MENJAWAB SYUBHAT SEPUTAR PASCA JIHAD DAMMAJ

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Menjawab Syubhat[1] Seputar Pasca Jihad Dammaj

 

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata dalam karya besarnya Ighotsatul Lahafan juz 2 halamanan 165 : “ Pasal : Dan fitnah ada dua macam, Fitnah syubhat (kesamaran) dan dia adalah fitnah terbesar dari dua fitnah dan fitnah syahawat, bagi seseorang terkadang mengumpulkan dua fitnah ini dan terkadang memiliki salah satunya. Fitnah syubuhat disebabkan lemahnya bashiroh (kecerdasan atau kepandaian, perspicacious) dan sedikitnya ilmu terutama jika bercampur dengan rusak niat atau tujuan dan adanya hawa nafsu maka terjadilah kerusakan dan musibah yang besar padanya. Maka silakan anda katakan sekehendak anda tentang kesesatan jeleknya niat yang menjadi hakim baginya hawa nafsu bukan huda (petunjuk) bersamaan dengan lemahnya bashiroh dan sedikitnya ilmu agamanya dan dia termasuk orang yang Alloh katakan :

إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ “Tidaklah mereka mengikuti kecuali persangkaan dan kecondongan nafsunya”. (AnNajm :23) Dan Alloh mengabarkan bahwa mengikuti hawa nafsu dapat menyesatkan seorang dari jalanNya maka Ia berfirman :

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (pengganti nabi-nabi sebelumnya) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.[2]

Dan fitnah ini tempat kembalinya adalah kekafiran dan kenifakan dan dia adalah fitnah orang-orang munafik dan ahli bid’ah sesuai dengan derajat kejelekan bid’ah mereka. Namun semuanya berasal dari fitnah syubuhat yang tersamar atas mereka antara kebenaran dan kebatilan, petunjuk dan kesesatan. Seorang tidak selamat dari fitnah ini kecuali dengan memurnikan dalam mengikuti arrosul dan berhukum dengannya dalam urusan agama yang kecil maupun besar, yang nampak dan tidak nampak, keyakinan dan amalan-amalan, hakikat dan syariatnya, maka ia menerima dari beliau hakikat-hakikat iman dan islam, sifat-sifat, perbuatan-perbuatan dan nama-nama Alloh yang Ia tetapkan dan apa yang Ia hilangkan sebagaimana yang ia menerima dari beliau wajibnya sholat, waktu dan jumlahnya, ukuran nishob zakat dan mustahiqnya, wajibnya wudhu dan mandi junub, dan puasa romadhon. Ia tidak menjadikan beliau seorang rosul dalam satu masalah agama saja bahkan menjadikan rosul dalam tiap masalah yang dibutuhkan umat dalam hal ilmu dan amal, tidak menerima kecuali darinya dan tidak mengambil kecuali darinya. Petunjuk semuanya berputar pada ucapan dan perbuatan beliau dan yang keluar darinya maka kesesatan. Jika hatinya mengikatkan diri dengannya dan berpaling dari apa yang selainnya dan menimbangnya dengan apa yang datang dari rosul, jika sesuai maka ia terima, bukan karena orang tertentu yang mengatakannya bahkan karena mencocokinya dengan risalah rosul dan jika menyelisihinya maka ia tolak siapa pun yang mengatakannya. Inilah orang yang selamat dari fitnah syubhat. Jika hal ini tidak ada pada dirinya maka ia tertimpa oleh fitnahnya sesuai dengan kadar terluputnya perkara ini. Dan fitnah ini terkadang tumbuh dari pemahaman yang rusak dan terkadang dari penukilan yang dusta dan terkadang dari kebenaran yang kuat yang tersembunyi atas seseorang tetapi ia tidak dapat mengambilnya dan terkadang dari tujuan yang rusak dan hawa nafsu yang diikuti. Maka sumbernya kembali kepada butanya mata hati (بصيرة ) dan kerusakan niat.[3]

Pasal : Adapunmodel kedua dari fitnah adalah fitnah syahawat dan Alloh mengumpulkan dua fitnah ini dalam firmanNya :

كَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلَاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“(Keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah meni`mati bagian mereka, dan kamu telah meni`mati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu meni`mati bagiannya (kenikmatan dunia dan syahwatnya), dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya gugur di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi”.(AtTaubah : 69) Yakni mereka menikmati bagian mereka dari kesenangan dunia dan syahwatnya dan mereka mempercakapkan kebatilan yaitu syubuhat. Dalam ayat ini Alloh mengisyaratkan kerusakan hati dan agama berupa menikmati syahwat dan membicarakan kebatilan[4]. Karena kerusakan agama terjadi dengan dua cara yaitu dengan meyakini kebatilan dan berhukum dengannya atau mengamalkan sesuatu yang menyelisihi dalil atau ilmu yang shohih. Yang pertama adalah kebid’ahan dan yang mengikutinya dan yang kedua adalah penyimpangan amal-amal. Yang pertama kerusakan dari sisi syubuhat dan kedua kerusakan dari sisi syahawat. Sehingga salaf dahulu mengatakan,”Hati-hatilah dari dua manusia : pengikut hawa nafsu yang terfitnah oleh nafsunya dan ahli dunia yang terbutakan oleh dunianya”. Dan mereka mengatakan : “ Hati-hatilah dari fitnah orang alim yang jahat dan ahli ibadah yang bodoh karena fitnah keduanya adalah sumber segala fitnah”.

Dan sumber dari segala fitnah adalah lebih mendahulukan akal atas syari’at dan hawa nafsu atas akal. Yang pertama sumber fitnah syubhat dan kedua sumber fitnah syahwat.

Fitnah syubhat dihilangkan denga yakin dan fitnah syahwat ditolak dengan sabar oleh karena itu Alloh ta’ala menjadikan kepemimpinan agama terkait dengan dua perkara :

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

Dan Kami jadikan sebagian dari mereka pemimpin yang menunjuki dengan perintah Kami disebabkan mereka sabar dan yakin terhadap ayat-ayat Kami”. (AsSajadah : 24)

Maka ayat di atas menunjukkan bahwa dengan sabar dan yakin tercapai kepemimpinan dalam agama dan Ia mengumpulkan kedua karakter itu dalam firmanNya yang lainnya :

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Dan mereka saling menasihati dengan kebenaran dan saling dengan kesabaran”. (AlAshr :3). Maka saling menasihati dengan kebenaran dapat menolak syubuhat dan dengan kesabaran dapat menolak syahawat dan Ia mengumpulkan keduanya dalam firmanNya yang lainnya :

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya`qub yang mempunyai amal-amal shalih, ilmu yang bermanfaat, kekuatan dalam ibadah dan mata hati yang kuat”.[5] (Shod :48) Aidi adalah kekuatan hasrat dalam zat Alloh dan abshor adalah melihat perintah – perintah Alloh. Ibnu Abbas berkata , “Yang mempunyai kekuatan dalam ketaatan kepada Alloh dan mengenal Alloh”. AlKalbi berkata,”Yang mempunyai kekuatan ibadah dan mengetahui masalah ibadah”. Mujahid berkata,”Aidi adalah kekuatan dalam taat kepada Alloh dan abshor adalah melihat kebenaran”. Sa’id bin Jubair berkata,”Aidi adalah kekuatan dalam amalan dan abshor adalah mereka melihat dan mengetahui agama mereka”.

Dalam hadits mursal disebutkan,”Alloh mencintai pandangan yang tajam ketika terjadinya syubuhat dan mencintai akal yang sempurna ketika terjadi syahwat”. Maka dengan kesempurnaan akal dan pandangan hati yang tajam tertolak syahwat dan dengan kesempurnaan pandangan yang tajam dan keyakinan tertolak syubhat. Wallohul musta’an.

Alloh ta’ala berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Mulia yang memuliakan orang taat kepadanya dan Maha Bijaksana.”(AtTaubah :71)

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata : “Setelah Alloh menyebutkan sifat-sifat orang-orang munafik yang tercela kemudian menyebutkan sifat-sifat orang-orang beriman yang terpuji yaitu satu sama lain membela dan menguatkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Shohih

“المؤمن للمؤمن كالبنان يشد بعضه بعضا” وشبك بين أصابعه وفي الصحيح أيضا: “مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم، كمثل الجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالحمى والسهر”

Seorang mukmin bagi seorang mukmin yang lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan – dan beliau menggegam jari jemarinya”. Dan dalam kitab Shohih juga disebutkan “ Permisalan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan menyayangi seperti satu badan jiksa salah satu anggota badan sakit maka seluruh badan mersakan sakit dengan panas dan sulit tidur”. (HR.Bukhori no 6011 dan Muslim no 2586 dari sahabat Nu’man bin Basyir rodhiallohu ‘anhu )

Dan Rosululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda mengingatkan kita :

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lainnya tidak membiarkannya dan tidak mendholiminya dan barangsiapa mencukupi kebutuhan seorang muslim maka Alloh mencukupinya dan barangsiapa melepaskan malapetaka dari seorang muslim maka Alloh melepaskan darinya malapetaka dari malapetaka-malapetaka di hari kiamat dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh menutupinya di hari kiamat”. (HR.Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhu)

Rosululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَbersabda : “

(( انصُر أخاك ظالماً أو مظلوماً )) ، قال : يا رسولَ الله ، أنصُرُهُ مَظلوماً ، فكيف أنصره ظالماً ؟ قال : (( تمنعه عنِ الظُّلم ، فذلك نصرُك

“Tolonglah saudaramu dalam keadaan mendholimi atau terdholimi”. Anas bertanya,”Aku (dapat) menolong yang terdholimi, bagaimana aku menolong orang yang mendholimi ? Beliau menjawab,”Kamu cegah dari kedholimannya itulah pertolonganmu kepadanya”. (HR.Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik rodhiallohu ‘anhu)

Dari ayat dan hadits di atas pembaca dapat memahami isinya di antaranya kita diperintahkan saling menolong dengan sesama muslim apalagi ia sebagai ahlus sunnah dan ulama yang para ulama adalah pewaris nabi sebagai perantara antara Alloh dan manusia dalam menyampaikan risalah setelah para nabi maka menolong dan membela kehormatan mereka wajib bagi yang mampu dan haram membiarkan mereka dinjak-injak harga diri dan kehormatannya sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang tidak bertanggung jawab melepas ucapan kotor berupa celaan, hujatan, penghinaan dan ucapan jahat lainnya kepada pembawa bendera sunnah di jaman ini semisal Syaikh Yahya bin Ali AlHajury seolah tidak ada harga dan kehormatannya sama sekali lebih rendah dari binatang ternak. Sungguh ini adalah kedholiman yang melampaui batas yang akan diminta pertanggungjawabannya dari yang mengatakan dan menulis ucapan jahat tersebut bahkan Alloh akan balas dengan segera di dunia kalau tidak segera bertobat. Alloh ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; kamu hanya mendapatkan keni`matan hidup duniawi yang rendah, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan lalu Kami membalasnya”.(Yunus : 23)

Imam Ibnu Katsir berkata : “ Yaitu sesungguhnya yang merasakan kedholiman adalah kalian sendiri tidak seorangpun yang terkena mudhorot selain kamu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits :

ما من ذنب أجدر أن يعجل الله تعالى لصحابه العقوبة في الدنيا مع ما يدخر له   في الآخرة من البغي و قطيعة الرحم ” .

“Tidaklah satu dosa yang lebih pantas disegerakan Alloh siksaannya bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan siksaan yang disimpan di ahirat selain kedholiman dan memutus silaturohmi”. (HR.Bukhori dalam AlAdab, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud dengan sanad shohih sebagaimana disebutkan dalam AshShohihah 2/623). Maka atas dasar ini saya menuliskan jawaban dan bantahan syubhat mereka sebentar lagi Insya Alloh ta’ala.

 

Kemudian saya ingatkan mereka – setelah banyak saudara kita yang memperingatkan – dan untuk saya sendiri berjalanlah di atas manhaj yang benar dari manhaj salaf jangan meniru-niru karakter orang-orang kafir maupun munafik dalam beragama di antara karakter munafik yang kamu contoh tanpa sengaja atau sengaja sebagaimana yang disindir oleh Imam Ibnul Qoyyim di atas dan yang Alloh katakan kisah mereka dalam Qur’an :

يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِنْ يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُمْ بَادُونَ فِي الْأَعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنْبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُمْ مَا قَاتَلُوا إِلَّا قَلِيلًا

“Mereka mengira (bahwa) tentara-tentara yang bersekutu itu belum pergi[6]; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi tidak hadir perang bersama kamu, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu[7]. Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.[8] (AlAhzab :20)

Itulah yang kamu kerjakan selama adanya jihad di Dammaj, menunggu-nunggu dan mencari-cari berita yang sesuai dengan keinginanmu dan dapat menjatuhkan Syaikh Yahya. Di mana mata hati, di mana hati yang lembut di mana perasaanmu ! Kamu lebih jahat daripada Surury yang kamu selalu mengelak darinya. Mereka tidak mencela ulama terang-terangan seperti kamu.

Alloh berfirman :

الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“Orang-orang munafik menunggu-nunggu kekalahan dan punahnya Islam. Ketika terjadi terjadi kemenangan bagi kaum muslimin mereka berkata: “Bukankah kami dahulu bersama kamu[9]?” Dan jika orang-orang kafir mendapat kemenangan (seperti pada perang Uhud) mereka berkata: “Bukankah kami telah menerangkan bahwa kami tetap bersama kamu akan tetapi kami masuk Islam hanyalah agar muslimin kalah dan membela kamu dari orang-orang beriman? ” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kemenangan kepada orang-orang kafir terhadap kaum muslimin”.

Imam Ibnul Qoyyim berkata : “Maksudnya orang-orang munafik selalu mendekati kelompok yang berkuasa atau menang. Di antara umat Islam ada orang yang bersifat seperti mereka, mendekati kelompok atau orang yang berharta walaupun dengan mengemis[10] dan sebaliknya bersikap kasar dan angkuh kepada muslimin yang miskin dan tidak berkedudukan di masyarakat. Akan tetapi selama kaum muslimin menegakkan kebenaran dan tidak ridha terhadap kebatilan pasti orang-orang kafir akan kalah di dunia dengan hujjah dan tidak ditolong di ahirat. (Zubdah, 127 asShawa’qul Mursalah, 4/1393)

Bahkan telah tersebar di kalangan mereka dari pembesar-pembesarnya[11] perkataan tanpa ilmu dan persis ucapan orang kafir musyrik : “Jangan ikuti Hajury nanti jadi miskin atau futhur !” Nah, ternyata itulah uneg-uneg yang tersimpan di hatimu selama kamu menjadi salaf selama ini sejak adanya da’wah salaf sekitar tahun 90 an M, baru kamu munculkan dan yang tersimpan di hatimu lebih mengerikan daripada ini. Kamu jadi salaf ingin kaya tho, pengin jadi saudagar kaya, rumah mewah, istri empat cantik dan pintar, yang semuanya intinya adalah UUD (Ujung-Ujungnya adalah Dunia atau duwit cap soekarno warna merah yang banyak dapat sekarung sehari ). Sehingga kamu dihantui kemiskinan, sangat takut dan dari sini berdampak sangat negatif [12]di antaranya banyak istri-istri yang disuruh KB tanpa alasan yang jelas dengan kilah macam-macam padahal takut miskin. Jadi kalian memang miskin (kasihan – istilah Arab) betul !

Sebagian mereka mengetahui kebenaran ada pada Syaikh Yahya tetapi karena takut dijauhi teman dan hilang mata pencariannya di antaranya bisnis herbal atau buku-buku terjemahan atau gamis dan urusan dunia yang lainnya….[13]

Di antara mereka ada yang mengetahui kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan, kelicikan-kelicikan dan seabreg ahlak buruk dan kerusakan ustadz mereka tidak mau meninggalkanya dengan alasan daripada tidak belajar.

Janganlah kamu suka berprasangka sebagaimana orang-orang musrik dalam beragama yaitu ketika menetapkan sesembahan-sesembahan selain Alloh tanpa ilmu tetapi dengan sangkaan. Alloh ta’ala berfirman :

وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

Mereka tidak mempunyai satu ilmu pun yang benar tentang itu (bahkan kedustaan). Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang persangkaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran”.[14]

Berikut ini syubhat mereka dan bantahannya yang mana syubhat murahan dan tidak bermutu ini pernah dibacakan oleh seorang ustadz di majlis mereka, Batam, ketika mengadakan dauroh yang sebenarnya tidak pantas disampaikan karena isinya yang kotor dan penuh dengan keraguan dan sangkaan. Tapi karena syubhat, haurs dihilangkan supaya hati kita bersih darinya dan tidak berpenyakit seperti hati mereka itu.

Sebagaimana firman Alloh ta’ala :

وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ

“Demikianlah Kami menerangkan ayat-ayat Al Qur’an, supaya jelas jalan orang-orang yang jalan orang-orang yang berdosa dan menyelisihi jalan para rasul”.(AlAn’am : 55)

Bersabda Rosululloh عليه الصلاة والسلام :

(( يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تحريف الغالين وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين ))

“Agama ini dipikul oleh tiap generasi orang-orang adil yang menyingkirkan kitabulloh dari penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, madzhab ahli batil dan penafsiran orang-orang bodoh”. (HR.Hakaim dan Suyuthi dalam Jami AlAhadits dengan sanad shohih)

Sifat mereka itu seperti yang dikatakan Imam Ahmad :

“Orang-orang yang mengikatkan kebatilan bid’ah dan melepaskan ikatan-ikatan fitnah, maka mereka berselisih dalam kitabulloh dan …..mereka berkata tentang agama Alloh, tentang Alloh dan kitabNya tanpa ilmu, menyampaikan kesamaran dan menipu orang-orang yang tidak mengerti dengan apa yang membuat mereka tersamar agamanya. Maka kami berlindung kepada Alloh dari fitnah-fitnah orang-orang yang sesat).(ArRodd ‘Ala Jahmiyah waz Zanadiqoh, 6)

 

Kata pengirim syubhat ini dari : situs binaan AsySyaikh Abu ‘Ammar Ali AlHudzaify hafidhohulloh.

Sebelum saya bantah tulisan picisan ini saya nilai penulis sudah berburuk sangka terlebih dahulu yang berarti dia telah terjerumus ke dalam dosa yang dilarang Alloh dan menyampaikan tanpa sanad seolah dia menyaksikan langsung semua kejadian yang ia tuliskan berlagak seperti reporter.

Alloh ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka buruk terhadap orang-orang beriman, sesungguhnya prasangka buruk kepada mereka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan rahasia orang lain dan janganlah sebahagian kamu menghibahi[15] sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?[16] Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah dalam semua urusanmu. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat bagi yang bertobat dan Maha Penyayang bagi orang yang kembali kepadaNya”.[17](AlHujurot : 12)

Saya katakan, memang kamu tidak tahu malu, menyebut-nyebut dan mengaitkan tulisan di atas dengan situs Syaikh tersebut seolah Syaikh merekomendasi dan menyetujui tulisan di atas. Allohul musta’an ini juga kedustaan yang pertama yang ada di dalam tulisan ini. Judul tulisan :

Beberapa Kejanggalan Sikap-sikap AlHajuri pada perang Dammaj.[18]

Dari judulnya sudah menunjukkan sikap prasangka buruk kepada seorang alim. Dan perang Dammaj bukan sekedar perang tapi jihad tapi kamu beri judul kurang dan tidak mengakui sebagai jihad padahal perang di Dammaj adalah jihad dalam rangka mempertahankan aqidah dan markas ahlussunnah atas serangan Rofidloh tidak sebagaimana yang dikatakan ustadz kalian hanya rebutan gunung mengekor ucapan seorang syaikh tanpa ilmu. Bagaimana bukan jihad mereka sedang di jalan Alloh yaitu menuntut ilmu dan seandainya bukan menuntut ilmu pun termasuk fi sabilillah sebagaimana yang disebutkan Abdulloh bin ‘Amr rodhiallohu ‘anhu aku mendengar nabi صلى الله عليه وسلمbersabda :

سمعت النبي {صلى الله عليه وسلم} يقول من قتل دون ماله فهو شهيد

“Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka mati syahid”. (HR.Shohihaini)

Dan dalam riwayat lain disebutkan :

من قاتل دون ماله فهو شهيد

“Barangsiapa berperang karena membela hartanya dan mati maka ia syahid”.[19](Dikeluarkan dalam Shohiha, AlAlbani”. Andaikata mereka berperang memperebutkan gunung, siapa yang memiliki gunung dan siapa yang mendahului memerangi ? Kalau mereka mati sesuai hadits di atas mati syahid bukan ? Kalau kamu jawab ya, maka kamu rujuk dan sepaham dengan kami jika tidak lalu mereka mati sia-sia dan kamu berkata tanpa ilmu alias persangkaan sebagaimana orang-orang kafir di ayat di atas atau kamu anggap mereka kafir sehingga kematian mereka tidak di jalan Alloh ? Laa ilaha illa Alloh pemahaman apa ini ya hadzaya miskin ?

Penyusup di kalangan ahlus sunnah, untuk mencerai beraikan barisan mereka dan melemahkan kekuatannya, dengan itu membuat musuh dengan mudah menghinakan ahlus sunnah dan merampas harta dan tanah mereka.

Ajib (mengherankan), syaikh Yahya penyusup ? jangan mengada-ada ya hadza, siapa kamu siapa beliau? kemuliaan dan kemasyhurannya sebagai imam ahlus sunnah tidak diragukan lagi di kalangan awam, hali ilmu dan penguasa. Jika seorang telah ditazkiah sebagai imam maka kritikan-kritikan tidak mudah dituduhkan begitu saja sebagaimana diterangkan dalam ilmu jarh wat ta’dil. Ahlus sunnah siapa yang dicerai beraikan barisan, dilemahkan kekuatan dan dirampas harta dan tanah mereka. Lalu siapa yang kamu maksudkan dengan ahlussunnah di sini ? Siapa yang sedang berperang ?[20] Siapa penyusupnya, jangan-jangan kawan-kawanmu atau kawan Luqman seperti AlMari yang pertama kali menggembosi para thullab untuk keluar dan melemahkan semangat belajar di Dammaj. Pernyataan aneh dari otak yang penuh dengan kotoran syubhat (alias ngeres- Jawa). Sebenarnya dari point pertama ini saja syubhatmu tidak layat naik cetak dan disebarkan karena kalimatnya rancu dan kontradiksi.

Memerangi ahlus sunnah salafiyyin. Sebaliknya mau duduk bersama dengan ahlul bid’ah dan hizbiyyah dan orang-orang yang menyimpang seperti Ahmad al-Mu’allilm tokoh besar IM dan yang lainnya. Bahkan dia menyambut para tokoh tersebut dengan sangat ramah.

Ini lagu lama ahlus sunnah dan salafiyyin mana yang diperangi beliau ? Apakah mereka yang berusaha menjatuhkan beliau dari kursinya, atau mencela ahli hadits dunia seperti syu’bah dan sahabat Ka’ab bin Malik, pembela kebatilan setelah datang hujjah yang jelas, berda’wah dengan tasawul, memakai Yayasan yang jelas dalam AD/ART nya tertulis “Berpedoman dengan AlQur’an dan AsSunnah di bawah naungan Pancasila dan UUD 45”, itukah ahlussunnah yang diperangi Syaikh ? Ya. Ahlus sunnah model apa itu ? Duduk-duduk dengan ahli bid’ah, apakah mutlak dilarang duduk-duduk dengan ahli bid’ah ? Mereka sebagai apa, tamu atau mau mengasih syubhat ? apakah kamu tahu isi pembicaraan beliau dengan mereka ? dari siapa sanad beritamu ? Apakah sekedar duduk misal cuma sekali dengan ahli bid’ah bisa dikatakan ahli bid’ah atau penghianatan terhadap manhaj ? Bukankah yang disebut ahli bid’ah itu orang yang berkawan dekat dengannya ? Kalau masalah duduk masih perlu diteliti lebih lanjut jangan gampang menuduh. Masalahnya beliau menerima tamu yang secara dhahir seorang muslim yang harus dihormati dan beliau tidak tahu tamu tersebut ahli bid’ah[21]. Syaikh Muqbil pernah menerima Abdul Majid AzZindani tokoh IM ketika beliau sedang sakit. Maka sekali lagi janganlah menghukumi seseorang hanya dengan persangkaan apalagi jarak jauh tanpa bukti yang otentik dan kuat.

Memusuhi markiz ahlis sunnah dan para pengampunya dari kalangan para ulama dan penuntut ilmu dan mencela mereka pada saat bersamaan, dia mau menerima pemimpin-pemimpin kelompok-kelompok hizbiyyah seperti kelompok ar-Rasyad wal alHikmah, dengan menyambut mereka dengan ramah.

           Memusuhi markiz ahlis sunnah dan para pengampunya dari kalangan para ulama           dan penuntut ilmu dan mecela mereka… ini juga tuduhan batil tanpa bukti yang jelas, ahlus sunnah yang mana ulama yang mana dan penuntut ilmu yang mana….

… pada saat bersamaan, dia mau menerima pemimpin-pemimpin kelompok-kelompok hizbiyyah seperti kelompok ar-Rasyad wal alHikmah, dengan menyambut mereka dengan ramah….sama seperti sebelumnya perlu tabayyun dan sanad yang tsiqoh serta bukti karena ini masalah berita bisa benar bisa salah apalagi berita dari hizbiyyin alias fasiq perlu diteliti dan dikuatkan dengan bukti yang banyak. Alloh ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti,[22] agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang kamu sangka benar yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu karena nampaknya kedustaan orang fasik itu”.[23](AlHujurot : 60)

Di antara kaidah ahli bid’ah sebagaimana yang disebutkan Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al’Abilan adalah :

“Berdalil dengan nukilan-nukilan yang dusta dari ulama mereka atau dari orang-orang yang tidak dikenal atas amalan-amalan ibadah. Itulah manhaj ahli bid’ah dalam memandang dan berdalil atas aqidah mereka yang menjadi faktor terbesar perpecahan umat ini”. (Durusul Manhaj )

Biasanya orang yang terusir dari negerinya paska perang dengan terpaksa kondisinya sangat susah. Namun aneh, si mubtadi’ Yahya alHajuri ini keluar dari perang Dammaj dalam kondisi dia termasuk orang yang terkaya dalam perang tersebut, sehingga ia mampu membeli villa-villa dan berbagai kemegahan dunia lainnya dalam tempo yang sangat singkat sekali pasca terusirnya dia… pertanyaannya : Apakah jutaan harta yang ada di tangan sang hartawan alHajuri ini merupakan harga jual dari sesuatu ? Ataukah memang al Hajuri terhitung dalam jajaran para Milyuner ? Yang jelas kita bersabar. Sebagaimana dikatakan bahwa “Sejarah itu tidak pandang bulu “.

 

Pernyataan ini juga aneh karena keluar dari sisi pandang orang yang aneh yang tidak melihat kekuasaan Alloh bahwa Maha Kuasa Atas segala sesuatu jika Ia berkehendak tinggal mengatakan,”Jadilah ! maka jadilah”. Kamu tahu darimana Syaikh terusir dengan terpaksa ? Berani bersumpah atas kebenaran ucapanmu ? Kalau berani mari turun darat kita bermubahalah kalau beliau terusir dengan paksa. Beliau jihad, bukan terusir tapi diperintah oleh penguasa Yaman, presiden Yaman, agar meninggalkan Dammaj karena diancam akan dihancurkan oleh sekutu (9 negara) kalau tidak mau keluar dari sana. Sebagai rakyat maka beliau haruslah mentaati pemimpin dalam rangka melaksanakan perintah Alloh. Berita ini sudah tersebar luas di situs isnad. net dan darulilmi. Syaikh Muhammad bin Hadi pun meridhoi keluarnya beliau dari Dammaj karena kata beliau penduduk Dammaj lebih mengetahui kondisi dan kemaslahatan mereka, mereka keluar dengan aman harta, jiwa dan kehormatan mereka. Kemudian kalau seandainya beliau terusir dengan paksa, apakah menjadi kaidah yang pasti harus susah ? dari mana kaidah ini ? Tunjukkan hujjahmu jika kamu orang yang benar ! Kamu sebut beliau mubtadi, kebid’ahan apa yang beliau perbuat ? Yang mubtadi’ yang berda’wah dengan tassawul dan memakai Yayasan sebagaimana orang-orang Nasrani, KongHuchu dan kelompok-kelompok kafir lainnya memakai Yayasan atau orang yang berusaha mengembalikan da’wah ke jalan sahabat ? Kamu berani membuktikan ? Buktikan jangan asal ngomong. Kalau tidak maka kamu termasuk dhalim yang segera dibalas kejahatanmu di dunia dan ahirat.

Kamu katakan : “dia termasuk orang yang terkaya”, maksudnya apa, namanya terkaya itu satu saja kamu katakan termasuk kalau termasuk itu berarti ada orang yang lain yang kaya. Kalimatnya rancu pakde !

Sehingga ia mampu membeli villa-villa dan berbagai kemegahan dunia lainnya dalam tempo yang sangat singkat sekali pasca terusirnya dia…”mampu membeli villa-villa ? aneh villa di mana, setahu saya di Yaman itu tidak ada villa. Terserah beliau mau beli apa kenapa kamu suudhon terus. Kalau kamu membaca sejarah Nabi dan sahabatnya sebelum perang mereka dalam keadaan miskin dan setelah perang dan mengalami banyak kemenangan mereka dalam waktu yang singkat juga kaya karena mendapatkan banyak ghonimah, wilayah yang sangat luas dan lain-lainnya. Kamu tahu di antara sahabat ada yang mampu membeli saribu pohon dengan harga 1 dirham tiap pohon untuk kebunnya. Itulah salah satu hikmah jihad.

“… dan berbagai kemegahan dunia lainnya dalam tempo yang sangat singkat sekali pasca terusirnya dia..” ini juga omongan ngelantur kalau tidak bisa ngomong yang baik maka diamlah supaya imanmu sempurna karena di antara ciri orang beriman itu berkata yang baik kalau bisa kalau tidak bisa maka lebih baik diam.

Katanya : “pertanyaannya : Apakah jutaan harta yang ada di tangan sang hartawan alHajuri ini merupakan harga jual dari sesuatu ? Ataukah memang al Hajuri terhitung dalam jajaran para Milyuner ? Yang jelas kita bersabar. Sebagaimana dikatakan bahwa “Sejarah itu tidak pandang bulu“. Sama dengan di atas kenapa kamu menyimpulkan lalu kamu tanyakan sendiri ? Kurang pekerjaan. Aneh. Sekarang memang banyak orang aneh menilai ahli ilmu dan ibadah sebagai aneh karena kondisinya jelas beda jauh dengan dirinya maka ia anggap aneh. Kamu itu sukanya tajassus untuk apa bersabar dalam kebatilan lebih baik koreksi diri untuk menjadi orang sholih. Jangan seperti orang-orang musrik yang bersabar dalam kebatilan dan mengatakan :

وَانْطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ

Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka dari majlis mereka (seraya berkata): “Teruslah kamu pada agamamu dan tetaplah (menyembah) sesembahan-sesembahanmu, sesungguhnya dakwahnya benar-benar suatu hal yang dikehendaki untuk meninggikan kedudukannya atas kita”.(Shod : 6)

Dalam jihad hanya ada dua yang didapat kemenangan dengan banyak ghonimah atau mati syahid, dengarkanlah firman Alloh ini :

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ

Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan, mati syahid atau kemenangan Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami, pembunuhan atau penawanan. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu”.(AtTaubah : 52)

Tidak mustahil pertolongan itu didapat oleh beliau dikarenakan kesabaran beliau selama bertahun-tahun membela sunnah sampai titik darah penghabisan mengorbankan jiwa raga, harta benda untuk berjihad melawan musuh-musuh sunnah. Lihatlah firman Alloh yang mengatakan tentang keutamaan jihad fi sabilillah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (11) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12) وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (13)

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik[24] bagi kamu jika kamu mengetahuinya, 12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar”. 13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya).[25] Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”. (Shoff :10-13) Ayat ini jelas bukan?

Namun sebaliknya Alloh dan rosulnya mencela orang-orang yang meninggalkan jihad fi sabilillah di antaranya akan ditimpa kehinaan.

إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لاينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم

“Jika kamu berjual beli dengan cara ‘inah (semacam riba), memegang ekor-ekor sapi, ridho dengan pertanian dan meninggalkan jihad maka Alloh akan menguasakan kehinaan padamu tidak Ia cabut sampai kamu kembali kepada agama kalian”. (HSR.Abu Dawud, dalam Shohiha, AlAlbani no.11)

Berkata Abuth Thiib dalam ‘Aunul Ma’bud,”Artinya mereka sibuk dengan pertanian pada saat diwajibkan jihad, dan sebab kehinaan itu wallohu a’lam ketika mereka meninggalkan jiwa fi sabilillah yang padanya terapat kemuliaan Islam dan kemenangannya atas semua agama Alloh memperlakukan mereka dengan lawan kemuliaan yaitu dengan turunnya kehinaan lalu mereka berjalan di belakang ekor-ekor sapi setelah mereka menunggangi kuda yang merupakan tempat yang termulia”.

Pada dirimu ada salah satu sifat munafik sebagaimana yang Alloh firmankan :

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa[26], niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.(Ali Imron : 120)

AlImam Ibnu Katsir berkata : “ Ini menunjukkan besarnya permusuhan mereka terhadap orang-orang beriman yaitu jika orang-orang beriman mendapatkan pertolongan dan kemenangan, banyak dan mulia penolong-penolong mereka, orang-orang munafik bersedih hati dan jika kaum muslimin mendapatkan musibah seperti paceklik atau dikalahkan musuh dengan sebab hikmah yang Alloh ketahui – sebagaimana terjadi pada perang Uhud – mereka senang….”.

Sampai kepada kami bahwa si mubtadi’ makhdzul al Hajuri ini keluar dari Dammaj dengan menggunakan Helikopter khusus. Sementara para thullab dan keluarga-keluarga lainnya dalam kondisi sangat mengenaskan dan sangat rendah serta kefakiran yang sangat. Pertanyaannya sekarang : Siapakah yang suci dan mulia ? agama Allah ataukah – Dinding-dinding markiz Dammaj, ataukah – Yahya al Hajuri ??! Kami menginginkan jawaban dari para pengikut al Hajuri si makhdzul.

Sampai kepada kami : Yangjujur saja siapa yang menyampaikan berita kepadamu, kalau yang menyampaikan berita kepada kamu bukan orang tsiqoh jangan sekali-kali menyampaikan berita tersebut. Dari bentuk kalimatmu ini menunjukkan kamu bukan orang jujur dan gentle dan kalau dinilai secara ilmu hadits maka haditsmu terputus karena ada perowi yang tidak disebut nama dan tidak disebut sanadnya siapa. Jangankan dikatakan, sampai kepada kami, perkatan : “Mengabarkan kepada kami orang tsiqoh “ saja dianggap sanadnya lemah karena tidak disebut nama. Maka sebenarnya kamu itu orang matruk yang ditinggalkan haditsnya disebabkan riwayatmu menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang mengalami perang langsung dari kawan-kawan saya di Dammaj ditambah kamu orang dho’if dan majhul karena tidak ada seorang ulama yang merekomendasi kamu.

Dan jawaban kami banyak dan kamu harus bertanggung jawab di dunia dan ahirat atas ucapanmu yang ngawur dan menghina Syaikh dengan si makhdzul. Maka kamulah yang makhdzul orang yang kamu cela demi Alloh jauh lebih baik daripada kamu, saya lihat sendiri ahlak dan ibadahnya maupun karya-karya ilmiahnya, saya belum pernah melihat ustadz-ustadzmu mampu menandinginya. Bukankah kehinaan dan kehancuran Dammaj itu – hususnya pemangkunya – yang kamu kehendaki sebagaimana kehendak Khutsiyyun ? (Jawab dengan jujur). Sekarang keadaan yang kamu impikan sebagiannya telah terjadi kemudian kamu berbalik seolah menyesalkan kejadian ini dan terus memojokkan Syaikh. Jelas ini bukan sikap orang beriman yang tahu takdir Alloh dan tawakkal, ini adalah sikap orang awam atau orang munafik yang tidak pernah ngaji salaf sedikitpun yang sering saya saksikan selama bergaul dengan orang-orang awam, kurang akal, tidak kokoh dalam menilai suatu kejadian, selalu menyalahkan dan mengkambinghitamkan orang lain, merasa benar sebagaimana penonton bola yang tak pernah salah, tidak ada dzikir yang keluar dari pena maupun mulut mereka adanya keluh kesah dan menghujat dikarenakan kurang percaya terhadap ketentuan dan takdir Alloh. Maka terbukalah pintu-pintu setan berupa keluh kesah, malas dan marah. Padahal Alloh dan nabi kita mengajarkan kalau terjadi musibah bersabar dan mengatakan قدر الله ما شاء فعل (Alloh yang telah mentakdirkan, apa yang Ia kehendaki Ia kerjakan) karena berandai-andai membuka pintu-pintu setan.

“احرص على ما ينفعك، واستعِن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا لكان كذا وكذا، ولكن قُل: قدّر الله وما شاء فعل. فإن لو تفتح عمل الشيطان” .

“Bersungguh-sungguhlah mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Alloh dan jangan lemah (malas), jika kamu tertimpa musibah janganlah kamu katakan :’Seandainya aku lakukan demikian dan demikian dan demikian tetapi katakanlah, ‘ Alloh yang mentakdirkan dan apa yang Ia kehendaki Ia kerjakan’, karena berandai-andai membuka pintu-pintau setan”. (HR.Muslim dari Abi Huroiroh rodhialahu ‘anhu).

Ia katakan : ia keluar dari Dammaj dengan menggunakan Helikopter khusus. Sementara para thullab dan keluarga-keluarga lainnya dalam kondisi sangat mengenaskan dan sangat rendah serta kefakiran yang sangat.

Helikopter husus ? kamu heran dengan helikopter ? Mau naik helikopter ? Jadi syaikh dulu baru naik helikopter ! Siapa yang mau menaikkan ke helikopter husus untuk orang macam kamu orang makhdzul dan majhul tak ada nilainya di mata penguasa maupun bukan penguasa. Beliau naik helikopter yang kamu anggap mewah dan tidak pantas itu bukan kehendak beliau tapi kehendak presiden Yaman dan itu hanya salah satu kendaraan dunia yang fana ya hadza, ya miskin dibandingkan dengan kesengsaraan dan tanggungjawab beliau sebagai ulama yang menanggung ribuan murid dari dalam dan luar negeri, kemudian hilangnya sebagian orang-orang yang beliau cintai seperti anak dan mustafid-mustafidnya yang handal helikopter itu tidak ada artinya, naik helikopter dalam keadaan biasa saja tidak nyaman apalagi naik helikopter dalam keadaan musibah sama sekali tidak nyaman. Tapi bagi kamu kalau dinaikkan helikopter setelah menangis kehilangan rumah atau anak istri dan harta benda mungkin sangat girang dan tersenyum lebar dan terlupakan semua musibah yang menimpamu. Karena kamu silau dengan harta benda seperti helikopter.[27] Sungguh memalukan sikap dan pernyataanmu itu. Dan kamu kalau melihat kenikmatan para masyayikh di Dammaj termasuk Syaikh Yahya pasti kamu akan pingsan dan marah. Kamu persis apa yang dikatakan penyair : Seandainya mereka para raja mengetahui kenikmatan yang ada pada kita pasti mereka akan memukul punggung-punggung kita dengan pedang”.

Kamu seperti orang Yahudi yang hasad terhadap kenikmatan orang lain. Alloh ta’ala berfirman :

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) disebabkab karunia yang Allah telah berikan kepadanya?. Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah (jalan hidup) kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar”.[28] (AnNisa : 54)

Dan rosul pun di dalam satu peperangan menikah dan bersenang-senang !

Lihat footnonya, bukankah para ustadzmu ketika dahulu jihad di Ambon makan dan tidur di kasur empuk dan nyaman bahkan ada yang kawin lagi, naik kapal air di kamar VIP atau pulang pergi naik pesawat, sementara para laskar yang mencari dana dengan ngencleng di pinggir-pinggir jalan dengan menahan lapar sampai ada yang sakit hingga meninggal karena sakit ginjal, naik kapal ekonomi yang pengap dan banyak asap rokok bahkan di ahir-ahir jihad mereka makan rumput ?

Bukankah sebagian ustadzmu[29] ketika dauroh nasional ada yang tidak bersedia tinggal di pondok Veteran maunya di hotel dan pulang pergi memakai pesawat sementara para pengikutnya yang susah payah mencari dana dengan tassawul dan hutang sampai ratusan juta rupiah tinggal di kemah-kemah makan seadanya sedangkan ustadz dan syaikhmu makan enak, motong kambing, tertawa terbahak-bahak, rekreasi ke sana ke mari, Tawang Mangu sambil membawa handy cam dan Kali Urang di sana main volli, kenapa kamu tidak protes ?

Katanya : Sementara para thullab dan keluarga-keluarga lainnya dalam kondisi sangat mengenaskan dan sangat rendah serta kefakiran yang sangat. ..mengenaskan, sangat rendah, kefakiran yang sangat ? Apa maksudnya ? Kamu ikut berbela sungkawa atau mengejek ? Bukankah ini yang kamu inginkan ? Mereka tidak ingin dikasihani siapa pun meskipun dalam keadaan seperti yang kamu bayangkan dan tuliskan tapi mereka punya izzah dan sabar tidak meminta-minta kaya ustadz-ustadzmu yang menggalang dana untuk solidaritas Dammaj ternyata dana tidak sampai ke sana. Mereka dikepung 100 hari dalam keadaan tidak ada bahan makanan yang masuk tapi mereka sabar dan tawakkal. Mereka tidak rendah, rendah itu kalau bermaksiat seperti tasawwul, mereka hebat dan mulia. Sekarang saya tahu bahwa ukuruan hina dan rendah menurut kamu dan orang-orang seperti kamu itu karena tidak berharta, miskin, baju compang-camping, kurus kering, kelaparan, sakit-sakitan dan yang semacamnya. Itulah pandangan orang kafir sebagaimana yang Alloh katakan :

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16) كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ

15. Adapun manusia apabila robnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Robbku telah memuliakanku”.[30] 16. Adapun bila robnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Rabbku menghinakanku”. Maka Alloh bantah dengan firmanNya : 17. Sekali-kali tidak seperti yang ia sangka”…,[31] (AlFajr : 15-17).

Maka benar kata Syaikhul Ibnu Taimiyyah semakin ahli bid’ah membantah akan semakin nampak isi hati dan boroknya.

Kamu itu seperti orang yang Yahudi yang kagum terhadap Ibnu Hajar yang naik kuda yang bagus dan gagah serta pakaian mewah lalu dijawab oleh beliau bahwa kemewahan yang ada pada beliau belum ada apa-apanya dibanding dengan kemewahan sorga dan seisinya lalu Yahudi itu masuk Islam . Bedanya kamu pake jubah, berjenggot, ngaku salafy, celana ngatung, berlagak sebagai ahli ibadah dan alim tapi hatinya busuk ….!

Pertanyaannya sekarang : Siapakah yang suci dan mulia ? agama Allah ataukah – Dinding-dinding markiz Dammaj, ataukah – Yahya al Hajuri ??! Kami menginginkan jawaban dari para pengikut al Hajuri si makhdzul.

Dari keterangan di atas semua orang yang membaca naskah ini pasti bisa menjawab pertanyaan tidak bermutu ini. Buat apa kamu membuat syubhat dan kedustaan kemudian kamu lemparkan pertanyaan kepada orang lain, kamu lebih tahu tentang syubhat dan pertanyaanmu yang jelek ini.

Di antara penghianatannya (Yahya al Hajuri) terhadap ahlus sunnah dalam perang Dammaj adalah ketika dia menelpon para pengikutnya yang berada di front tatkala perang sedang berkecamuk dengan sengit, al Hajuri memerintahkan mereka (para pengikutnya) untuk menarik diri (mundur), sehingga membuat punggung-punggung para mujahidin tersingkap dan menjadi sasaran empuk tembakan-tembakan para Rafidhah kafir. Maka terjadilah kekalahan dan jatuh korban terbunuh pada saudara-saudara kita, bahkan sebagian mereka tertawan wallahu a’lam bagaimana kondisi mereka sekarang, tidak diketahui hingga sekarang. Maka jatuhlah wilayah-wilayah ahlus sunnah ke tangan Rafidhah.

Aku berlindung dari ucapanmu ini, kamu memang orang berhati jahat dan bejat. Apakah yang diberbuat oleh Syaikh dalam memimpin perang dan terkadang salah (kalau salah) itu dipastikan sebagai penghianatan ? Selama ini tidak ada berita dari para pemimpin kabilah yang mereka sepakat mengangkat beliau sebagai panglima perang berhianat. Kamu katakan mereka ahlussunnah bukankah kamu kamu katakan mereka itu Haddahy ? Omonganmu itu penuh dengan kontradiksi, sejak kapan kamu rujuk dari pengecapan Haddady kepada ahlussunnah? Atau ada ahlus sunnah lain yang dalam perang ? Kamu katakan mereka mujahidin katanya rebutan gunung kok dikatakan mujahid ? Tidak usahlah kamu korek-korek kesalahan – kalau menurutmu salah padahal belum tentu salah – beliau yang kamu tidak tahu persis. Kamu itu aneh tidak ikut perang, maupun membantu dengan doa atau harta komentar miring terus, dibayar berapa kamu menjadi komentator jihad di Dammaj, apakah kamu mengikuti tiap langkah perang para mujahidin di sana sehingga dengan seenak perutmu berkomentar seolah melihat dan mengalami perang langsung. Banyak orang yang lebih tahu tentang perang ini tetapi mereka beradab menutupi kekuarangan yang terjadi tidak seperti kamu kaya istri Abu Lahab yang suka nyebar fitnah ke sana-kemari. Dari penuturanmu menunjukkan kamu hanya menukil berita sedikit lalu disebarluaskan untuk menghantam Syaikh, dan beliau tidak terkena mudhorot sedikit pun dengan hantaman berita rendahan ini. Kamu seperti dukun yang menerima berita dari setan-setan yang mencurinya dari langit satu berita benar kemudian dicampur dengan 100 kedustaan, kemudian dijual dengan harga murah kepada para pasiennya dan membuat kerusakan di muka bumi. Kamu tidak adil dalam menyebar berita ini dikaranekan banyak berita yang menggembirakan yang kamu sembunyikan seperti kemenangan-kemenangan yang didapat pasukan mujahidin bahkan akhi Abu Ahmad AlLimbori mengabarkan bahwa di tiap pertempuran pasukan mujahidin selalu menang dan kenyataan demikian di pihak musuh lebih banyak kerugian dan kematiannya yang mana ini adalah karunia Alloh. Tapi kamu sembunyikan hanya melihat Syaikh “terusir” meninggalkan Dammaj lalu kamu simpulkan itu sebagai satu kesalahan yang fatal. Maka itu persis orang kafir yang suka menyembunyikan karunia Alloh yang Ia katakan :

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya[32]kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan”.(AnNisa:37)

Berbuatlah adil sebagaimana yang Alloh perintahkan jangan karena kebencianmu kepada mereka lalu kamu tidak adil.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang beriman jadilah kamu orang-orang yang menegakkan keadilan dan menjadi saksi dengan benar dan janganlah kebencian terhadap suatu kaum menjadikan kamu tidak adil dan berbuat adillah sesungguhnya keadilan itu dekat kepada takwa”. (AlMaidah :8)

Janganlah kamu berburuk sangka kepada orang yang taat hanya taklid kepada orang-orang hasad dan makhdzul semacam Luqman dan cs nya yang sekarang mulai ditinggalkan banyak pengikutnya karena telah terbongkar makar-makarnya kepada ahlus sunnah dan Syaikh Yahya hususnya.

Ibnul Muflih dalam Adabusy Syari’ah berkata mengutip ucapan penulis kitab Nihayatul Mubtadiin,”Berbaik sangka kepada orang taat agama adalah baik meskipun tidak wajib hukumnya dan sebaliknya berbaik sangka kepada orang jahat tidak baik meski tidak haram dan arti sabda Nabi :

{ إيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ }

“Hati-hatilah kamu terhadap buruk sangka sesungguhnya ia adalah ucapan yang paling dusta”. Bahwa terus menerus berburuk sangka tidak diperbolehkan. Ibnul Jauzy menyebutkan ucapan Sufyan Tsauri dari para ahli tafsir yaitu dosa sekedar buruk sangka kepada mereka meskipun tidak diucapkan dan beliau menyebutkan ucapan Hakim Abu Ya’la,’Buruk sangka yang dilarang adalah buruk sangka kepada Alloh dan wajib baik sangka kepadaNya. Demikian juga buruk sangka kepada seorang muslim yang lahirnya baik atau adil (taat) dilarang buruk sangka kepadanya dan AlBaghowi menyebutkan bahwa maksud ayat yang melarang buruk sangka kepada orang yang nampaknya baik dilarang dan tidak mengapa buruk sangka kepada orang yang penampilannya buruk”.

Berkata Ibnu Hubairoh,”Tidak halal, demi Alloh, berbaik sangka kepada orang yang menolak maupun menyelisihi syariat”.

Ibnu Abdil Barr berkata,”Tidak halal bagi seorang muslim mendengar dari saudaranya satu kalimat lalu ia berburuk sangka padahal ia menemukan jalan keluar yang baik”.

 

Dia (AlHajuri) hanya memperhatikan diri sendiri, keluarga dan orang-orang dekatnya. Dengan inilah AlHajuri membuat kusam suratnya kepada presiden, yaitu ia minta keluar dengan aman, dirinya dan orang-orang dekatnya dengannya…sementara dia tidak menulis walaupun satu huruf saja –khususnya terkait dengan para tawanan perang berupa permintaan untuk melepaskan para tawanan tersebut dan dikembalikan kepada keluarganya masing-masing…semoga Alloh hitamkan wajahmu wahai Yahya, kamu dan para kronimu,serta para pendukung-pendukungmu.

Ini juga tuduhan aneh, apakah kamu tidak melihat realita keadaan keluarnya mereka dengan aman semua. Kenapa kamu tidak usul pendapatmu kepada Syaikh Yahya kalau tidak bisa langsung ya dengan nelpon, apakah kamu kamu sudah menanyakan tentang yang kamu tuliskan ini kepada syaikh atau kepada yang berkepentingan seperti presiden atau yang mewakilinya dari kalangan pejabat atau dubes Indonesia. Yang jelas hatimu penuh dengan kemarahan, apakah mereka menang atau kalah. Untuk membikin berita tidak seperti caranya asal tulis tidak ada sumber akurat sama sekali. Hati-hati daging ulama itu beracun. Kamu mendoakan kejelekan untuk beliau dan murid-muridnya yang banyak di antara mereka hapal qur’an, Shohih Bukhori dan Muslim, ahli ibadah, maka tunggulah doanya orang-orang yang sedang susah dan terdholimi oleh ucapanmu itu. Apakah presiden juga tidak tahu masalah perang, tawanan perang dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya ? Yang jelas kamu itu orang yang tak jelas, tidak tahu masalah negara dan perang serta urusan orang lain ikut bicara. Ini adalah kesalahan besar, berbicara tanpa ilmu dan bukti.

Alloh ta’ala berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Janganlah kamu berkata apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihata dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (AlIsro : 36)

Imam Ibnu Katsir berkata : “Berkata Ali bin Abi Tholhah, janganlah kamu bertkata tanpa ilmu. Berkata AlUfi : ‘Janganlah kamu menuduh seorang pun tanpa pengetahuan’. Berkata Muhammad bin AlHanafiah : ‘Artinya janganlah kamu menyaksikan persaksian palsu’. Berkata Qotadah,’Janganlah kamu katakan, aku melihat, padahal tidak melihat, aku mendengar padahal tidak mendengar, aku tahu padahal tidak tahu, sesungguhnya Alloh akan menanyakanmu tentang itu semua. Dan kandungan apa yang disebutkan para mufassir tersebut : Alloh ta’ala melarang berbicara tanpa dasar ilmu bahkan sekedar sangkaan juga dilarang sebagaimana Alloh katakan : { اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ } “Dan jauihilah oleh kamu persangkaan sesungguhnya sebagian persangkaan itu dosa”. (AlHujurot : 12). Dalam hadits disebutkan : “إياكم والظن؛ فإن الظن أكذبُ الحديث” “ Hati-hatilah kamu terhadap persangkaan sesungguhnya persangkaan adalah perkataan yang paling dusta”. (HR.Bukhori dalam Shohihnya (7043) dari Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhu) Dalam hadits disebutkan بئس مطية الرجل زعموا..”.”Sejelek-jelek tunggangan adalah persangkaan”.[33] (Tafsir Ibnu Katsir)

 

AthThibi berkata,”Dalam AnNihayah disebutkan, AzZa’mu mirip dengan sangkaan artinya sejelek-jelek kebiasaan seorang menjadikan sangkaan sebagai tunggangan untuk mendapatkan tujuan-tujuannya lalu mengabarkan sesuatu dengan taklid tanpa meneliti kemudian salah dan membiasakan dusta. Demikian dikatakan oleh AlMunawi.

Maksudnya, bahwa berita-berita yang dibangun di atas keraguan dan terkaan bukan kepastian dan keyakinan adalah jelek bahkan seharusnya beritanya ada sanad dan kepastian dan di atas kepercayaan bukan sekedar cerita di atas sangkaan dan perhitungan…” (Aunul Ma’bud Syarah Abu Dawud, 10/472)

 

AlHajuri tidak pernah terdengar darinya bahwa ia mengangkat senjata baik dalam perang ini maupun dalam perang-perang lainnya melawan Rafidhoh, kecuali hanya terdengar teriakan-teriakan saja, atau permintaan tolong kepada organisasi-organasasi nasional seperti lembaga hak-hak kemanusiaan dan organisasi-organisai lainnya. Namun demikian kamu dengar dari sebagian para pendukungnya yang dungu dan tidak mengerti apa-apa itu, berbagi macam sangjungan, gelar-gelar kepahlawanan dan keberanian terhadap Yahya. Wallohul musta’an.

 

Maksud perang ini, yang mana, perang di Dammaj (sesuai judul Syubhatmu) semuanya melawawan Rofidhoh, kamu sejak awal ngomong tak tentu arah dan ngawur. Kalau tak terdengar mengangkat senjata itu wajar dan beliau lebih tahu kemaslahatan dan kemudhorotannya. Beliau harus mengisi dars walau di saat perang, memberi semangat perang dan urusan lainnya yang sangat penting. Dan yang maju di medan perang para wakilnya sesuai dengan kebijaksanaan beliau sebagai panglima dan di antara mujahidin yang terdiri dari para tokoh kabilah dan mustafid serta ulama lainnya tidak ada yang protes atas kebijaksaan tersebut. Apakah kamu pernah mendengar sejak Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali rodhiallohu ‘anhum menjadi kholifah mereka terjun langsung ke medan perang ?

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Katakanlah, bawakan hujjahmu jika kamu orang-orang yang benar “. (AlBaqoroh : 111) Kenapa kamu protes terus dari awal, kamu punya andil apa dalam perang ini. Dan tidak angkat senjatanya beliau termasuk udzur syar’i bahkan mendapatkan pahala karena berniat untuk perang dan bahkan ikut mengatur strategi sebagaimana yang nabi صلى الله عليه وسلم katakan :

عن جابر قال كنا مع النبي {صلى الله عليه وسلم} في غزاة ٍ فقال إن بالمدينة لرجالاً ما سرتم مسيراً ولا قطعتم وادياً إلا كانوا معكم حبسهم المرض وفي حديث وكيع عن الأعمشإلا شركوكم في الأجر

 

Dari Jabir, kami bersama rosululloh صلى الله عليه وسلم dalam satu peperangan lalu bersabda,’Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang tidak kamu berjalan dan menempuh lembah kecuali mereka bersama kamu karena mereka tertimpa sakit. Dan dalam hadits Waki’ dari A’masy,’Kecuali mereka bersekutu bersama kamu dalam pahala”. (HR.Bukhori dan Muslim)

Bagaimana dikatakan tidak ikut perang? Dammaj dan ma’had sendiri adalah medan perang, semua orang yang di dalamnya tentunya terlibat perang dan berjaga-jaga termasuk Syaikh. Siapa yang dungu ? Jadi para thullab dan ulama yang di sana dungu ? Jadi kamu orang yang paling pandai dan mengerti strategi perang ? jadi kamu yang paling pantas digelari pahlawan ? Tidak terima kalau syaikh Yahya dapat gelar itu ? Manusia apa kamu ini ? Jadi yang patutu digelari pahlawan adalah para komentator dan penggalang dana yang tak diketahui rimbanya ke mana dana tersebut ? Kenapa kamu tidak ikut andil membantu perang sebagaimana sebagian ikhwan Indonesia yang ikut perang dengan senjata seadanya dan kelaparan dan sebagian ada yang mati di medan laga dan yang masih hidup diam walaupun mereka tahu kekurangan-kekurangan yang ada tidak seperti kamu. Tidak seperti kamu cuma ngoceh di balik internet, fash bookan dan semacamnya menyebar syubhat ! Seandainya kamu berniat ikut perang pun dapat pahala.

Sebenarnya kamu diam tidak usil dengan tulisanmu, itu kebaikan dan sedekah bagimu tidak mengganggu orang terutama ulama dengan mulutmu yang lancang dan belepotan dengan darah bangkai saudaramu . Aku yakin kamu termasuk orang yang dikatakan Rosul صلى الله عليه وسلم

يا عائشة متى عهدتني فحاشاً إن شر الناس يوم القيامة من تركه الناس اتقاء شره

 

“Ya ‘Aisyah, kapan kamu menjanjikan kejelekan ! Sesungguhnya sejelek-jelek manusia pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan manusia karena takut kejelekannya”. (HR.Bukhori dan Muslim dari Aisyah rodhiallohu ‘anha)

عن أبي سعيد قال قال رجل أي الناس أفضل يا رسول الله قال مؤمنٌ يجاهد بنفسه وماله في سبيل الله قال ثم من قال ثم رجلٌ معتزلٌ في شعبٍ من الشعاب يعبد ربه وفي رواية شعيب عن الزهري يتقي الله ويدع الناس من شره

 

Dari Abi Sa’id rodhiallohu ‘anhu, seorang lelaki bertanya kepada Rosululloh صلى الله عليه وسلمmanusia apa yang paling utama hai rosululloh ?. Beliau menjawab,’Seorang mukmin berjihad dengan diri dan hartanya di jalan Alloh. Kemudian seorang yang mengasingkan diri di sebuah bukit menyembah robnya – dalam riwayat Syu’aib dari Zuhri – bertakwa kepad Alloh dan meninggalkan manusia dari kejelekannya”. (HR.Bukhori dan Muslim)

Perkataannya : Di sana terdapat penghianatan-penghianatan, misi-misi, dan tujuan-tujuan jelek di balik kehancuran dan penarikan mundur pasukan di front-front perlawanan terhadap Rofidhoh yang najis itu. Itu semua akan tersingkap dalam waktu yang dekat biidznillah.

Kamu dengan Syaikh Muhammad bin Hadi lebih alim mana, beliau tidak menghujat dan mengkritik apa yang terjadi dalam perang di Dammaj dan tempat lainnya melawa Rofidhoh baru-baru ini. Sementara kamu yang dungu dan dan pendusta ngomel terus dari awal sampai terahir. Kalau di balik itu semua ada misi jelek dan rusak tidak perlu ditunggu dalam waktu dekat dan jauh sekarang pun bisa dilihat dan didengar. Kamu bisa datang dan menanyakan langsung ke sana mencari sumber yang benar sebagaimana team investigasi kemudian mendapatkan data yang kuat untuk kamu sebarkan atau ambil pelajaran dan sebelumnya kamu tanyakan kepada ulama faforit atau yang kamu anggap paling alim di dunia. Jangan memutuskan hukum dengan sangkaan sementara kamu bukan ahli hukum atau ahli fatwa yang bisa dijadikan sandaran ucapan dan perbuatannya. Laa hau laa walaa quwwata illa billahi.

Alloh ta’al berfirman :

وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Dan apabila suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan datang kepada mereka (muslimin yang lemah imannya), mereka segera menyiarkannya tanpa meneliti terlebih dulu. Dan seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri (orang-orang berakal, pemimpin dan tokoh) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui hukumnya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”.(AnNisa :83)

Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya :”Alloh mengingkari orang yang bersegera menyikapi masalah-masalah sebelum meneliti lalu ia mengabarkan dan menyebarkannya yang terkadang tidak benar beritanya”.

Rosul bersabda : صلى الله عليه وسلم

 

كفى بالمرء كذبا أن يُحدِّث بكل ما سمع

“Cukup dosa bagi seorang yang mengatakan tiap apa yang ia dengar”. (HR.Abu Dawud, Shohih dalam Shohihah, 2025 dan Shohih Abi Dawud, AlAlbani dari Hurairoh rodhiallohu ‘anhu)

عن المغيرة بن شعبة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن قيل وقال أي: الذي يكثر من الحديث عما يقول الناس من غير تَثبُّت، ولا تَدبُّر، ولا تبَيُّن

Dari AlMughiroh bin Syu’bah bahwa rosululloh صلى الله عليه وسلم melarang qola wa qila …(HR.Bukhori dan Muslim)

Yaitu dari apa yang manusia bicarakan tanpa meneliti, merenungi dan minta kejelasan.

Apabila berita itu mengandung kemaslahatan bagi kaum muslimin maka berita itu boleh disebarkan luaskan. Apabila mengandung kemaslahatan akan tetapi banyak kejelekannya maka sebaiknya tidak perlu disebarkan. Hendaknya menyerahkan semua urusan kepada ahlinya. Dan sebelum berbicara dan menyebarkan berita hendaknya berpikir mengandung maslahat atau tidak? (Taisir, AsSa’dy, 154).

 

Kesimpulan :

 

Syubhat-syubhat di atas dilemparkan bukan untuk menasihati umat yang sedang dalam kondisi terpuruk yang membutuhkan kejelasan dan kebenaran tetapi dalam rangka menjatuhkan wibawa ulama, pencari ilmu dan markasnya sekaligus bahkan ahlus sunnah secara umum. Disampaikan dari hati yang busuk, buruk sangka, makar, kesombongan, dendam, dengki, marah, kurang menerima takdir, tanpa bukti yang jelas yang berakibat menyalahkan dan mengkambinghitamkan pihak lain. Isinya hanya menghujat dan menghujat, tidak adil, sportif, takut kritikan dan ketakutan kehilangan pengikut. Dilihat dari caranya penulis banyak memiliki sifat Yahudi dan kaum musrikin sehingga orang-orang yang berakal pasti bisa menilainya sebagai sesuatu yang tidak perlu dihiraukan kecuali orang-orang tertimpa penyakit hati di atas maka bisa tersambar olehnya.

 

Wallohu a’lam bish showab wal hamdulillahi robbil ‘alamiin.

 

Ditulis oleh :
Abu Ya’qub Ahmad Hamdani AlJawi

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Bantahan tersebut di tulis oleh Al Ustadz Abu Ya'qub Ahmad Hamdani حَفِظَهُ اللّٰه setelah ada permintaan dari ikhwah Batam agar Syubuhat tersebut di bantah,

Alhamdulillah Allaah Ta'aala mudahkan untuk kami mengumpulkan bantahan khusus untuk hizbiyyun, semoga bermanfaat bagi kaum muslimin pada umumnya dan khusus nya bagi Ahlussunnah dalam menepis syubuhat dan kedustaan hizbiyyun,
Silahkan Join ke Channel telegram
https://t.me/hujjah_bagi_ahlul_ahwa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ