HUKUM MELAKUKAN GERAKAN DI DALAM SHOLAT UNTUK MEMATIKAN HP

💡 *Hukum gerakan diluar gerakan sholat seperti ingin mematikan hp yang sedang berbunyi*

📙 Soal dari Ummu Ismail di grup wa nashihatulinnisa

Bismillah, ada yang titip pertanyaan, apakah kita boleh melakukan gerakan lain dalam sholat selain gerakan2 sholat? Bagaimanakah dengan gerakan mematikan hp yg berbunyi atau bahkan hingga  membaca pesan masuk  ketika sedang  sholat? Jazaakallahu khayraa

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

☄ *Untuk permasalahan ini, terlebih dahulu kita pahami ucapan Syaikh Al Utsaimin dibawah ini.*

‎فضيلة الشيخ ابن عثيمين ، رحمه الله تعالى أن الحركة في الصلاة الأصل فيها الكراهة إلا لحاجة ، ومع ذلك فإنها تنقسم إلى خمسة أقسام :

‎القسم الأول : حركة واجبة.

‎القسم الثاني : حركة محرمة.

‎القسم الثالث : حركة مكروهة.

‎القسم الرابع : حركة مستحبة.

‎القسم الخامس : حركة مباحة.

‎فأما الحركة الواجبة : فهي التي تتوقف عليها صحة الصلاة ، مثل أن يرى في غترته نجاسة ، فيجب عليه أن يتحرك لإزالتها ويخلع غترته ، وذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم أتاه جبريل وهو يصلي بالناس فأخبره أن في نعليه خبثاً فخلعها صلى الله عليه وسلم وهو في صلاته واستمر فيها [ رواه أبو داود، وصححه الألباني في الإرواء 284 ] .

‎ومثل أن يخبره أحد بأنه اتجه إلى غير القبلة ؛ فيجب عليه أن يتحرك إلى القبلة .

‎وأما الحركة المحرمة : فهي الحركة الكثيرة المتوالية لغير ضرورة ؛ لأن مثل هذه الحركة تبطل الصلاة ، وما يبطل الصلاة فإنه لا يحل فعله ؛ لأنه من باب اتخاذ آيات الله هزواً .

‎وأما الحركة المستحبة : فهي الحركة لفعل مستحب في الصلاة ، كما لو تحرك من أجل استواء الصف ، أو رأى فرجة أمامه في الصف المقدم فتقدم نحوها وهو في صلاته ، أو تقلص الصف فتحرك لسد الخلل ، أو ما أشبه ذلك من الحركات التي يحصل بها فعل مستحب في الصلاة ؛ لأن ذلك من أجل إكمال الصلاة ، ولهذا لما صلى ابن عباس رضي الله عنهما مع النبي صلى الله عليه وسلم ، فقام عن يساره أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم برأسه من ورائه فجعله عن يمينه . [ متفق عليه ]

‎وأما الحركة المباحة : فهي اليسيرة لحاجة ، أو الكثيرة للضرورة ، أما اليسيرة لحاجة فمثلها فعل النبي صلى الله عليه وسلم حين كان يصلي وهو حامل أمامة بنت زينب بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو جدها من أمها فإذا قام حملها ، وإذا سجد وضعها [ البخاري ومسلم ]

‎وأما الحركة الكثيرة للضرورة : فمثالها الصلاة في حال القتال ؛ قال الله تعالى : (حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ* فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَاناً فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ) ؛ فإن من يصلي وهو يمشي لا شك أن عمله كثير ولكنه لما كان للضرورة كان مباحاً لا يبطل الصلاة .

‎وأما الحركة المكروهة : فهي ما عدا ذلك وهو الأصل في الحركة في الصلاة ، وعلى هذا نقول لمن يتحركون في الصلاة إن عملكم مكروه ، منقص لصلاتكم ، وهذا مشاهد عند كل أحد فتجد الفرد يعبث بساعته ، أو بقلمه ، أو بغترته ، أو بأنفه ، أو بلحيته ، أو ما أشبه ذلك ، وكل ذلك من القسم المكروه إلا أن يكون كثيراً متوالياً فإنه محرم مبطل للصلاة .

‎وقد ذكر رحمه الله أيضا أن الحركة المبطلة للصلاة ليس لها عدد معين ، وإنما هي الحركة التي تنافي الصلاة ، بحيث إذا رؤى هذا الرجل فكأنه ليس في صلاة ، هذه هي التي تبطل؛ ولهذا حدده العلماء رحمهم الله بالعرف ، فقالوا : " إن الحركات إذا كثرت وتوالت فإنها تبطل الصلاة " ، بدون ذكر عدد معين ، وتحديد بعض العلماء إياها بثلاث حركات ، يحتاج إلى دليل ؛ لأن كل من حدد شيئاً بعدد معين ، أو كيفية معينة ، فإن عليه الدليل ، وإلا صار متحكماً في شريعة الله . [ مجموع فتاوى الشيخ 13/309-311 ]

☄ *Berkata Asy Syaikh al 'Utsaimin _rahimahullaahu ta'ala_*

*Gerakan-gerakan di dalam sholat ,hukum asalnya adalah makruh kecuali kalau ada kebutuhan.*

*Bersamaan dengan itu, gerakan dalam shalat dibagi menjadi lima:*

1⃣ *Gerakan yang diwajibkan.*
2⃣ *Gerakan yang diharamkan.*
3⃣ *Gerakan yang dimakruhkan.*
4⃣ *Gerakan yang disunnahkan.*
5⃣ *Gerakan yang hukumnya mubah (boleh saja).*

1⃣ *Gerakan yang diwajibkan, yang menentukan akan sahnya sholat misalnya adalah ketika seorang yang sedang shalat memperhatikan di penutup kepalanya ada najis, maka ia bergerak untuk menghilangkan dan ia melepas penutup kepalanya tersebut.*

*Hal ini sebagaimana pernah terjadi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika itu datang malaikat Jibril sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat berjama’ah dengan manusia. Lalu Jibril memberitahukan bahwa di sendal beliau ada najis. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepasknya sedangkan beliau sedang shalat dan beliau terus melanjutkan shalatnya. (HR. Abu Daud dan  Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih sebagaimana dalam Al-Irwa’ 284)*

*Contoh lainnya adalah ketika seseorang salah menghadap kiblat lalu ada yang mengingatkan, maka ia harus berpaling atau memutar badannya ke arah kiblat. Gerakan ini adalah wajib.*

2⃣ *Gerakan yang diharamkan adalah gerakan yang terpenuhi tiga syarat:*
*(1)  gerakannya banyak,*
*(2)  berturut-turut, dan
*(3)  dilakukan bukan dalam keadaan darurat.*

*Gerakan semacam ini adalah gerakan yang membatalkan shalat karena tidak boleh dilakukan saat itu. Dan apa yang membatalkan sholat maka tidak halal untuk dilakukan karena perbuatan semacam ini masuk dalam mempermainkan ayat-ayat Allah.*

3⃣ *Gerakan yang disunnahkan adalah gerakan untuk melakukan perbuatan yang sunnah dalam shalat. Seperti misalnya seseorang ketika shalat bergerak untuk meluruskan shaf. Atau ia melihat ada celah yang kosong di depannya, lalu ia bergerak maju ke depan untuk mengisi kekosongan dan yang semisalnya. Perbuatan ini termasuk sunnah dalam shalat karena dalam rangka menyempurnakan shalat.*

*Karena itulah sebagaimana diterangkan dalam hadits takkala Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu, ia berdiri di sebelah kiri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menarik kepala Ibnu ‘Abbas dari belakangnya dan menjadikannya di sebelah kanan beliau. ( Muttafaqun ‘alaih)*

4⃣ *Gerakan yang dikatakan mubah (boleh) adalah*
✔ *gerakan yang sedikit karena ada hajat (butuh) atau*
✔ *gerakan yang banyak karena darurat.*

*Contoh gerakan yang sedikit karena ada hajat adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat sambil menggendong Umamah binti Abil ‘Ash, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Zainab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kakeknya dari ibunya. Ketika i beliau berdiri sambil menggendongnya dan ketika sujud beliau meletakknya. (HR. Bukhari dan Muslim)*

*Adapun gerakan yang mubah, banyak dan dalam kondisi darurat,*

*contohnya adalah shalat dalam keadaan perang. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,*

‎حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ* فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَاناً فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

*“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”*

*Karena orang yang Shalat ketika perang itu bisa sambil berjalan. Orang yang shalat seperti ini tentu gerakannya banyak, namun seperti itu boleh karena dalam kondisi darurat.*

5⃣ *Gerakan yang dimakruhkan adalah gerakan selain yang disebutkan di atas, yaitu hukum asal gerakan (di luar gerakan shalat), adalah dimakruhkan. Oleh karena itu, kita katakan pada orang yang bergerak banyak dalam shalat, gerakannya itu makruh, mengurangi kesempurnaan shalat. Jadi jika ada yang melihat-lihat jam, menggaruk-garuk kepalanya, memegang hidungnya, menyentuh-nyentuh jenggotnya, atau semisal itu, semuanya ini asalnya hukumnya makruh. Kecuali jika gerakan tersebut terlalu banyak dan berturut-turut, maka itu bisa jadi membatalkan shalat.*

*Dan beliau juga menyebutkan
bahwa gerakan yang membatalkan shalat tidak bisa kita katakan bahwa jika melakukan sekian gerakan (dengan jumlah bilangan tertentu), maka shalatnya batal. Yang benar, tidak ada batasan jumlah gerakannya.

Yang terhitung adalah banyak gerakan ,dan  kuantitas banyak yang menafikan (membatalkan) shalat dan itu secara ‘urf (kebiasaan) dinilai sudah terlampau banyak. Jadi jika seseorang dalam shalat bergerak banyak, lalu orang-orang melihatnya, ini seakan-akan bukan orang yang sedang shalat karena banyaknya gerakan yang ia lakukan, maka shalatnya batal.*

*Sebagian ulama menyatakan gerakan yang membatalkan adalah jika minimal tiga kali gerakan. Menyatakan seperti ini tentu butuh dalil. Karena siapa saja yang membatasinya dengan bilangan tertentu atau cara tertentu, harus mendatangkan dalil.*

📚  *Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, 13 /309-311*

┈┉┅━❀🍃🌹🍃❀━┅┉┈

❓ *Dan hal ini kita tanyakan kepada para ulama yaman tentang orang yang sementara sholat, hp yang berada di kantongnya berbunyi maka ia bergerak untuk mematikan suara hpnya agar tidak menyibukkan jamaah dalam sholatnya.
Apakah gerakannya itu hukumnya makruh, mubah atau sunnah??*

‎السلام عليكم ورحمه الله وبركاته

‎احسن الله اليك يا شيخنا

‎رجل فى أثناء صلاة الجماعة فإذا جواله يرن بسبب اتصال من واحد، فيتحرك الرجل يده بإخراج الجوال من جيبه ليطفئ الصوت منه حتى لا يشغل الناس به، هل هذه الحركة  من حركة واجبة أو مندوبة أو مباحة أو مكروهة؟
‎جزاك الله خيرا؟

‎[7/8 04:14] الشيخ حسن بالشعيب: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
‎هذه حركة واجبة والله أعلم وذلك لدفع ما يشغل المصلين

‎[6/8 15:25] الشيخ عبد الحميد: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته مستحبة ومباحة

‎[6/8 14:29] الشيخ عبد الله الإرياني حفظه الله: لا بأس بذلك

‎[7/8 06:03] الشيخ باجمال: هذا مندوب وقد يكون واجبا حتى تحصل الطمانينه

☄ *Asy Syaikh Hasan Basysyuaib _hafizhohulloohu ta'ala_*

*Gerakan ini adalah gerakan yang wajib, yang demikian untuk menolak apa yang membuat manusia tersibukkan*

☄ *Asy Syaikh Abdul Hamid al Hajury _hafizhohulloohu ta'ala_*

*Gerakan tersebut adalah gerakan yang mubah dan disunnahkan (untuk kesempurnaan sholat -pent)*

☄ *Asy Syaikh Abdullah al Iriyani _hafizhohulloohu ta'ala_*

*Itu termasuk gerakan yang tidak mengapa (mubah di lakukan karena ada hajat dan hanya gerakan yang sedikit -pent)*

☄ *Asy Syaikh Bajmal _hafizhohulloohu ta'ala_*

*Gerakan tersebut adalah gerakan yang sunnah dan kadang diwajibkan sampai terwujudkan yang namanya tuma'ninah (ketenangan)*

💡 *Kesimpulan -penterjemah*

*Hukum mematikan hp yang lagi bunyi nada deringnya sementara sholat , walaupun melakukan beberapa gerakan dengan mengeluarkan dari kantongnya, kemudian mencari tombol untuk mematikannya, hukum  paling rendahnya adalah mubah(boleh). Bahkan bisa menjadi sunnah (untuk kesempurnaan sholat) dan bisa wajib(jika hal itu membuat yang lain terganggu, tersibukkan, dan tidak tuma'ninah , apalagi nada deringnya berupa musik atau nyanyian atau nasyid)* Dan sebagian orang  merasa malu untuk mematikan nada deringnya yang lagi bunyi dalam sholat sehingga terus menyibukkan orang lain sampai selesai sholat ataukah dia tidak punya ilmu , sehingga beranggapan dengan gerakan untuk mematikan nada dering membatalkan sholat

Walloohu mus'taan.

✍🏻 Di susun oleh

Abu Hanan As-Suhaily Utsman as Sandakany.

26 Sya'ban   1440 _ 1 Mei   2019

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM 
https://t.me/Nashihatulinnisa

‎🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ