KEBID’AHAN SUMBER PERPECAHAN DALAM ISLAM

🎙KHUTBAH JUM'AH MASJID AL-AMIN
🎙AL-USTADZ ABU 'AMR RIDWAN AL-AMBOONY HAFIDZHOHULLOH
➖➖➖➖➖➖➖➖
KEBID'AHAN ADALAH SUMBER PERPECAHAN DALAM ISLAM

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ , ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ , ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴﻨُﻪُ , ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩ,ُ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ , ﻭَﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ .
ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ , ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ , ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ , ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ .
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ .
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺎﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﺴَﺎﺀَﻟُﻮﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻷََﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴﺒًﺎ .
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳﺪًﺍ ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ .
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ :
ﻓَﺈِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ , ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪْﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ , ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮﺭِ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ , ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ , ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔٌ , ﻭَﻛُﻞُّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

Persatuan di atas al haq dan larangan berpecah-belah, merupakan prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun layak disesalkan, kenyataan yang nampak di kalangan kaum muslimin berbeda dengan ajaran agama yang suci ini. Maka di sini, kami sampaikan sebagian keterangan agama mengenai masalah besar ini.

Allah Ta’ala berfirman,

ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻻَ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺁﺀً ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

bahwa langkah menuju persatuan yaitu dengan berpegang kepada kitab Allah dan Sunnah NabiNya, baik dalam keyakinan maupun perbuatan. Dan jika terjadi perselisihan, maka dikembalikan kepada keduanya.

📋LARANGAN MENGIKUTI AGAMA MUSYRIKIN

Allah Subhanahu wata’ala telah melarang keras kaum muslimin meniru mereka, sebagaimana firman-Nya,

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ {} ﻣِﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓَﺮَّﻗُﻮﺍ ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺷِﻴَﻌًﺎ ۖ ﻛُﻞُّ ﺣِﺰْﺏٍ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺪَﻳْﻬِﻢْ ﻓَﺮِﺣُﻮﻥَ

“Dan janganlah kalian seperti orang musyrik. Orang-orang yang telah memecah belah agama mereka sehingga mereka berkeping-keping dan setiap kelompok menyombongkan diri atas yang lain.” (ar-Rum: 31—32)

📋Memutuskan Perkara Dengan Al Kitab dan As Sunnah.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻭَﺃُﻭْﻟِﻰ ﺍْﻷَﻣْﺮِ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻥ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻰْﺀٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍْﻷَﺧِﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ﺧَﻴْﺮُُ ﻭَﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺗَﺄْﻭِﻳﻼً


Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An Nisa’:59).

📋LARANGAN MENGIKUTI JALAN BIDAH

Allah Ta’ala juga berfirman,

ﻭَﺃَﻥَّ ﻫﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﺫَﺍﻟِﻜُﻢْ ﻭَﺻَّﺎﻛُﻢْ ﺑِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS Al An’am:153).

Berkata Mujahid rahimahulloh (murid ibnu abbas radiyallohu anhuma) yang dimaksud kata jalan-jalan yg lain "assubul" yakni jalan bidah dan syubuhat.

📋BID'AH MERUPAKAN KEMAKSIATAN YANG BESAR

perkataan seorang tabiin bernama Sufyan ats Tsauri:

ﻗﺎﻝ ﻭﺳﻤﻌﺖ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﻳﻤﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻰ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﻳﺘﺎﺏ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻻ ﻳﺘﺎﺏ ﻣﻨﻬﺎ

Ali bin Ja’d mengatakan bahwa dia mendengar Yahya bin Yaman berkata bahwa dia mendengar Sufyan (ats Tsauri) berkata, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ja’d dalam Musnadnya no 1809 dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal 22).

Faktor terpenting yang mendorong seseorang untuk bertaubat adalah merasa berbuat salah dan merasa berdosa. Perasaan ini banyak dimiliki oleh pelaku kemaksiatan tapi tidak ada dalam hati orang yang gemar dengan bid’ah. Oleh karena itu, bagaimana mungkin seorang pelaku bid’ah bertaubat ketika dia tidak merasa salah bahkan dia merasa mendapat pahala dan mendekatkan diri kepada Allah dengan bid’ah yang dia lakukan.

📋SETIAP KEMAKSIATAN PASTI AKAN MENIMBULKAN PERPECAHAN DAN PERMUSUHAN

Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺨَﻤْﺮُ ﻭَﺍﻟْﻤَﻴْﺴِﺮُ ﻭَﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺏُ ﻭَﺍﻟْﺄَﺯْﻟَﺎﻡُ ﺭِﺟْﺲٌ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻞِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻓَﺎﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﻩُ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ ‏( 90 ‏) ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﺃَﻥْ ﻳُﻮﻗِﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢُ ﺍﻟْﻌَﺪَﺍﻭَﺓَ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻀَﺎﺀَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻤْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻴْﺴِﺮِ ﻭَﻳَﺼُﺪَّﻛُﻢْ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻬَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﻨْﺘَﻬُﻮﻥَ ‏( 91 )

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr (minuman keras), judi, berhala, dan mengundi nasib adalah najis yang merupakan perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbu
atan itu agar kalian mendapat kemenangan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al-Maidah: 90-91)

📋PEMBAGIAN BID'AH

Pembagian bid’ah yang dibenarkan ialah yang didasarkan pada bahaya yang ditimbulkannya. Ditinjau dari kadar bahayanya, bid’ah ini terbagi menjadi dua:

✔️Bid’ah Mukaffirah.

✔️Bid’ah Ghairu Mukaffirah.

📋Bid’ah mukaffirah ialah setiap bid’ah yang menyebabkan pelakunya menjadi kafir, keluar dari Islam. Bid’ah ini biasanya berkaitan dengan keyakinan; seperti bid’ahnya orang-orang Rofidhoh / Syi’ah Imamiyyah Al Itsna ‘Asyariah yakni keyakinan mereka adalah Alqur'an ditangan kaum muslimin adalah kurang, jibril adalah pengkhianat. kelompok bid’ahnya yg lain seperti mengingkari takdir Allah (Qadariyyah), dan lain-lain.

📋Sedangkan bid’ah ghairu mukaffirah, ialah bid’ah yang tidak menyebabkan pelakunya menjadi kafir, akan tetapi terhitung berdosa. Dan tentunya dosa satu bid’ah tidak sama dengan dosa bid’ah lainnya, akan tetapi tergantung dari bentuk bid’ah itu sendiri dan keadaan pelakunya. Namun bagaimanapun juga bid’ahnya tetap tertolak, meski orang tersebut melakukannya dengan ikhlas dan berangkat dari kejahilan.

📋ATSAR  ABDULLAH IBNU MAS'UD RADHIYALLOHU 'ANHU
TENTANG PENGINGKARAN BELIAU TERHADAP PELAKU BID'AH

Al-Imaam Ad-Daarimiy dalam Sunan-nya (no. 210) membawakan riwayat sebagai berikut :

ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ، ﺃﻧﺒﺄﻧﺎ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﻗﺎﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺑﻲ ﻳﺤﺪﺙ، ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻗﺎﻝ : ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺠْﻠِﺲُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﺏِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ - ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ - ﻗَﺒْﻞَ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﻐَﺪَﺍﺓِ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺧَﺮَﺝَ، ﻣَﺸَﻴْﻨَﺎ ﻣَﻌَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ، ﻓَﺠَﺎﺀَﻧَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﻣُﻮْﺳَﻰ ﺍﻟْﺄَﺷْﻌَﺮِﻱُّ - ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ - ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺃَﺧَﺮَﺝَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﺃَﺑُﻮ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻗُﻠْﻨَﺎ : ﻟَﺎ، ﺑَﻌْﺪُ . ﻓَﺠَﻠَﺲَ ﻣَﻌَﻨَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺧَﺮَﺝَ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺧَﺮَﺝَ، ﻗُﻤْﻨَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺟَﻤِﻴْﻌًﺎ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺃَﺑُﻮ ﻣُﻮﺳَﻰ : ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ، ﺇِﻧَّﻲ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺁﻧِﻔًﺎ ﺃَﻣْﺮًﺍ ﺃَﻧْﻜَﺮْﺗُﻪُ ﻭَﻟَﻢْ ﺃَﺭَ - ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ - ﺇِﻟَّﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ . ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻫُﻮَ ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻥْ ﻋِﺸْﺖَ ﻓَﺴَﺘَﺮَﺍﻩُ . ﻗَﺎﻝَ : ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺣِﻠَﻘًﺎ ﺟُﻠُﻮْﺳًﺎ ﻳَﻨْﺘَﻈِﺮُﻭْﻥَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺣَﻠَﻘَﺔٍ ﺭَﺟُﻞٌ، ﻭَﻓِﻲْ ﺃَﻳْﺪِﻳْﻬِﻢْ ﺣَﺼًﺎ، ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﻛَﺒِّﺮُﻭﺍ ﻣِﺌَﺔً، ﻓَﻴُﻜَﺒِّﺮُﻭْﻥَ ﻣِﺌَﺔً، ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﻫَﻠِّﻠُﻮﺍ ﻣِﺌَﺔً، ﻓَﻴُﻬَﻠِّﻠُﻮﻥَ ﻣِﺌَﺔً، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺳَﺒِّﺤُﻮﺍ ﻣِﺌَﺔً، ﻓَﻴُﺴَﺒِّﺤُﻮﻥَ ﻣِﺌَﺔً . ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎﺫَﺍ ﻗُﻠْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺍﻧْﺘِﻈَﺎﺭَ ﺭَﺃْﻳِﻚَ ﺃَﻭِ ﺍﻧْﺘِﻈَﺎﺭَ ﺃَﻣْﺮِﻙَ . ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺃَﻣَﺮْﺗَﻬُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﻌُﺪُّﻭﺍ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻬِﻢْ، ﻭَﺿَﻤِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻳَﻀِﻴْﻊَ ﻣِﻦْ ﺣَﺴَﻨَﺎﺗِﻬِﻢ، ﺛَﻢَّ ﻣَﻀَﻰ ﻭَﻣَﻀَﻴْﻨَﺎ ﻣَﻌَﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺗَﻰ ﺣَﻠَﻘَﺔً ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﺤِﻠَﻖِ، ﻓَﻮَﻗَﻒَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻫَﺬﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺃَﺭَﺍﻛُﻢْ ﺗَﺼْﻨَﻌُﻮْﻥَ ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺣَﺼًﺎ ﻧَﻌُﺪَّ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴْﺮَ ﻭﺍﻟﺘَّﻬْﻠِﻴﻞَ ﻭَﺍﻟﺘَّﺴْﺒِﻴْﺢَ . ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻌُﺪُّﻭﺍ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ، ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺿَﺎﻣِﻦٌ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻳَﻀِﻴْﻊَ ﻣِﻦْ ﺣَﺴَﻨَﺎﺗِﻜُﻢْ ﺷَﻲْﺀٌ ﻭَﻳْﺤَﻜُﻢْ ﻳَﺎ ﺃُﻣَّﺔَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻣَﺎ ﺃَﺳْﺮَﻉَ ﻫَﻠَﻜَﺘﻜُﻢْ ! ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺻَﺤَﺎﺑَﺔُ ﻧَﺒِﻴِّﻜُﻢْ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣُﺘَﻮَﺍﻓِﺮُﻭْﻥَ، ﻭَﻫَﺬِﻩِ ﺛِﻴَﺎﺑُﻪُ ﻟَﻢْ ﺗَﺒْﻞَ، ﻭَﺁﻧِﻴَﺘُﻪُ ﻟَﻢْ ﺗُﻜْﺴَﺮْ، ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔٍ ﻫِﻲَ ﺃَﻫْﺪَﻯ ﻣِﻦْ ﻣِﻠَّﺔِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻭْ ﻣُﻔْﺘَﺘِﺤُﻮ ﺑَﺎﺏِ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ، ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺩْﻧَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ . ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻣُﺮِﻳْﺪٍ ﻟِﻠْﺨَﻴْﺮِ ﻟَﻦْ ﺗُﺼِﻴْﺒَﻪُ، ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﻥَّ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﻳَﻘْﺮَﺅُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻟَﺎ ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ، ﻭَﺍﻳْﻢُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱْ ﻟَﻌَﻞَّ ﺃَﻛْﺘَﺮَﻫُﻢْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ، ﺛُﻢَّ ﺗَﻮَﻟَّﻰ ﻋَﻨْﻬُﻢْ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺑْﻦُ ﺳَﻠَﻤَﺔَ : ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ﻋَﺎﻣَّﺔَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟْﺤِﻠَﻖِ ﻳُﻄَﺎﻋِﻨُﻮﻧَﺎ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻨَّﻬْﺮَﻭَﺍﻥِ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﺨَﻮَﺍﺭِﺝِ .

“Telah memberi khabar kepada kami Al-Hakam bin Al-Mubaarak : Telah memberitakan kepada kami ‘Amru bin Yahya, ia berkata : Aku mendengar ayahku meriwayatkan hadits dari ayahnya, ia berkata : Sebelum shalat shubuh, kami biasa duduk di depan pintu ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu. Jika dia sudah keluar rumah, maka kami pun berjalan bersamanya menuju masjid. Tiba-tiba kami didatangi oleh Abu Musa Al-Asy’ariy radliyallaahu ‘anhu, seraya bertanya :

“Apakah Abu ‘Abdirrahman (‘Abdullah bin Mas’ud) sudah keluar menemui kalian ?”. Kami menjawab : “Belum”. Lalu dia pun duduk bersama kami hingga ‘Abdullah bin Mas’ud keluar rumah.
Setelah dia keluar, kami pun bangkit menemuinya. Abu Musa berkata :
“Wahai Abu ‘Abdirrahman, tadi aku melihat kejadian yang aku ingkari di masjid, namun aku menganggap – segala puji bagi Allah – hal itu adalah baik”. Kata Ibnu Mas’ud : “Apakah itu ?”.
Abu Musa menjawab : “Jika engkau berumur panjang, engkau akan mengetahui. Ada sekelompok orang di masjid, mereka duduk ber-halaqah sedang menunggu shalat. Setiap kelompok dipimpin oleh seseorang, sedang di tangan mereka terdapat kerikil. Lalu pimpinan halaqah tadi berkata : ‘Bertakbirlah seratus kali’, maka mereka pun bertakbir seratus kali. ‘Bertahlillah seratus kali’, maka mereka pun bertahlil seratus kali. ‘Bertasbihlah seratus kali’, maka mereka pun bertasbih seratus kali”. Ibnu Mas’ud bertanya :
“Lalu apa yang engkau katakan kepada mereka ?”. Abu Musa menjawab : “Aku tidak berkata apa-apa hingga aku menunggu apa yang akan engkau katakan atau perintahkan”.
Ibnu Mas’ud berkata : “Tidakkah engkau katakan kepada mereka agar mereka menghitung kesalahan mereka dan kamu jamin bahwa kebaikan mereka tidak akan disia-siakan”.
Lalu Ibnu Mas’ud berlalu menuju masjid tersebut dan kami pun mengikuti di belakangnya hingga sampai di tempat itu. Ibnu Mas’ud bertanya kepada mereka :
“Benda apa yang kalian pergunakan ini ?”. Mereka menjawab : “Kerikil wahai Abu ‘Abdirrahman. Kami bertakbir, bertahlil, dan bertasbih dengan mempergunakannya”.
Ibnu Mas’ud berkata : “Hitunglah kesalahan-kesal
ahan kalian, aku jamin kebaikan-kebaikan kalian tidak akan disia-siakan sedikitpun. Celaka kalian wahai umat Muhammad ! Betapa cepat kebinasaan/penyimpangan yang kalian lakukan. Para shahabat Nabi kalian masih banyak yang hidup. Sementara baju beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga belum lagi usang, bejana beliau belum juga retak. Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya ! Apakah kalian merasa berada di atas agama yang lebih benar daripada agama Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam

, ataukah kalian akan menjadi pembuka pintu kesesatan ?”.
Mereka menjawab : “Wahai Abu ‘Abdirrahman, kami tidaklah menghendaki kecuali kebaikan”.
Ibnu Mas’ud menjawab : “Betapa banyak orang yang menghendaki kebaikan namun ia tidak mendapatkannya. Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada kami : ‘Akan ada segolongan orang yang membaca Al-Qur’an, namun apa yang dibacanya itu tidak melewati kerongkongannya’. Demi Allah, aku tidak tahu, boleh jadi kebanyakan dari mereka adalah sebagian di antara kalian”.
‘Amr bin Salamah berkata : “Kami melihat mayoritas diantara orang-orang yang ikut dalam halaqah itu adalah orang yang menyerang kami dalam Perang Nahrawaan yang bergabung bersama orang-orang Khawarij” [selesai].

🌷Setiap Pelaku bid'ah dizaman sekarang selalu mengutarakan alasan tentang amalan bid'ah yang mereka lakukan yakni "Kami Hanya Menginginkan kebaikan dengan Perbuatan ini"  baik itu jamaah maulidan, jamaah isra mi'raj maupun jama'ah yang ingin tegakkan khilafah islamiyyah.

📋DEMOKRASI (PEMILU) BUKAN JALAN ISLAM INI TERMASUK BID'AH

🔹Pemilihan umum Termasuk sistem demokrasi pula, oleh karena itu diharamkan, sebab orang yang dipilih dan yang memilih untuk memegang kepemimpinan umum atau khusus tidak disyaratkan memenuhi syarat-syarat yang sesuai syariat. dan cara ini banyak menjangkiti para aktifis islam, bahwa ini adalah salah satu jalan untuk mencapai kekuasaan dan ada diantara mereka melakukan ini dengan niatan ibadah kepada Allah ta'ala dan ini adalah perilaku Bid'ah yang sudah dilarang dan dinasehati oleh 'ulama ahlussunnah wal jama'ah.

Semoga Allah menyelamatkan Amalan-amalan kita dari perbuatan-perbuatan bid'ah Aamiin.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Wallohu a'lam bish-showaab
wal-hamdulillah

13 jumadil ula 1438
📒Ditulis oleh akhukum Abu Muhammad Al ambooniy Semoga Allah memaafkannya.


Sumber :
https://t.me/markiz_silale/597 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ