulangi  apa yang ia telah mempelajarinya, maka ilmu yang telah diraih bisa hilang sia-sia atau dia lupakan”
📚 (Kitaabul ‘Ilmi hal. 62).

Sebab Ilmu itu adalah bagaikan buruan

‎العلم صيد و الكتابة قيده …. قيد صيودك بالحبال الواثقة  
‎فمن الحماقة أن تصيد غزالة …. و تتركها بين الخلائق طالقة

“Ilmu adalah buruan, sedangkan tulisan adalah pengikat , Maka ikatlah
buruanmu dengan tali yang kuat”.

“Adalah sebuah kebodohan jika engkau berburu kijang ,Lalu kau biarkan
dia lepas pergi dengan kawanannya.”
📚diwan asy-syafi’i

📌Jadi Imam asy-Asyafi’I menilai orang yang tidak mau mencatat ilmu yang
ia dengar atau yang ia telah baca atau lihat, itu seperti pemburu yang
tidak mau mengikat hasil buruannya, dan kenyataannya sering kerap kali kita mendengarkan kajian, mendengarkan faidah dibacakan, atau kisah
yang menakjubkan, akhirnya hilang tak bisa kita hadirkan  saat
diperlukan.

✏Dan imam an-nawawi rohimahullooh memberikan nasehat  pada seorang penuntut ilmu untuk mengikat faidah dari pembahasannya atau
apa yang ia dengar dari syaikhnya.

‎ ولا يحتقرن فائدة يراها أو يسمعها في أيِّ فنٍّ كانت، بل يُبادِر إلى
‎كتابتها، ثم يواظب على مطالعة ما كتبه... اهـ.

“Janganlah dia meremehkan suatu faedah yang dia dapatkan atau dengar dalam bidang apapun, tetapi hendaknya dia segera mencatat dan sering Mengulang-ulang dalam menelaah kembali catatannya”.
📚(al majmu 1/39 ).

✏Imam Nawawi menasehatkan kepada para penuntut ilmu agar mencatat hal-hal berharga yang dia peroleh baik ketika menelaah kitab atau mendengar dari seorang guru:

✏Beliau juga menasehatkan:

‎ ولا يؤخر تحصيل فائدة ــ وإن قلَّت ــ إذا تمكن منها ، وإن أمن حصولها
‎بعد ساعة؛ لأن للتأخير آفات ، ولأنه في الزمن الثاني يحصل غيرها

“Janganlah dia menunda untuk mencatat sebuah faedah,(walaupun kamu
katakan) walaupun dia telah kuasai faidah tersebut, walaupun dia
merasa aman terwujudnya faidah tersebut setelah beberapa saat, sebab
menunda-nunda ada kerugian, apalagi di waktu lain dia akan mendapatkan
ilmu baru lagi”.
📚al majmu 1/39

✏Imam Bukhari yang dikenal dengan kekuatan hafalan, beliau bangun
berkali-kali dalam satu malam untuk mencatat faedah.

✏Berkata al-Firabri rohimahullooh :

‎كنت مع محمد بن إسماعيل بمنزله ذات ليلة، فأحصيت عليه أن قام وأسرج يستذكر أشياء يعلقها في ليلة ثمان عشرة مرة

“Pada suatu malam, saya pernah bersama Muhammad bin Ismail (Bukhari) di rumahnya, saya menghitung dia bangun dan menyalakan lampu untuk mengingat ilmu dan mencatatnya sebanyak delapan belas kali dalam satu malam”. 📚Siyar A’lam Nubala’ 12/404.

✏Ibnu Abbar al-Hafizh menceritakan tentang kisah abul Qosim bin Ward
at-Tamimi (540 Hijriyyah)

‎أنه كان لا يُوْتى بكتاب إلا نظر أعلاه وأسفله ، فإن وجد فيه فائدة نقلها
‎في أوراق عنده ، حتى جمع من ذلك موضوعاً.

bahwa beliau tidak didatangkan sebuah kitab pun kecuali dia menelaah
bagian atas dan bawahnya(pada setiap halaman), kalau beliau menjumpai sebuah faedah padanya maka beliau salin di kertas miliknya sehingga ia mengumpul  satu pokok pembahasan dari apa yang telah disalin.
📚Mu’jam Ashhabi ash-Shadafhi hal. 25.

Beda dengan  zaman sekarang sebagian besar dari kita   kadang beli satu buku, tidak habis dibaca, dan tidak ada Faidah yang di salin dari buku itu . walloohu musta'an

✏Ibnu Hajar menceritakan bahwa Az-zarkasy pengarang

kitab al-bahr al muhith

‎أنه كان يتردد إلى سوق الكتب ، فإذا حضره أخذ يُطالع في حانوت الكتبي
‎طوال نهاره ، ومعه ظهور أوراق يُعلق فيها ما يعجبه ، ثم يرجع فينقله إلى تصانيفه .

beliau sering sekali pergi ke pasar buku, kalau dia datang ke sana dia menelaah di toko buku sepanjang siang, dia menulis masalah-masalah
yang menarik di sebuah kertas, kemudian apabila dia pulang ke rumah
dia salin ke kitab-kitab karyanya. 
📚Ad-Durar Al-Kaminah 3/397-398.

Bagaiamana Al-Hafizh Ibnu Hajar yang dikenal sebagai ulama ahli hadits
beliau pernah kecewa serta menyesal  karena tidak mencatat sebagian faedah dalam
bidang tafsir.

✏Berkata muridnya Al hafidz Ibnu Hajar  yaitu  as-sakhawi rohimahullooh.

‎أما التفسير ؛ فكان فيه آية من آيات الله تعالى ،بحيث كان يُظهر التأسف في إهمال تقييد ما يقع له من ذلك مما لا يكون منقولاً . .

Adapun pada tafsir ada ayat dari ayat ayat Allooh, yang al hafidz ibn
hajar menampakkan penyesalan dengan menelantarkan untuk mengikat(mencatat) apa  yang disesali dari tafsir ayat  yang tidak dapat
dinukilkan....
📚Al-Jawhar wa Ad-Durar ash-Sakhawi 2/611.

✏Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata:

‎ابذل الجهد في حفظ العلم (حفظ كتاب) ، لأن تقييد العلم بالكتابة أمان من الضياع ، وقصر لمسافة البحث عند الاحتياج ، لا سيما في مسائل العلم التي تكون في غير مظانها ، ومن أجل فوائدها أنه عند كبر السن وضعف القوى يكون لديك مادة تستجر منها مادة تكتب فيها بلا عناء في البحث والتقصي

Curahjanlah upayamu dalam menjaga ilmu (dengan menjaga buku, dengan mencatat ilmu didalamnya, Sebab mengikat ilmu dengan tulisan, ini akan aman dari hilangnya ilmu itu, dan singkatnya waktu dalam mencarinya ketika dibutuhkan, terkhusus lagi pada masalah-masalah ilmu yang bukan pada pembahasan yang ia sangka disitu ada, dan juga maksud untuk
mencatat faidah, bahwa ketika usia tua dan kekuatan melemah, maka
disismu itu ada materi yang kamu bisa menuangkan, materi yang bisa kamu tulis tanpa susah payah lagi dalam mencari dan menyelidiki lebih mendalam.
📚Hilyah Thalib Ilmi hal. 261 -Syarh Ibnu Utsaimin.

✍Disusun oleh :
Abu Hanan As Suhaily Utsman As Sandakany

13 Muharam 1440 - 23 September 2018

Sumber :
https://t.me/Nashihatulinnisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

YANG ROJIH DALAM TUNTUNAN SHOLAT