Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Jangan engkau bela orang yang jelas di atas kesalahan (edt)

๐Ÿƒ Jangan sampai pembelaanmu terhadap suatu kelompok atau suku, atau kerabat atau siapapun yang jelas jelas  berada di atas kedzholiman, bukan di atas kebenaran. Dari Abdullaah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu ; ู…ู† ู†ุตุฑ ู‚ูˆู…ู‡ ุนู„ู‰ ุบูŠุฑ ุงู„ุญู‚ ูู‡ูˆ ูƒุงู„ุจุนูŠุฑ ุงู„ุฐูŠ ุฑุฏูŠ ูู‡ูˆ ูŠู†ุฒุน ุจุฐู†ุจู‡ Barang siapa yang menolong kaumnya bukan di atas kebenaran, maka dia seperti seekor onta yang jatuh dan diangkat ekornya. ๐Ÿ“š HR Abu Dawud 5117 dan dishohihkan oleh syaikh Al_bany Rohimahullooh baik secara mauquf dan marfu' ๐Ÿ–Š Berkata Asy Syaikh Allaamah Al muhaddits  Muhsin Al Abbad hafidzahullooh ุฃู† ุงู„ู†ุตุฑ ุจุงู„ุญู‚ ุฃู…ุฑ ุณุงุฆุบ، ุจุฃู† ูŠู†ุตุฑ ู‚ูˆู…ู‡ ูˆุบูŠุฑ ู‚ูˆู…ู‡ ุจุงู„ุญู‚، ูˆุฅุฐุง ูƒุงู† ู‚ูˆู…ู‡ ู…ุธู„ูˆู…ูŠู† ูŠู†ุชุตุฑ ู„ู‡ู…، ูˆุฅุฐุง ูƒุงู†ูˆุง ุธุงู„ู…ูŠู† ู…ู†ุนู‡ู… ู…ู† ุงู„ุธู„ู…، Menolong seseorang (suatu kaum) karena kebenaran , adalah perkara yang dibolehkan. Yaitu ia menolong kaumnya dan juga selain kaumnya karena kebenaran. Apabila kaumnya terzholimi maka ia menolong mereka, dan jika kaumnya dzholim, maka ia mencegah dari mereka kedzholiman itu. ูƒู…ุง ู‚ุงู„ ุงู„ุฑุณ

Bantahan terhadap selogan " Diam saat fitnah adalah merupakan bagian dari ilmu, dan siapa yang banyak bicaranya, dialah yang akan menyesal kemudian"

⏳ Bantahan terhadap selogan "  Diam saat fitnah adalah merupakan bagian dari ilmu, dan siapa yang banyak bicaranya, dialah yang akan menyesal kemudian" ๐Ÿ“’soal dari Abu Zubair tanjung pinang "Diam di masa fitnah adalah bagian dari ilmu, tidak semuanya harus kamu komentari, seorang harus melatih dirinya untuk menahan jarinya sebagaimana dia melatih diri untuk menahan bicara. Orang yang banyak diam tidak ada yang menyesal, sedang yang banyak bicara merekalah yang paling banyak menyesal Kemudian." assalaamu 'alaykum betulkah perkataan di atas?. ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’. Dalam tulisan di atas  ada talbis dan kerancuan, di mana dikatakan : ▪️ "diam dimasa fitnah adalah bagian dari ilmu, dan tidak semuanya harus kamu komentari... ๐Ÿ‘‰๐Ÿผ padahal yang benar harusnya dikatakan  : kadang diam di masa fitnah itu merupakan bagian dari ilmu, dan fitnah itu berbeda beda, kadang mengharuskan berbicara dan kadang mengharuskan diam. ๐Ÿ‘‰๐ŸผDan tentang pernyataan di atas,  kami

Apakah kita perlu menjaga niat kita walaupun ibadah tersebut selesai di kerjakan?

Gambar
๐Ÿƒ  Timbul rasa gembira dengan pujian manusia atas dirinya dengan ketaatan yang telah dilakukan, tanpa ada usaha atau mau mencari_cari pujian manusia, apakah termasuk riya' ???? ๐Ÿ“’ Soal dari Abu Hanif Al Batami ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡ Afwan Ustadz mohon di tanyakan kepada para Ulama, apakah riya bisa timbul karena pujian manusia terhadap amal ibadah yang telah selesai kita lakukan semisal sholat, walaupun sholat tersebut selesai di kerjakan apakah kita tetap menjaga niat ikhlas kita tersebut dari pujian manusia. ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’ Dan Ibnu Hibban dalam shahihnya membuat bab sebagai bantahan yang menyangka bahwa itu merupakan riya'. ๐Ÿ–‹️ Berkata Ibnu Hibban rahimahullah : ุฐูƒุฑ ุงู„ุฎุจุฑ ุงู„ู…ุฏุญุถ ู‚ูˆู„ ู…ู† ุฒุนู… ุงู† ู…ุฏุญ ุงู„ู†ุงุณ ุงู„ู…ุฑุก ุนู„ู‰ ุงู„ุทุงุนุฉ ูˆุณุฑูˆุฑู‡ ุจู‡ ู…ู† ุงู„ุฑูŠุงุก . Penyebutan Khabar (dari Rasulullah ) yang membantah pendapat yang menyangka bahwa pujian manusia terhadap seseorang akan ketaatannya dan ia merasa gembira dengannya merupakan riya'. ๐Ÿ“š Shahih Ibnu Hibban 13/72.