MAROTIB ILMU BAGIAN 4






TINGKATAN SELANJUTNYA YANG DISEBUTKAN SYAIKH ADALAH MENYAMPAIKAN ATAU MENGAJARKAN ILMU.

                           بسم الله الرحمن الرحيم

MAROTIB ILMU (bagian 4)

Tingkatan selanjutnya yang disebutkan syaikh adalah menyampaikan atau mengajarkan ilmu.

Melihat dan mengamati hadits shohih riwayat Imam Tirmidzi no 2657 yg diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud. Hadits sama yg disampaikan syaikh di awal, pada bagian kalimat ;

“Allah akan memberikan cahaya kepada wajah seseorang yang mendengarkan ucapanku, lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar….."

Hadits ini menjelaskan bahwa setelah seseorang tersebut mendengar dan menghafal ilmu, kemudian dia menyampaikan ilmu tersebut (mengajarkannya) sebagaimana urutan marotib ilmu yg disampaikan oleh Ibnul Qoyyim. Sebagian ulama meletakan tingkatan mengamalkan ilmu lebih didahulukan sebelum menyampaikannya, namun kedua pendapat tersebut hakikatnya adalah sama dimana menyampaikan atau mengajarkan ilmu bisa dikategorikan termasuk kedalam mengamalkan ilmu.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diatas pada kalimat ; "…… kemudian ia menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar..", mengandung makna "Amanah Ilmiah". Sebuah sifat yang mesti ada pada setiap orang yg akan menyampaikan atau mengajarkan ilmu.

Bersifat Amanah Ilmiah yaitu menyampaikan ilmu sebagaimana keadaan sebenarnya, tidak menambah-nambahi, tidak mengurangi apalagi menyembunyikan sebagian ilmu ketika menyampaikan atau mengajarkannya pada manusia disebabkan kepentingan diri dan dunianya. Sehingga mereka hanya menyampaikan yang mereka senangi sesuai dengan keinginannya serta membuang atau menyembunyikan yg tidak mereka senangi atau yang akan merugikan diri serta kepentingan dunia mereka.

Hilangnya sifat amanah ilmiah membuat mereka bersemangat menukil ucapan dan Fatwa ulama yang sesuai dengan keinginan mereka kemudian membuang yang lainnya. Perbuatan ini merupakan sebuah batu sandungan dan penipuan dalam dunia ilmiah, karena kewajiban seseorang itu kalau menukil dan menyampaikan ilmu haruslah dengan penuh amanah, menyampaikan sesuai dengan yang ia dengar.

Seandainya diketahuinya bahwa tidaklah akan membahayakan kalau nantinya dalil tersebut berbeda dengan pendapatnya, karena kewajiban setiap orang adalah untuk mengikuti dalil yang ada. kemudian menyampaikannya kepada umat, sehingga umat ini bisa mengetahui perkara yang sebenarnya dan terbimbing kepada kebenaran.

Kemudian syaikh menjelaskan bahwa "Keberhasilan sebuah umat tergantung pada kebaikan amalnya, dan kebaikan amalnya tergantung pada kebenaran ilmunya, dan kebenaran ilmunya ada manakala ulamanya atau pengemban ilmu bersikap amanah……"

Dan juga ; "Barang siapa yang berbicara pada salah satu bidang ilmu tanpa adanya rasa amanah, maka dia telah mengotori ilmu itu, dan meletakkan batu sandungan di perjalanan umat menuju keberhasilannya"

نسأل الله التوفيق والإخلاص في العلم والعمل

----------------------
28 Jumadil Awwal 1437 H
Dari :Dars kitab Hilya Tholabul ilmi syarh Syaikh Al-Utsaimin bersama Ustadz Abu Zakaria Irham waffaqohullah
Markiz Al-Utsmaniy, Purworejo.


Di rangkum oleh :
Al Akh Abu Muhammad Abdul Hakam waffaqohullah


Faedah di dapat dari kiriman Al Akh Abu Fatih Alpinrangiy waffaqohullah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ