HUKUM PUASA BAGI ORANG YANG TIDAK SHOLAT

Bagaimanakah puasa orang yang tidak sholat apakah dia mndapatkan pahala puasanya?

Yang rojih dari pendapat Ahlul ‘Ilmi adalah orang yang meninggalkan sholat secara sengaja adalah orang yang kafir dengan kekufuran akbar.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهٍ رَضِيَ اللَّهُ، عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَيْنَ الْعَبْدِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ»

Dari Jâbir bin ‘Abdillâh rodhiyaAllôhu ‘anhuma berkata: bersabda Rosulullôh shollallôhu alaihi wa sallam: “Antara seorang hamba dan kekufuran (terdapat) pada (perkara) meninggalkan sholat.” [HR. Muslim dll]

عَنْ بُرَيْدَةَ  قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ "

Dari Buroidah berkata: aku mendengar Rosulullôh shollallôhu alaihi wa sallam bersabda: “Perjanjian antara kami dan mereka adalah sholat, barang siapa yang meninggalkannya maka ia ia telah kafir.” [HR. Ahmad (22937) dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni dan Al-Wâdi’i.]

عَنْ مَعْقِلٍ الْخَثْعَمِيِّ، أَنَّ رَجُلًا، سَأَلَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ امْرَأَةٍ، لَا تُصَلِّي فَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «مَنْ لَمْ يُصَلِّ فَهُوَ كَافِرٌ»

Dari Ma’qil Al-Khots’amî berkata: ada seorang bertanya kepada ‘Ali bin Abî Thôlib rodhiyaAllôhu tentang seorang perempuan yang tidak mengerjakan sholat, maka ‘Ali rodhiyaAllôhu berkata: “Barang siapa yang tidak melaksanakan sholat, maka dia kafir.” [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.933)]

عَنْ زِرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: «مَنْ لَمْ يُصَلِّ فَلَا دِينَ لَهُ»

Dari Zirr (bin Hubaisy) berkata: ‘Abdullôh (Ibnu Mas’ûd) rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan: “Barang siapa tidak mengerjakan sholat maka tidak ada agama baginya.”  [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.935)]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ فَقَدْ كَفَرَ»

Dari Ibnu ‘Abbâs rodhiyaAllôhu ‘anhuma berkata: “Barang siapa meninggalkan sholat, maka dia telah kafir.” [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.939)]

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ: «لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا صَلَاةَ لَهُ»

Dari Abud Darda’ rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan: “Tidak ada keimanan bagia yang tidak mengerjakan sholat.” [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.945)]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قُلْتُ لَهُ: مَا كَانَ يُفَرِّقُ بَيْنَ الْكُفْرِ وَالْإِيمَانِ عِنْدَكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ»

Dari Jâbir bin ‘Abdillâh Al-Anshôrî rodhiyaAllôhu ‘anhu seorang shohabat Rosulullôh berkata: aku (Mujâhid bin Jabr) bertanya kepadanya: Dengan apa dibedakan antara kekafiran dan iman di sisi kalian dari suatu amalan pada zaman Rosulullôj shollallôhu alaihi wa sallam? Ia berkata: “Sholat”. [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.893)]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: لَمْ يَكُنْ  أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ "

Dari ‘Abdullôh bin Syaqîq rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan: Tidaklah para shohabat Rosulullôh memandang sesuatu perkara dari suatu amalan yang (apabila) ditinggalkan adalah kekufuran selain dari sholat.”  [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.948)]

Sa’îd bin Jubair rohimahullôh mengatakan:

«مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا فَقَدْ كَفَرَ»

“Barang siapa meninggalkan sholat secara sengaja, maka sungguh telah kafir.” [AR. Muhammad bin Nasr Al-Marwazî dalam “Ta’dzîmu Qodris Sholat” (no.919)]

Orang yang meninggalkan sholat juga dihapuskan amalannya.

عَنْ أَبِي مَلِيحٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ بُرَيْدَةَ فِي غَزَاةٍ فِي يَوْمٍ ذِي غَيْمٍ فَقَالَ: بَكِّرُوا بِالصَّلَاةِ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ حَبِطَ عَمَلُهُ "

Dari Abî Malîh berkata: suatu ketika kita bersama dengan Buroidah pada peperangan yang suasana hari itu sedang mendung, maka ia berkata: Segerakanlah untuk sholat. Karena Rosulullôh bersabda: “ Barang siapa meninggalkan sholat ashar maka telah terhapus amalannya.” [HR. Al-Bukhôrî (no.594)]

‘Umar bin Al-Khoththôb mengatakan:

لَا حَظَّ فِي الْإِسْلَامِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ

“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan sholat.” [AR. Mâlik dalam “Al-Muwaththo’” (no.51)].

Dan ketahuilah bahwa orang yang menyia-nyiakan ibadah sholatnya, maka pada perkara ibadah yang lainnya lebih disia-siakan.

عَنْ نَافِعٍ، مَوْلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الَخْطَّابِ كَتَبَ إِلَى عُمَّالِهِ: إِنَّ أَهَمَّ أَمْرِكُمْ عِنْدِي الصَّلاَةُ، مَنْ حَفِظَهَا وَحَافَظَ عَلَيْهَا، حَفِظَ دِينَهُ، وَمَنْ ضَيَّعَهَا، فَهُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ.

Dari Nâfi’, maula ‘Abdillâh bin ‘Umar, bahwasanya ‘Umar bin Al-Khoththôb menulis kepada para pekerjanya: “Sesungguhnya yang paling terpenting dari perkara kalian di sisiku adalah (perkara) sholat. Barang siapa menjaganya serta memeliharanya, maka ia telah menjaga (agamanya), dan barang siapa menyia-nyiakan, maka pada perkara selainnya lebih disia-siakan.” [AR. Mâlik dalam “Al-Muwaththo’” (no.9) dengan sanad yang shohih].

Maka tidak sah puasa maupun ibadahnya orang yang tidak sholat sampai dia bertaubat kepada Allôh.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ.

“Sesungguhnya Allôh hanyalah menerima dari orang-orang yang bertaqwa.” [QS. Al-Maidah:27]

Begitu juga dia tidaklah mendapatkan pahala puasa maupun pahala ibadah yang lainnya ketika ia meninggalkan sholat secara sengaja.

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا.

“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [QS. Al-Furqon:23]

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ.

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allôh disisinya, lalu Allôh memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allôh adalah sangat cepat perhitungan-Nya.”

waAllôhu a’lam bis showâb.

[Abu Muhammad Fuad Hasan bin Mukiyi]

Sumber :
https://t.me/MasjidImamAlWadii

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ