Beradab dalam majelis ilmu
🍃Beradab dalam majlis ilmu.
Adab dalam menghadiri dimajlis ilmu pada saat sekarang ini sebagai
suatu hal yang sangat disepelehkan oleh kebanyakan yang mengaku
sebagai penuntut ilmu, padahal dengan menghadiri majlis ilmu mungkin saja ia akan mendapatkan faidah yang merupakan sebab masuknya ia dalam
surga allooh, dan akan memperkuat keimananan mereka, dengan
wejangan-wejangan dan nasehat dan membuat semangatnya akan bertambah dengan bertemunya dia bersama syaikhnya atau ustadznya, dan juga dengan saudara-saudaranya yang sholih.
🖊Berkata Imam ibnul qayyim rohimahullooh :
وكنا إذا اشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه، فما
هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله, وينقلب انشراحاً وقوة ويقيناً وطمأنينة
“Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan takut
yang berlebihan, atau timbul dalam diri kami prasangka-prasangka
buruk, atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami mendatangi
beliau (Syaikhhul Islam) ,maka dengan hanya memandang beliau dan mendengarkan ucapan
beliau, maka hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti
dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.
📚Al Waabilush Shayyib
hal 48.
Dan juga berkata asy-syaikh sholih alfauzan hafizhahullooh :
فلا يجوز للانسان أن يتساهل في حضورمجالس العلم والسعي اليها لأنخ قد يستفيد فائدة تكون سببا لدخوله الجنة
Tidak boleh bagi seseorang bergampangan(bermudah-mudahan, tak ada antusias dan malas, tambahan penterjemah’) untuk menghadiri majlis
majlis ilmu , dan mengerahkan usaha mendatanginya karena boleh jadi ia mendapatkan satu faidah(berupa ilmu), yang dengan faidah tersebut sebagai sebab masukknya ia kedalam surga Allooh.
📚 Al muntaqo 1/39.
Karena itulah adab yang terpenting harus diperhatikan ketika menghadiri majlis ilmu adalah memperbaiki dan meluruskan niat.
🖊Berkata imam Ibnu Hazm Rohimahulloh :
إِذا حضرت مجْلِس علم فَلا يكن حضورك إِلا حُضُور مستزيدٍ علمًا
وَأَجرًا، لا حُضُور مستغنٍ بِمَا عنْدك طَالبًا عَثْرَة تشيعها أَو غَرِيبَةً تشنِّعها، فَهَذِهِ أَفعَال الأرذال الَّذين لا يفلحون فِي الْعلم أبدًا، فَإِذا حضرتها على هَذِه النِّيَّة فقد حصَّلت خيرًا على كلِّ حَالٍ، وَإِن لم تحضرها على هَذِه النِّيَّة فجلوسك فِي مَنْزِلك
أروح لبدنك وَأكْرم لخُلُقك وَأسلم لدينك
Jika kamu menghadiri sebuah majelis ilmu, maka janganlah kehadiranmu
pada majils Tersebut itu melainkan kehadiran orang yang ingin menambah
ilmu dan pahala.
Bukan kehadiran orang merasa cukup dengan ilmu yang ada padamu,
kehadiranmu hanya untuk mencari-cari ketergelinciran yang akan kamu sebarkan atau keanehan yang akan kamu jelek-jelekkan.
Yang demikian itu adalah perbuatan orang-orang rendahan yang tiada
akan pernah beruntung dalam ilmu selama-lamanya.
Jika kamu menghadirinya dengan niat yang benar tersebut, maka kamu
telah mendapatkan kebaikan di atas setiap keadaan .
Namun jika kamu menghadirinya bukan dengan niat seperti itu (untuk menambah ilmu dan pahala), maka duduknya kamu di rumah lebih nyaman bagi badanmu , dan lebih terhormat untuk akhlakmu dan lebih selamat terhadap agamamu.
📚Mudawwatun Nufus 92.
Dan kehadiran seseorang dimajlis ilmu, bukan untuk berbangga, atau
mengumpulkan faidah ilmu supaya terkenal .
🖊Ibnu Qutaibah rahimahullah (wafat 236H.) berkata:
كان طالب العلم فيما مضى يسمع ليعلم، ويعلم ليعمل، ويتفقه في دين الله لينتفع وينفع, وقد صار الآن يسمع ليجمع،ويجمع ليذكر، ويحفظ ليغلب ويفخر
"Dahulu seorang penuntut ilmu mendengarkan ilmu dengan tujuan untuk mengetahui, setelah mengetahui maka untuk diamalkan,dan mempelajari agama Allah untuk mengambil manfaat
dan memberi manfaat orang lain.Sementara sekarang ini telah berubah
niatnya menjadi;
mendengar ilmu untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya,mengumpulkan agar dikenal,
dan menghafal agar bisa mengalahkan orang lain,dan membanggakan diri."
📚Al-Madkhal al-Mufashshal, 1 / 13
dan lihatlah bagaimana pencerminan adab yang baik dari para ulama
salaf dalam menghadiri majlis ilmu.
🖊Berkata Ahmad bin Sinan mengenai majelis Abdurrahman bin Mahdi, guru Imam Ahmad, beliau berkata:
كان عبد الرحمن بن مهدي لا يتحدث في مجلسه، ولا يقوم أحد ولا يبرى فيه قلم، ولا يتبسم أحد
“Tidak ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi,
tidak ada seorangpun yang berdiri, tidak ada seorangpun yang
mengasah/meruncingkan pena, tidak ada yang tersenyum.”
📚Siyaru A’lamin
Nubala’ 17/161 .
Dan lihat bagaimana para ulama salaf dalam menghormati majlis ilmu
tidak ada yang bicara sedikitpun pada temannya, apalagi membuat
keributan dan kegaduhan dalam majlis ilmi.
🖊Berkata ibnu jam’ah al kinaany rohimahullooh :
"إن يجلس بين يدي الشيخ جلسة الأدب، كما يجلس الصبي بين يدي المقري أو متربعاً بتواضع وخضوع وسكون وخشوع، ويصغي إلى الشيخ ناظراً إليه، ويقبل بكليته عليه، متعقلاً لقوله، بحيث لا يحوجه إلى إعادة الكلام مرة ثانية، ولا يلتفت من غير ضرورة، ولا يسند بحضرة الشيخ إلى حائط أو مخدة أو....ولا يعطي الشيخ جنبه أو ظهره، ولا يعتمد على يده إلى ورائه أو جنبه، ولا يكثر كلامه من غير حاجة، "تذكرة السامع والمتكلم" لابن جماعة
الكناني ص (151-152).
Jika dia duduk dihadapan syaikh seperti duduknya orang yang beradab,
sebagaimana anak kecil duduk dihadapan orang yang membaca alquran atau duduk bersila dengan tawadhu, tunduk, tenang, khusyu, mendengar dengan seksama dengan memandang padanya, menghadap dengan penuh
padanya, dan mencerna perkataannya sehingga tidak butuh untuk diulangi
dua kalinya, tidak menoleh kecuali dalam keadaan darurat, dan tidak
bersandar dengan kehadiran syaikh ke dinding atau bantal ...tidak
memberikan kepada syaikh sisi badannya(tidak berhadapan dengan
syaikhnya) atau membelakanginya, tidak bersandar pada tanganya
kebelakang atau sampingnya, tidak banyak bicara tanpa ada
hajat.
📚tadzkiratu sami’i 151-152.
Jadi siapa yang kurang beradab dalam majlis ilmu , maka keberkahan
ilmu mereka itu kurang , karena sedikit yang mereka bisa ambil faidah
dari yang disampaikan oleh gurunya. Ini adalah suatu kenyataan.
🖊Berkata Al Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr An Namry rahimahullah:
وحقيق على من جالس عالما أن ينظر إليه بعين الإجلال، وينصت له عند المقال، وأن تكون مراجعته له تفهما لا تعنتا، وبقدر إجلال الطالب للعالم ينتفع بما يفيد من علمه.
Sepantasnya bagi orang yang duduk di majelis seorang alim, Untuk
memandangnya dengan pandangan pemuliaan, Dan diam ketika ia berbicara,
Dan pertanyaan yang ia sampaikan kepada alim tersebut untuk memahami sesuatu yang belum jelas baginya bukan untuk menentangnya.
Dan sesuai dengar kadar pemuliaan seorang penuntut ilmu terhadap
seorang alim(gurunya) maka dengan kadar pemuliaannya itu pula , ia
akan mendapatkan manfaat dengan apa yang disampaikan alim tersebut
berupa ilmu.
📚Al Kafi Fi Fiqhi Ahlil Madinah 2/1132.
🖊Berkata Ibnu ‘Addi rahimahullahu;
ﻗَﺎﻝَ ﺍﺑﻦُ ﻋَﺪِﻱ ﺭﺃﻳﺖ ﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻔﺮﻳﺎﺑﻲ ﻳﺤﺰﺭ ﻓﻴﻪ ﺧﻤﺴﺔ ﻋﺸﺮ ﺃﻟﻒ ﻣﺤﺒﺮﺓ ﻭﻛﻨﺎ ﻧﺤﺘﺎﺝ ﺃﻥ ﻧﺒﻴﺖ ﻓِﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻟﻨﺘﺨﺬ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﺪ ﻣﻮﺿع المجلس
Saya melihat majelis Al Firyabi yang mengumpulkan didalamya 15 ribu tempat tinta. Kami butuh menginap (bermalam) di tempat duduk, supaya
kami bisa menjadikan besoknya tempat duduk untuk menghadiri majelis
ilmu.
📚Al Kamil fi dhu’afa Ar Rijal, 6/407.
Al Firyabi' adalah seorang Imam Al Hafidz Muhammad bin Ja'far Al
Firyabi' disandarkan pada kota Firyab, salah satu dari kota yang
terkenal dengan Khurasan dan saat ini masuk kenegara Afganistan, lahir
207 hijriah dan meninggal tahun 301 hijriah.
Imam adz dzahabi berkata: beliau adalah seorang Imam Al Hafidz yang kokoh. Berkata Abu Bakr Al Khotib, beliau adalah Ja'far Al Firyabi' seorang
qodhi di Dinuur, beliau adalah tsiqah terpercaya, hujjah, dan dari bejana ilmu (yang diambil ilmunya oleh para ulama ahli hadits) dan memiliki pengetahuan dan kepemahaman dan beliau telah keliling ke timur dan barat.
📚Siyar A’lam an Nubala (14/98).
Subhanallah! Jadi mereka para ulama terdahulu menghormati dan beradab
terhadap majelis ilmu dengan mem-booking tempat duduk agar bisa duduk ditempat itu esok harinya, sehingga dengan itulah ilmunya mereka berberkah karena menghormati adab adab dalam majlis .
Ini nasehat bagi kita semua sebagai penuntut ilmu, jika pengajian
telah dijadwalkan jam 9 pagi maka seyogyanya sebagai penuntut ilmu
untuk tepat waktu, sebab kita yang butuh ilmu, dan jika bisa mendatangi majelis ilmu sebelum pengajarnya datang, dan jangan menjadikan suatu kebiasaan untuk datang terlambat dalam majelis.
Terkhusus lagi ada sebagian pelajar sengaja memperlambat untuk datang 15 menit setelah pelajaran berlangsung karena takut dan malu jika
tidak bisa menjawab apabila ditunjuk ustadznya atau syaikhnya tentang
pelajaran kemarin dan sebaliknya juga seorang pengajar untuk tepat
waktu dalam mengajar walaupun yang hadir pada jam yang telah
ditentukan cuma beberapa orang dan tidak perlu menunggu yang lain
supaya thullab Ilmi tidak menyangka bahwa pengajar sering telat dan
tidak tepat waktu, dan ini akan timbul presepsi membohongi para
hadirin atau thullab dan ini juga akan membuat thullabul Ilmi senang
untuk datang terlambat karena beranggapan pengajarnya saja datang
terlambat, sehingga menjadi kebiasaan yang jelek, dan jika seorang
pengajar terlambat, molor dari waktu yang telah ditetapkan karena ada
udzur hendaknya meminta minta maaf kepada jamaah.
Allah berfirman
«يا أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود»
”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah olehmu perjanjian itu”
Dan soal yang berkaitan dengan hal ini kita ajukan pada ulama yaman :
السلام عليكم ورحمه الله وبركاته
احسن الله اليك يا شيخنا
قد اتفقنا مع الأستاد ووعدنا على أن الدروس أو التعليم سيبدأ ساعة
ثامنة صباحا، إذا تأخر الأستاذ الى المجلس والجماعة قد ينتظرونه،
هل من الادب للأستاذ يعتذر من الجماعة وطلب العفو منهم⁉
.اذا جاء الأستاذ الى المجلس ساعة ثامنة تماما لكن الذين يحضرون من
طلاب العلم ثلاثة فقط، هل الأستاذ يبدأ الدرس مباشرة أو ينتظر الباقين
من طلاب العلم, علما على أن الأستاذ اذا ينتظر الباقين ، فربما الطلاب يتعودون التأخير للحضور الدرس⁉
فما نصيحتكم يا شيخنا ؟؟
إجابة الشيخ الفقيه حسن بالشعيب
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
[11/8 3:08 PM]
1⃣لا يفعل إلا عند وجود العذر حقًّا
[11/8 3:10 PM]
2⃣نعم يبدأ في الدرس في موعده ولو مع طالب واحد حتى يلتزم المدرس والطلاب الوفاء بالوعد
➖➖➖➖➖➖
Terjemahan soal
Kami telah sepakat bersama seorang ustadz dan menjanjikan pada kami
bahwa pelajaran atau ta'lim akan dimulai tepat jam 8 pagi, dan jika
ustadz terlambat datang kemajlis dan jamaah sedang menunggunya.
1 Apakah merupakan adab terhadap ust untuk minta udzur dan minta maaf
kepada jamaah
2.Jika ust datang kemajelis tepat jam 8 pagi akan tetapi yang baru
hadir 2 atau 3 dari penuntut ilmu, apakah ust langsung mulai pelajaran
atau menunggu yang lain dari para pelajar lain, dan suatu hal yang
diketahui bahwa jika ust menunggu yang lain maka ini kadang akan
membuat pelajar pelajar yang lain terbiasa terlambat untuk menghadiri
pelajaran, apa nasehat kalian wahai syaikh kami?
Jawaban Asy Syaikh Al Faqih Hasan Basy syuaib hafizhohulloohu ta'ala
1⃣ Jangan ia lakukan (minta udzur pada jama'ah akan terlambatnya)
kecuali jika betul betul ada udzur.
2⃣ Iya, ust tersebut mulai pelajaran pada waktu (janji yang telah
disepakati) walaupun baru hadir satu orang agar pengajar dan murid
murid iltizam (komitmen) dalam memenuhi janji.
والحمد لله
Di susun oleh :
Abu Hanan As Suhaily Utsman As Sandakany.
24 Muharram 1440 – 4 Oktober 2018.
Sumber :
https://t.me/Nashihatulinnisa
Komentar
Posting Komentar