PEMBAHASAN MENGENAI PANGGILAN DENGAN NAMA KUNYA ABU / UMMU
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد:
Memanggil seseorang dengan "kunyah" seperti Abu/Ummu Fulan adalah sesuatu yang dilakukan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam sebagaimana itu juga dilakukan oleh selain beliau.
Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wa sallam berkunyah Abul Qasim, dan para sahabatnya pun dahulu berkunyah, diantara mereka ada yang terkenal dengan kunyahnya seperti Abu Bakar, Abu Dzar, Abu Qotadah, Abu Hurairah dll. Dan ada yang lebih tenar dengan namanya.
Demikian juga para Tabi'in dan tokoh dan ulama' kaum muslimin.
~ Di Indonesia masyarakatnya pun banyak melakukannya, kita bisa dapatkan sebagian memanggil seseorang dengan sebutan itu tanpa memanggil namanya, wahai bapaknya Fulan atau ibunya Fulan, dan ini semakna dengan panggilan wahai Abu Fulan atau Ummu Fulan.
• memanggil dengan menyebut "kunyah" adalah diantara bentuk pemuliaan untuk yang dipanggil. Berbeda dengan Laqob (gelaran) maka digunakan untuk hal yang baik atau buruk.
• Boleh memanggil atau menyebut pelaku dosa, bid'ah bahkan kekufuran dengan kunyah mereka apabila ia tidak dikenal kecuali dengan sebutan itu, atau nama mereka tidak pantas,
Seperti "Abu Lahab" namanya Abdul Uzza , "Abu Thalib" namanya Abdu Manaf dsb.
✏ An Nawawi berkata dalam Al Adzkar 299:
باب جواز تكنية الكافر ، والمبتدع ، والفاسق ، إذا كان لا يُعرف إلا بها ، أو خيف من ذِكره باسمه فتنة
Bab. Bolehnya menyebut kunyah orang kafir, pelaku bid'ah dan orang fasik apabila ia tidak dikenal kecuali dengan sebutan kunyah, atau dikhawatirkan fitnah dengan menyebut namanya.
- قال الله تعالى : ( تبت يدا أبي لهب )
Allah berfirman:
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
واسمه : عبد العزى ، قيل : ذُكر بكنيته لأنه يعرف بها ، وقيل : كراهةً لاسمه حيث جعل عبداُ للصنم .
Dan nama Abu Lahab adalah Abdul Uzza , dikatakan : ia disebut dengan kunyahnya karena ia dikenal dengan sebutan itu,
Ada yang katakan: ia disebut dengan kunyahnya karena buruknya namanya dimana namanya adalah hamba berhala.
• boleh berkunyah dengan selain nama manusia, baik benda mati atau hewan.
Seperti "Abu Turab" dan Turab(tanah) benda mati,
"Abu Hurairah" dan Hurairah kucing.
• boleh berkunyah selain dengan salah satu dari nama anaknya, seperti "Abu Bakar" beliau tidak punya anak yang bernama "Bakar"
• Apabila berkunyah dengan salah satu nama anaknya maka yang Afdhal dengan nama anaknya yang paling besar, dan tidak mengapa jika tidak.
✏ Abu Dawud rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ هَانِئٍ أَنَّهُ لَمَّا وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ قَوْمِهِ سَمِعَهُمْ يَكْنُونَهُ بِأَبِي الْحَكَمِ فَدَعَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ فَلِمَ تُكْنَى أَبَا الْحَكَمِ فَقَالَ إِنَّ قَوْمِي إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ أَتَوْنِي فَحَكَمْتُ بَيْنَهُمْ فَرَضِيَ كِلَا الْفَرِيقَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْسَنَ هَذَا فَمَا لَكَ مِنْ الْوَلَدِ قَالَ لِي شُرَيْحٌ وَمُسْلِمٌ وَعَبْدُ اللَّهِ قَالَ فَمَنْ أَكْبَرُهُمْ قُلْتُ شُرَيْحٌ قَالَ فَأَنْتَ أَبُو شُرَيْحٍ
Telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin nafi' dari Yazid -maksudnya Yazid bin Al Miqdam bin Syuraih dari Bapaknya dari kakeknya yaitu Hani,
Bahwasanya ketika ia datang bersama kaumnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar orang-orang memanggilnya dengan sebutan Abul Hakam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah-lah Al Hakam (penentu hukum) dan hanya kepada-Nya (kita) berhukum. Lalu kenapa kamu diberi gelar Abul Hakam?" Ia menjawab, "Sesungguhnya jika kaumku berselisih dalam satu permasalahan, mereka mendatangiku, lalu aku-lah yang memberi putusan hukum atas perselisihan mereka, dan mereka ridha."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Betapa baiknya ini! Apakah kamu mempunyai anak?"
ia menjawab, "Aku mempunyai anak yang bernama Syuraih, Muslim dan Abdullah."
Beliau bertanya lagi: "Di antara mereka siapa yang paling besar?"
ia menjawab, "Syuraih."
Beliau bersabda: "Kalau begitu kamu adalah Abu Syuraih (bapaknya Syuraih)
Dihasankan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam ash shahih Al Musnad no 1181.
• tidak mengapa ia berkunyah dengan nama anaknya walaupun anaknya itu sudah meninggal. Sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wa sallam berkunyah Abul Qasim dan anaknya itu sudah meninggal.
Al Lajnah Ad Daimah berkata:
الأفضل : أن يكني الإنسان بابنه الأكبر ، سواءً كان حيّاً ، أو ميتاً ، وينادى بتلك الكنية ، ولكن لو كنَّاه أحد بابنه الأصغر ، وناداه بها : فلا إثم عليه ، وسواء كان ابنه الكبير حيّاً ، أم ميتاً .
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد ، وآله وصحبه وسلم " انتهى .
Yang Afdhal seseorang berkunyah dengan nama anaknya yang paling besar, baik anaknya itu masih hidup atau sudah meninggal, dan dipanggil dengan kunyah itu.
Namun apabila ada yang memberinya kunyah dengan nama anaknya yang kecil dan memanggilnya dengan itu maka ia tidaklah berdosa baik anaknya yang besar masih hidup atau sudah mati.
📚 Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 11/487.
• Boleh berkunyah dengan nama anak perempuannya,
✏ An Nawawi rahimahullah berkata dalam Al Adzkar 296:
باب جواز تكنية الرجل بأبي فلانة وأبي فلان والمرأة بأم فلان وأم فلانة -
Bab. Bolehnya pria berkunyah dengan Abu Fulanah dan Abu Fulan dan bolehnya wanita berkunyah dengan Ummu Fulan dan Ummu Fulanah.
اعلم أن هذا كله لا حجر فيه ، وقد تكنى جماعات من أفاضل سلف الأمة من الصحابة والتابعين فمن بعدهم بـ " أبي فلانة " ،
Ketahuilah hal ini tidak ada salahnya, dan sekelompok dari orang-orang mulia salaf baik dari kalangan sahabat, Tabi'in dan yang setelah mereka berkunyah dengan "Abu Fulanah"(nama perempuan)
فمنهم عثمان بن عفان رضي الله عنه له ثلاث كنى : أبو عمرو ، وأبو عبد الله ، وأبو ليلى ، ومنهم أبو الدرداء ، وزوجته أم الدرداء الكبرى
Diantaranya Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu beliau punya 3 kunyah, Abu Amr, Abu Abdillah dan "Abu Laila",
Dan diantaranya Abu Darda' da istri(tua)nya Ummu Darda'...
• bolehnya berkunyah walaupun :
~"ia belum menikah",
~ "belum punya anak"
~ ataupun "ia masih kecil".
Imam Al Bukhari rahimahullah berkata dalam shahihnya:
باب الكنية للصبي وقبل أن يولد للرجل
Bab. Memberi kuniyah anak kecil dan seseorang yang belum punya anak
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ قَالَ أَحْسِبُهُ فَطِيمًا وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abu At Tayyah dari Anas dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok yang paling mulia akhlaknya, aku memiliki saudara yang dipanggil Abu 'Umair
-Perawi mengatakan; aku mengira Anas juga berkata; 'Kala itu ia habis disapih."-
Dan apabila beliau datang, maka beliau akan bertanya: 'Hai Abu Umair, bagaimana kabar si nughair (burung pipitnya). Abu Umair memang senang bermain dengannya.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya.
✏ An Nawawi rahimahullah berkata dalam syarah Muslim ( 14 / 129 ) :
" وفى هذا الحديث فوائد كثيرة جدّاً ، منها : جواز تكنية من لم يولد له ، وتكنية الطفل ، وأنه ليس كذباً " .
Dalam hadits ini terdapat banyak sekali faidah, diantaranya:
Bolehnya kunyah bagi yang belum punya anak, kunyah bagi anak kecil, dan hal ini bukanlah kedustaan.
🔖 Dan hal ini adalah hal yang berlaku baik bagi pria maupun wanita, sebagaimana Aisyah binti Abu Bakar as Shiddiq Radhiyallahu Anhuma dahulu berkunyah dengan Ummu Abdillah dan beliau tidak punya Anak.
والحمد لله رب العالمين
*Faedah dari Al-Ustadz
Abu Ubaiyd Fadhliy Al Bugisi حَفِظَهُ اللّٰه
di majmu'ah روضة الطالبين منكوتانا*
Join Channel :
https://t.me/dars_ustadz_abu_ubaiyd_fadhli
Komentar
Posting Komentar