PENTINGNYA BERHIAS DENGAN SIFAT INSHOF
*بسم الله الرحمن الرحيم*
🌿〰🌿🌿〰🌿
*KAJIAN ADAB PENUNTUT ILMU*
تذكرة السامع والمتكلم
في
أداب العالم والمتعلم
*"Peringatan bagi Pendengar & Pembicara ttg Adab2 Orang yg Berilmu & Para Pelajar"*
〰〰〰〰〰〰〰
*Majlis: 33*
*BAB 2*
*Pokok Pembahasan 1 (Adab Seorang 'Alim Terhadap Diri Sendiri)*
*🔴 Kedelapan:* *Berhias dengan akhlaq2 mulia dalam bermuamalah dengan manusia*
*✅ Pentingnya berhias dg sifat "INSHOF"*
*✅ Apa itu "INSHOF"?*
*✅ Apa hubungan inshof dg adil?*
*✅ Atsar para salaf ttg inshof*
*Dll....*
*🔸Semoga bermanfaat bagi kita semua...*
〰〰〰〰〰〰〰
*🔊 Pemateri:* *Al-Ustadz Abu Zakaria Irham Al-Jawiy حَفِظَهُ اللّٰه*
*Di Ma'had Al-Utsmaniy Purworejo -harrosahalloh-*
*بارك الله فيكم.*
🍂〰🍂〰🍂〰🍂
*📡 Join channel:*
*"Kajian Adab Penuntut Ilmu"*
https://t.me/kajianadab1
*Ikhwanil kirom rohimani rohimakumullaah kita masih pada adab yang ke 8 dari adab adab pengemban ilmu yang hendak nya dia menghiasi diri dengan nya yaitu bermu'amalah dengan manusia dengan AKHLAQ yang mulia, yang terakhir yang kita ambil di antara akhlaq yang mulia yaitu seseorang mengalah pada perkara perkara duniawi dengan mengharapkan bagian di akhirat, selama ikhwanifillaah hal itu tidak berdampak kepada kemaslahatan akhirat kita, kemaslahatan hati dan waktu serta hubungan kita dengan Allaah Ta'aala,*
*adapun kalau seseorang mengedepankan hal hal yang kemaslahatan nya itu kembali kepada dirinya dan waktu yang dia miliki serta hubungan dia dengan Allaah Ta'aala, dia kedepankan hal ini, orang lain yang dia kedepan kan pada perkara perkara tersebut maka hal ini tidak benar, di katakan oleh IMAM IBNUL QOYYIM رحمه الله hakikat nya dia telah mengedepankan syaithon atas Allaah Ta'aala dalam keadaan dia tidak tahu*
*dan telah kita lewati bagaimana para salaf kita ikhwanifillaah betul betul berusaha untuk mengedepankan saudara nya, kisah kisah banyak dalam masalah ini, dan Allaah Subhânahu wa Ta’aala telah sebutkan :*
*وَیُؤۡثِرُونَ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةࣱۚ*
*baarokAllaahu fiikum, sekarang kita masuk pada sifat berikut nya yaitu AL INSHOF WA TARKIL ISTINSHOF*
*الإنصاف وترك الاستنصاف*
*Sifat ini ikhwanifillaah juga sifat yang mulia yang di zaman para AIMMAH sekaliber IMAM MALIK رحمه الله sudah mengatakan bahwa sifat ini sangat jarang di dapati, lalu bagaimana dengan zaman kita, beliau katakan sebagaimana di sebutkan dalam ADDIBAS, aku tidak mendapati pada manusia perkara yang lebih sedikit daripada sifat INSHOF ini, dan aku ingin terus menerus berada di atas nya, ini perkataan IMAM MALIK رحمه الله yang beliau mendapati generasi di antara generasi generasi yang terbaik,beliau mendapati generasi para tabi'in, sebagaimana dalam riwayat Malik 'An Nafi' 'An Ibni Umar, beliau mengambil dari Nafi' seorang tabi'in yang mengambil langsung dari shohabiy dan beliau sendiri hidup di generasi tabi'ut tabi'in, kurun yang juga mendapatkan rekomendasi dari ROSULULLAAH ﷺ , dalam keadaan demikian beliau mengatakan aku tidak mendapati pada manusia sifat yang lebih sedikit daripada sifat INSHOF ini*
*demikian pula di katakan oleh AIMMAH yang lain di antaranya apa yang di sebutkan oleh IMAM IBNU MUFLIH رحمه الله dalam AL ADABUS SYAR'IYYAH dari MALIK IBNU DINAR, tidak ada pada manusia sesuatu yang lebih sedikit daripada INSHOF, juga di katakan oleh IMAM AL JAUZAJANIY رحمه الله sebagaimana dalam AHWALUR RIJAL , beliau katakan sesungguhnya sifat INSHOF itu adalah suatu sifat yang wajib untuk seseorang menggunakan nya, walaupun sifat ini sedikit adanya pada manusia, dan ini adalah Kalam yang HAQ ikhwanifillaah bahwasanya sifat INSHOF memang sifat yang sangat sedikit di dapati pada manusia, tetapi wajib bagi kita untuk mengusahakan, kapan saja seseorang bergeser dari sifat INSHOF ini maka dia terjatuh pada KETIMPANGAN, terjatuh dalam KEDZOLIMAN, terjatuh dalam sifat BAGHI, tidak akan bisa berlaku adil*
*lalu apa INSHOF itu sendiri, kalau kita perhatikan KALAM PARA AIMMAH yang mereka memberikan pengertian tentang INSHOF makna nya ikhwanifillaah sangat dekat dengan SIFAT Al 'ADL, SIFAT KEADILAN , karena memang kata INSHOF itu sendiri di ambil dari kata yang terdiri dari kata NUN , SHOD dan FA , NISHFUN , ini menunjukkan pertengahan, jadi seseorang yang memiliki sifat INSHOF yaitu seseorang yang bisa seimbang dalam menimbang, dia berada di pertengahan tidak berat sebelah, dan di ibarat kan oleh IBNUL QOYYIM رحمه الله dengan ibarat yang bagus ikhwanifillaah dalam TAHDZIBUS SUNAN , beliau katakan engkau menakar untuk orang yang menyelisihi mu dengan takaran yang engkau takar dirimu dengan nya, ini menunjukkan penggambaran sifat INSHOF yang kita ketahui sangat sedikit yang di miliki manusia tetapi kita harus berjuang untuk berada di atas nya, di gambarkan oleh beliau yaitu sifat INSHOF adalah engkau menakar untuk orang yang menyelisihi mu dengan takaran yang engkau takar dirimu dengan nya, maksudnya apa ikhwanifillaah, seseorang dalam bersikap itu tidak ber STANDAR GANDA, Kita menakar sesuatu untuk orang lain sesuai dengan yang kita takar diri kita dengan nya, jangan sampai kita menakar diri kita menggunakan takaran khusus kemudian ketika menakar orang lain kita gunakan takaran yang lain pula ini nama nya STANDAR GANDA, dan ini bukan INSHOF namanya, yaitu seseorang berlaku INSHOF ketika dia menakar untuk orang yang menyelisihi dia, dia gunakan takaran yang dia gunakan untuk diri nya, ini penggambaran sifat INSHOF yang sangat jelas, karena semua perkara itu ada orang yang berlaku ADIL dan ada orang yang berlaku CURANG , dan ini batapa banyak ikhwanifillaah, kecurangan kecurangan bukan hanya pada jual beli, curang pada menakar dan menimbang*
*Kalau KESALAHAN itu muncul dari orang lain langsung dia SIKAT, tidak di beri UDZUR tetapi kalau KESALAHAN muncul dari DIRINYA dia memberikan udzur dengan udzur yang begitu banyak, atau ketika ada suatu KESALAHAN muncul dari orang yang dia SUKAI atau muncul dari mereka mereka yang berada di BARISANNYA satu KELOMPOK dengan DIA, satu KOMUNITAS, dia akan berikan udzur tetapi tatkala KESALAHAN yang sama muncul dari orang lain yang dia BENCI maka dia akan MENJATUHKAN, ini berarti memberikan TAKARAN yang tidak sama, contoh nya di katakan oleh manusia dengan istilah STANDAR GANDA, dan ini BUKAN INSHOF namanya, orang yang mensikapi suatu perkara dengan STANDAR GANDA,*
*seorang MUSLIM ikhwanifillaah di tuntut untuk memberikan KETETAPAN suatu HUKUM dengan TAKARAN YANG SAMA, walaupun itu pada musuh kita, walaupun itu pada orang yang kita benci,*
*Allaah Subhânahu wa Ta'aala katakan :*
*وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى أَلَّا تَعْدِلُوا اِعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى*
*(Jangan sampai kebencian mu kepada suatu kaum menjadikan kalian itu tidak berlaku adil, berlaku adil lah karena sesungguhnya keadilan itu paling dekat dengan ketaqwaan)*
*kenapa kita menggunakan dalil PERINTAH untuk ADIL karena memang antara INSHOF dan ADIL, dua hal yang tidak bisa di pisahkan, dikatakan oleh IMAM MUNAWIY رحمه الله, beliau katakan : Sifat INSHOF dan sifat ADIL adalah dua saudara KEMBAR, yang buah nya ikhwanifillaah adalah SEMANGAT yang TINGGI dan gugur nya TANGGUNGAN TANGGUNGAN, kalau seseorang punya sifat INSHOF, punya sifat ADIL, mesti orang nya punya SEMANGAT TINGGI untuk mencari KEBENARAN, mencari ALHAQ, karena ALHAQ ikhwanifillaah dalam suatu PERSELISIHAN akan di dapat oleh mereka mereka yang memiliki sifat INSHOF, dan karena sedikit nya INSHOF ini semakin MELEBAR KHILAF yang ada, betapa banyak PERKARA yang asalnya adalah sebenarnya REMEH tetapi tatkala sifat INSHOF tercabut akhir nya MELEBAR, seakan akan itu menjadi perkara yang sangat PRINSIPIL, sehingga di bangun di atas nya Al WALA' wal BARO', karena apa karena tidak ada nya sifat INSHOF dalam mensikapi suatu MASALAH,*
*BUAH dari Sifat INSHOF ini adalah SEMANGAT yang tinggi dan gugurnya TANGGUNGAN TANGGUNGAN, INSHOF dan ADIL itu perkara yang WAJIB , SEMANGAT itu untuk bisa mendapatkan keutamaan karena sifat INSHOF adalah sifat yang UTAMA maka nya IMAM MALIK رحمه الله mengatakan aku ingin tetap berada di atas nya memiliki sifat INSHOF, dan dia terbebas dari tanggungan karena kita di WAJIBKAN untuk meninggalkan sifat sifat yang TERCELA (di antara sifat yang tercela adalah TIDAK INSHOF) , dan meninggalkan perkara perkara yang HINA, ini maksud nya adalah tidak adanya sifat INSHOF pada diri kita*
*dan dalam Kalam yang lain juga ikhwanifillaah IMAM MUNAWIY رحمه الله memberikan PENGGAMBARAN lebih jauh tentang INSHOF itu sendiri yaitu AL INSHOF HUA 'ADLU FIL MU'AMALAH, bersikap adil dalam mu'amalah,*
*dan KALAM AIMMAH ALMUFASSIRUN demikian pula LUGHOWIYYUN dan para PENSYARAH HADITS ikhwanifillaah tentang INSHOF ini banyak yang bisa kita simpulkan sebagaimana yang di Gambar kan Ibnul Qoyyim رحمه الله tadi, juga mudah nya sebagaimana yang di kata kan yaitu engkau memberi orang lain haq nya sebagaimana engkau suka untuk bisa mengambil haq tersebut seandainya engkau berada pada kedudukan dia,maksudnya apa ikhwanifillaah yaitu kita mensikapi manusia sebagaimana kita suka di sikapi demikian, semua manusia ingin di sikapi adil sebagaimana kita juga ingin di sikapi adil, maka bersikap adil lah, ini HAKIKAT INSHOF dan terlebih lagi para PENUNTUT ILMU serta mereka mereka yang di mulia kan dengan ILMU sangat di tuntut untuk memiliki sifat INSHOF ini ikhwanifillaah karena mereka memiliki SENJATA yang sangat TAJAM, kalau seandainya tidak memiliki sifat INSHOF ini maka akan banyak melukai manusia dengan senjata yang di miliki nya tersebut sehingga dia akan menggunakan ILMU nya untuk MENJATUHKAN orang yang tidak dia sukai dengan LISAN, yang Allaah Subhânahu wa Ta'aala berikan kemampuan untuk BERSILAT LIDAH, kemampuan untuk menyusun kata kata sehingga orang yang tidak dia sukai walaupun terjatuh pada KESALAHAN sekecil apa pun bisa dia JATUHKAN dengan KEDZOLIMAN, di lemparkan kepada nya DALIL DALIL yang bukan pada tempatnya wal 'iyadzubillaah,*
*dan seorang ikhwanifillaah yang memiliki sifat INSHOF maka dia yang paling pantas untuk bisa mengetahui AL HAQ, terlebih lagi di zaman ini, di zaman yang banyak sekali KHILAF , yang memang khilaf itu sendiri muncul karena tidak INSHOF, banyaknya saling MENGHAJR padahal pada perkara yang TIDAK PANTAS untuk saling MENGHAJR*
*Di katakan oleh ABU UMAR IBNU ABDIL BAR رحمه الله :*
*MIN BAROKATIL ILMI WA ADABIHI AL INSHOFU FIIHI ( di Antara keberkahan ILMU dan ADAB nya yaitu BERSIFAT INSHOF padanya ) ( SIAPA saja yang TIDAK BERSIFAT INSHOF maka TIDAK AKAN BISA MEMAHAMI dan TIDAK BISA MEMAHAMI ORANG LAIN), dan ini Kalam yang butuh kita renungkan jika kita menginginkan keberkahan ILMU, maka nya banyak ikhwanifillaah terjadi KHILAF karena tidak adanya INSHOF ini, dia TIDAK FAHAM MASALAH juga tidak mampu MEMAHAMI orang lain yang terjatuh dalam PENYELISIHAN terhadap nya maka nya terkadang sulit memahamkan atau memberikan pada pemahaman yang benar pada orang orang yang tidak memiliki sifat INSHOF maka seorang THOLIB hendaknya meminta kepada Allaah Subhanahu wa Ta'aala sifat yang mulia ini dan mengusahakan nya*
*Yang di katakan oleh IMAM AZZAILA'I رحمه الله dalam NASHBUR ROYAH , tadi perkataan IBNU ABDIL BAR dalam JAMI'UL BAYANIL 'ILMI WA FADHLIH , maa tahalla tholibul Ilmi fii ahsana minal inshof wa tarkit ta'asshub ( tidak lah seorang tholibul Ilmi berhias dengan sesuatu yang lebih bagus daripada sifat INSHOF dan meninggalkan ta'asshub, karena dua hal ini ikhwanifillaah akan menjadikan sebab dia ISTIQOMAH, dia tegak di atas Al Haq, dengan INSHOF dia berada di atas KEADILAN , dan ketika memilih PENDAPAT dalam suatu KHILAF dia tidak CONDONG SEBELAH, dengan melihat orang yang mengatakan tetapi lihatlah perkataan nya, demikian pula ta'asshub, TA'ASSHUB yang ada pada seseorang menjadikan seseorang BUTA ikhwanifillaah , tidak bisa melihat permasalahan dengan HAKIKI, ketika ada KHILAF akhirnya yang di LIHAT adalah ORANG nya, SIAPA yang MENGATAKAN , akhirnya banyak sekarang ikhwanifillaah seruan seruan dengan mengedepankan banyak nya orang,*
*contoh dalam MASALAH PEMILU, siapa yang LEBIH BANYAK akhirnya yang BUKAN ULAMA pun di masukkan, ada sebuah tulisan sampai sampai Musa Alu Nasr, ikhwanifillaah, dikatakan sebagai Syaikh 'Alim, padahal SYAIKH SALIM BIN' IED ALHILALIY حفظه الله mengatakan Hua sibbul 'ammi, dia seperti orang awam tidak tahu ilmu, demi apa, karena dia sudah terlanjur terkenal akhir nya di deretkan, ini lo ulama banyak, di deretkan di dalam lis para ulama yang membolehkan ikut andil dalam pemilu, karena memang memanfa'atkan jarang nya INSHOF pada manusia dalam memahami masalah akhirnya mereka di giring untuk melihat siapa orang yang mengatakan bukan bagaimana yang di katakan dan dalil yang di bangun di atas nya, demikian pula dalam masalah GAMBAR (makhluk bernyawa, edt) , butuh inshof ikhwanifillaah pada perkara perkara khilaf yang seperti itu untuk seseorang mencari ALHAQ yang dia pegang erat erat*
*thoyyib, adapun ISTINSHOF adalah kebalikannya maka nya di katakan oleh IBNU JAMA'AH , kita hendak nya bersifat INSHOF WA TARKIL ISTINSHOF maksud nya kita meminta untuk di sikapi adil tetapi tidak mau berlaku adil, ISTINSHOF, kita meminta agar di sikapi oleh manusia adil, cuman kita sendiri tidak bersikap adil, ini namanya STANDAR GANDA, kalau orang lain di minta untuk adil kepada kita tetapi kita sendiri tidak mau berlaku adil kepada orang lain, ini BURUK ikhwanifillaah, Na'am*
*dan di antara sifat AHLIL INSHOF yang butuh untuk di wujudkan ikhwanifillaah yaitu TABAYYUN WA TASABBUT QOBLA ISYKALI AHKAM yaitu hendaknya seseorang tabayyun mencari KEJELASAN sebelum dia menetapkan hukum, ini menunjukkan INSHOF dia, bukan semata mata mendapatkan KHOBAR, yang sesuai dengan selera akhir nya dia bangun di atas hukum tersebut baik yang berhubungan dengan orang yang di sukai ataupun orang yang di benci*
*Allaah Subhânahu wa Ta’aala katakan :*
*يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا*
*(Jika datang kepada kalian wahai orang orang yang beriman, seorang fasiq yang membawa khobar maka carilah kejelasan nya)*
*dan kita di zaman MEDIA SOSIAL ikhwanifillaah terkadang tidak tahu siapa yang nulis, bahkan yang nulis saja tidak tahu siapa, Na'am, di kirim ke sana ke mari kemudian di bangun di atas nya HUKUM , maka ini KESALAHAN BESAR,*
*dan SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB رحمه الله di dalam masalah ini memberikan penjelasan yang bagus ikhwanifillaah tentang pentingnya TABAYYUN karena seseorang yang belum TABAYYUN yaitu BELUM JELAS , maksudnya tabayyun yaitu mencari KEJELASAN , namanya tabayyun bukan kemudian harus mencari atau bertanya kepada orang itu, tidak harus, INTINYA TABAYYUN yakni MENCARI KEJELASAN benar nggak perkara nya untuk kita berada di atas BAYYINAH di atas sesuatu yang jelas, maka nya SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB رحمه الله mengatakan kapan saja belum jelas bagimu suatu PERMASALAHAN tidak halal bagi mu untuk MENGINGKARI atas orang yang BERFATWA atau BERAMAL, sampai JELAS bagi kalian KESALAHAN nya, Na'am terkadang belum tahu hukum nya, Nggak tahu itu benar atau salah padahal KHILAF nya sekedar perkara AFDHOLIYYAH, mana yang afdhol dari dua perkara, ini di bangun di atas nya HAJR, tidak betul ikhwanifillaah, padahal KHILAF PARA ULAMA tentang masalah mana yang UTAMA berarti asalnya kedua dua nya BOLEH , ini menunjukkan apa, menunjukkan tidak faham nya permasalahan, bahkan yang wajib apabila belum jelas bagi nya suatu permasalahan, duduk nya bagaimana untuk DIAM dan BERHENTI , maka nya di katakan oleh IMAM HASAN AL BASHRI رحمه الله : SEORANG yang BERIMAN itu waqof BERHENTI , Na'am nggak asal nyeruduk ikhwanifillaah, nggak asal BERTINDAK tetapi dia waqof senantiasa berhenti sampai jelas perkara nya, baik MENGINGKARI maupun MENYETUJUI, ikhwanifillaah, sampai jelas hendaknya berhenti mencari kejelasan, ini termasuk bentuk inshof seseorang yaitu TABAYYUN pada perkara perkara yang BELUM JELAS*
*Kemudian yang ke DUA ikhwanifillaah yaitu hendaknya membawa suatu PERKATAAN pada sisi yang paling BAGUS nya, kecuali apabila ada QORINAH alamat alamat yang menunjukkan PENYELISIHAN terhadap HUKUM ASAL ini , karena hukum asal kita menyikapi perkataan seorang muslim adalah kita bawa pada kondisi yang bagus, kecuali kalau dia membawa Kalam itu ikhwanifillaah ada qorinah qorinah yang maksudnya BURUK tetapi asal nya kita harus HUSNUDZHON pada seorang MUSLIM tidak boleh kita SU'UDZHON, ini asal nya, Na'am, sampai sampai di katakan oleh SEBAGIAN SALAF Hati hati engkau dari suatu perkataan yang jika engkau benar, engkau tidak akan di beri pahala tetapi jika engkau salah engkau berdosa, apa itu?, yaitu SU'UDZHON, kita SU'UDZHON pada saudara KITA, jika itu benar kita tidak mendapat pahala juga, kalau kita salah kita dosa, sehingga apa, rugi tok, ada nya cuma rugi seseorang dalam banyak hal mengedepankan SU'UDZHON, dan SU'UDZHON termasuk salah satu sifat yang menunjukkan TIDAK INSHOF nya seseorang,*
*Kemudian juga di antara bentuk sifat INSHOF membawa KALAM seseorang ikhwanifillaah yang menyelisihi kita sesuai dengan DZOHIR nya tanpa kita MENGOREK ngorek BATHIN nya, karena perkara BATHIN, perkara HATI itu bukan urusan kita, yang menjadi urusan kita adalah sesuatu yang NAMPAK , adapun hatinya kita tidak tahu ikhwanifillaah , oh dia itu tidak ikhlas, bahkan sebagian manusia mau menguji keikhlasan seseorang, itu bukan urusan kita ikhwanifillaah, keikhlasan itu urusan hamba dengan Allaah Subhânahu wa Ta’aala, Na'am, menguji keikhlasan seseorang bukan urusan kita, sampai sampai ROSUL ﷺ tatkala mengingkari USAMAH Ibn ZAID رضي الله عنه , dimana USAMAH Ibn ZAID ketika mendapati seorang kafir yang telah banyak membunuh kaum muslimin di medan perang kemudian ketika berhadapan dengan USAMAH dia sudah KALAH, hampir di PENGGAL dia mengatakan اشهد ان لا اله الا الله, kondisi seperti ini kalau kita ya mungkin sama seperti kondisi USAMAH , ini orang hanya ingin selamat, akhirnya USAMAH juga demikian, tetap di bunuh, sampai lah berita kepada ROSUL ﷺ : kenapa engkau membunuh orang yang mengucapkan لا إله إلا الله, Usamah memberikan alasan dia mengatakan demikian itu hanya ingin selamat dari pedangku, bagaimana tidak membunuh kaum muslimin banyak baru kemudian setelah mau di bunuh mengatakan اشهد ان لا إله إلا الله, tetapi apa kata Rosul ﷺ , seorang yang berada di PUNCAK KEADILAN tetap di salahkan USAMAH walaupun dia orang yang sangat beliau cintai, Tidakkah engkau BELAH HATI nya sehingga engkau MELIHAT , maksudnya apa, itu perkara hati bukan urusan kita, bagaimana yang akan engkau lakukan kelak di hari kiamat terhadap لا إله إلا الله ketika datang kepada mu, engkau telah membunuh orang yang telah mengatakan لا إله إلا الله , ROSULULLAAH ﷺ marah dengan KEMARAHAN yang sangat, sampai sampai USAMAH, ikhwanifillaah saat itu berharap AKU BARU masuk ISLAM saat itu karena saking sedih nya, saking sedih dan menyesal ini kesalahan besar, sampai sampai aku berangan angan aku baru masuk islam saat itu, karena APA, karena orang yang BARU masuk ISLAM tentu nya akan di beri udzur, dosa dosa nya yang telah lewat di hapus, ini jelas menunjukkan INSHOF yang sangat, maka sifat INSHOF ikhwanifillaah sifat yang kalau seorang muslim berhias dengan nya akan MENCEGAH dari KEDZOLIMAN,dan mencegah semakin MELEBAR nya KHILAF,*
*KHILAF yang ada ikhwanifillaah semakin keras di karena kan tidak adanya INSHOF, masing masing MENIMBANG dengan timbangan nya sendiri sendiri yang sesuai dengan kemaslahatan diri atau kelompok, tetapi coba kalau semua nya kembali mengambil kepada timbangan SYARI'AT , dalam memilih mana mana yang HAQ, akan di dapat UKHUWWAH, akan di dapat ALHAQ, karena sungguh KEBENARAN itu ikhwanifillaah kalau kita mencari dengan jujur, mesti Allaah Ta'aala akan memberinya, KEBENARAN kalau kita benar benar mencari dengan jujur Allaah Subhânahu wa Ta’aala akan memberinya, cuman terkadang kita TIDAK JUJUR dalam mencari, ketika ada KHILAF kita ingin nya mencari yang RINGAN , yang MUDAH , berarti TIDAK JUJUR di dalam mencari KEBENARAN*
*ROSUL ﷺ telah mengatakan jika engkau jujur di dalam pengakuan mu mesti Allaah Ta'aala akan membenarkan mu, akan memberi sesuai yang engkau harap*
*sampai sampai di katakan IBNUL QOYYIM رحمه الله dalam MADARIJUS SAALIKIN :*
*siapa saja mencari kebenaran dari Allaah Subhânahu wa Ta’aala dengan jujur, Allaah Ta'aala akan berikan CERMIN yang dengan nya dia akan melihat yang HAQ dari yang BATHIL, maksudnya di berikan PEMBEDA , bukan kemudian di beri cermin, ibarat IBNUL QOYYIM رحمه الله kita harus jeli ikhwanifillaah maksud nya bagaimana, karena beliau terkadang MENGGAMBARKAN suatu perkara agar GAMBLANG , di ibaratkan seperti di beri cermin sehingga bisa lihat KOTORAN KOTORAN yang ada di wajah kita, melihat yang HAQ dan yang BATHIL dengan nya*
*Na'am, baarokAllaahu fiikum ini sifat INSHOF yang butuh untuk kita berhias dengan nya ikhwanifillaah dan contoh dari perbuatan Rosul ﷺ banyak, kita hanya mengambil satu contoh tadi bagaimana beliau mensikapi USAMAH Ibn ZAID رضي الله عنه padahal beliau adalah orang sangat di cintai di sisi Rosul ﷺ ,Na'am, tidak BERSTANDAR GANDA, demikian pula dalam mensikapi FATIMAH رضي الله عنها, seandainya Fatimah itu mencuri maka sungguh aku akan potong tangan nya, ini INSHOF, walaupun dia anak yang sangat di cintai kalau salah ya di hukum sebagai mana menghukum orang yang kita benci tatkala dia salah kalau dia mencuri ya di hukum di potong tangan nya, demikian,Walhamdulillahirobbil 'alamin*
*Demikian FAEDAH yang dapat kami salin pada Kajian yang di sampaikan oleh Al Ustadz Abu Zakaria Irham Al-Jawiy حَفِظَهُ اللّٰه semampu kami, dan jika ada kata yang tidak bisa kami salin dari penjelasan Ustadz karena tidak bisa menulisnya di kuatirkan salah dalam penulisan terutama yang berbahasa arob seperti Perkataan Rosulullaah ﷺ, perkataan Ulama dan perkataan Ustadz sendiri , atau yang terlewat kan dari kami menulis nya karena ketidak sengajaan , kami mohon untuk di ma'afkan, semoga usaha yang sedikit ini dapat bermanfa'at bagi kita semua dan semoga kita semua di karuniai oleh Allaah Ta'aala sifat INSHOF, آمين*
*الحمد لله رب العالمين*
*Di salin oleh Akhukum Fillaah :*
*Abu Hanif Sufyan Albatamy semoga Allaah Ta'aala mengampuni dan memberikan taufiq kepada nya*
*Alhamdulillaah Selesai di salin secara keseluruhan Audio kajian tersebut pada :*
*Senin pagi ,*
*28 Robi'ul Awal 1441*
*25 / 11 /2019 M*
*Batam Kepulauan Riau Indonesia,*
*Download Audio di Telegram :*
https://t.me/kajianadab1/123
Download dan dengarkan audio dari Ustadz Abu Zakaria Irham Al-Jawiy حفظه الله berikut ini :
https://drive.google.com/file/d/1AUEt0u2d4HZqd0IkvHR_tkf2xhs9cBCH/view?usp=drivesdk
Dengarkan Audio langsung dari Website milik Ustadz Abu Zakaria Irham Al-Jawiy حَفِظَهُ اللّٰه :
https://www.abuzakarialjawiy.com/2019/03/kajian-adab-1-kitab-31-35.html?m=1
Komentar
Posting Komentar