*Wajib Bagi Makmum Membaca Al Fatihah, Baik diSholat Jahriyyah Maupun Sirriyyah*
Wajibkah ma'mum membaca alfatihah ketika sholat berjama'ah?
JAWAB:
Hukum membaca Al-Fâtihah adalah rukun dari rukun-rukun sholât dan diwajibkan pada setiap roka’at, berdasarkan hadits ‘Ubâdah bin Ash-Shômit rodhiyaAllohu anhu, bahwasanya Rosûlullôh shollallôhu alaihi wa sallam bersabda:
*﴿ لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ ﴾*
_*“Tidak dianggap sholât bagi orang yang tidak membaca surat Al-Fâtihah.”*_ [HR. Al-Bukhôrî (no.756) Muslim (no.394) Al-Humaidi (no.386) Ahmad (5/314) Abu Dawud (no.822) An-Nasa’I (2/137) Ibnu Majah (no.837) Ad-Darimi (1/283) Ibnu Khuzaimah (no.488) Ad-Daruquthni (1/321) Abu ‘awwanah (2/124-125) Al-Baihaqi “dalam sunan” (2/34) Al-Baghowi (no.576) Asy-Syâfi’î dalam “Al-Umm” (no.206) dan dalam “Musnad”nya (1/75) dari jalur Az-Zuhri dari Mahmud bin Ar-Robi’, dari ‘Ubbadah bin Ash-Shomit secara marfu’.]
📜 Berkata Abû ‘Umar Ibnu ‘Abdil Bar Al-Andalusî rohimahulloh: “Maka ditetapkan dengan nash ini tentang wajibnya membaca Al-Fâtihah pada setiap sholât bagi siapa saja yang mampu melakukannya.” lihat At-Tamhîd (3/157)
Makna sabda Nabi ﷺ _“Lâ Sholâta”_: “yakni mencakup semua sholât, yang wajib maupun yang sunnah, dan sholât yang mempunyai rukû’, begitu pula sholât yang tidak ada rukû’ dan sujûd, misalkan sholât jenazah.” Lihat Syarh Al-Bukhôrî, Syaikh ‘Utsaimîn (3/240)
*Permasalahan*: _Apakah diwajibkan membaca Al-Fâtihah pada setiap roka’at?_
Telah berpendapat mayoritas ‘ulamâ tentang wajibnya membaca Al-Fâtihah pada setiap roka’at, mereka berdalîl dengan hadîts yang mengkisahkan orang yang jelek sholâtnya, dan Nabi ﷺ bersabda:
*﴿… ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِيْ صَلاَتِكَ كُلِّهَا ﴾*
_*“Kemudian kamu melakukan yang demikian itu pada sholâtmu seluruhnya.”*_ HR. Al-Bukhôrî (no.715) Muslim (no.397) Ahmad (no.9352) Abû Dâwud (no.856) At-Tirmidzî (no.303) An-Nasâ’î (no.884) Ibnu Mâjah (no.1060)
Adapun makna sabda Nabi ﷺ : _“Tsummaf‘al dzâlika”_ yang diisyaratkan didalamnya adalah membaca bacaan dalam sholât, rukû’, bangkit dari rukû’, sujûd, bangkit dari rukû’, sujûd kedua kalinya, kemudian bangkit untuk berdiri, adapun takbîr itu tidak masuk kedalamnya karena hanya untuk ihrôm (pengharoman) saja. Lihat Fath Dzil Jalâli wal Ikrôm, Syaikh ‘Utsaimîn (3/12-13)
➡ Dan berpendapat Ibrôhîm An-Nakho’î, Ats-Tsaurî dan Abû Hanîfah tentang tidak wajibnya membacanya kecuali pada dua roka’at yang awal sebagaimana diriwayatkan dari ‘Alî rodhiyaAllohu anhu bahwasanya dia berkata:
*﴿اقْرَأْ فِيْ الأُولَيَيْنِ وَسَبِّحْ فِي الأُخَرَيَيْنِ﴾*
_*“Bacalah pada dua yang awal dan bertasbihlah pada dua yang terakhir.”*_
➡ *Dan pendapat yang benar adalah pendapat jumhûr*, dan yang menguatkan pendapat jumhur adalah hadits Abu Qotadah rodhiyaAllohu anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ فِيْ الأُوْلَيَيْنِ بِأُمِّ الكِتَابِ وَسُوْرَتَيْنِ وَفِيْ الرَّكْتَعَيْنِ الأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ الكِتَابِ ، وَيُسْمِعْنَا الآيَةَ ، وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكْعةِ الأُولَى مَالاَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ، هَكَذَا فِي العَصْرِ، وَهَكَذَا فِي الصُّبْحِ
_“Bahwasanya dulu Nabi shollallôhu alaihi wa sallam membaca pada sholât dzuhur pada dua roka’at yang awal dengan Al-Fâtihah dan dua surat, dan pada dua roka’at yang terakhir membaca dengan Al-Fâtihah, dan terkadang-kadang beliau memperdengarkan kepada kami ayat, dan beliau memanjangkan roka’at pertama yang mana tidak memperpanjangnya pada roka’at kedua, dan ini beliau lakukan pada sholât Ashr dan begitu juga sholât shubuh.”_ HR. Al-Bukhôrî (no.776) dan ini lafadznya. Muslim (no.451)
*Permasalahan:* _Hukum membaca Al-Fâtihah bagi ma’mûm!!!_
➡ Pada permasalahan ini ada 3 pendapat;
1⃣ *Seorang ma’mum tidak membaca Al-Fatihah sama sekali,* sama saja apakah dia disaat sholât siriyyah (tidak dikeraskan) atau jahriyah (yang dikeraskan) sebagaimana hadîts Jâbir:
*﴿مَنْ كَانَ لَهُ إِمَامٌ فَإِنَّ قِرَاءَةَ الإِمَامِ لَهُ قِرَاءَةً﴾*
_*“Barang siapa yang ada padanya seorang Imâm, maka bacaan Imâm adalah bacaannya.”*_ HR. Ibnu Mâjah (no.850) Dan ini adalah pendapat Sufyân Ats-Tsaurî, kebanyakan dari Ashhâbul Kûfah, dan ini adalah madzhab Abû Hanîfah.
2⃣ *Bahwasanya seorang ma’mûm membaca pada sholât siriyyah, dan tidak membaca Al-Fâtihah pada sholât jahriyah,* berdalîlkan dengan firman Allôh ta'ala:
(وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ)
_“Dan apabila dibacakan Al-Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”_ [QS. Al-A’rof:204]
ini adalah pendapat Az-Zuhrî, Mâlik, ‘Abdullôh bin Al-Mubârok, Ahmad bin Hanbal, Ishâq, Asy-Syâfi’î dalam “Al-Qodîm”, Muhammad murid Abî Hanîfah dan ini yang dipilih oleh Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
3⃣ *Bahwasanya Ma’mûm membaca pada sholât siriyyah serta membaca Al-Fâtihah pada sholât jahriyah* dengan keumuman hadîts-hadîts tentang permasalahan ini, ini adalah pendapat Makhûl, Al-Auza’î, Ibnu ‘Aun, Al-Auza’î, Abî Tsaur dan ini madzhab Al-Bukhôrî.
📜 Syaikhuna Muhammad bin Hizâm hafidzohullôh berkata: *“Pendapat yang terakhir adalah pendapat yang benar dengan dalîl hadîts-hadîts pada babnya,* dan adapun dalîl pendapat pertama adalah lemah, datang dari jalur Jâbir Al-Ju’fî dan dia adalah pendusta, dan datang dari jalur lain dengan mursal, berkata Al-Hâfidz Ibnu Katsîr tdalam tafsîrnya: “Hadîts ini datang dari jalur-jalur yang tidak sah didalamnya dari Nabi ﷺ.
Dan adapun dalîl pendapat kedua adalah umum dan dalîl kami adalah khusus, dan tidak memalingkan antara umum dan khusus, dan telah dikuatkan pendapat ketiga oleh Syaikh kami Muqbil Al-Wâdi’î dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimîn." (selesai penukilan)
Akan tetapi dalîl pendapat pertama dihasankan oleh Syaikh Al-Albânî dalam sunan Ibnu Mâjah (no.850) dan datang dengan mursal dari ‘Abdullôh bin Syaddâdا. Dan telah ada nash dari Asy-Syâfi’î tentang bolehnya menggunakan mursal semacam ini sebagai hujjah. Lihat Ashl Shifat (1/345)
Sumber :
https://t.me/MasjidImamAlWadii
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*FATWA ASY SYAIKH MUHAMMAD BIN HIZAM حَفِظَهُ اللّٰه :*
بسم الله الرحمن الرحيم
🎙 *Wajib Bagi Makmum Membaca Al Fatihah, Baik diSholat Jahriyyah Maupun Sirriyyah* 🎙
📌 Pertanyaan
Didalam sholat yang bacaan imam dikeraskan, ketika imam membaca surat al fatihah, apakah mereka (yakni makmum) ikut membaca bersamaan dengan imam, atau mereka membaca ketika imam telah selesai membaca al fatihah, atau mereka (cukup) mendengarkan bacaan imam, begitu juga dengan surat yang kedua (setelah alfatihah) apakah mekmum membaca atau mendengarkan saja?
📌 Jawaban :
Wajib bagi makmum untuk membaca al fatihah, dan *tidak boleh* bagi mereka untuk *meninggalkannya,* berdasarkan perkataan صلى الله عليه وسلم sebagaimana didalam shohihain :
*لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب*
" _*Tidak ada sholat bagi siapa yang tidak membaca Fatihah*_"
Maka *wajib* baginya untuk membaca, dan wajib baginya untuk mendengarkan kepada bacaan imam disisa bacaan imam, dan tidak ada kewajiban baginya untuk membaca kecuali hanya membaca al fatihah, berdasarkan perkataan nabi صلى الله عليه وسلم :
*لعلكم تقرؤون خلف الإمام و الإمام يقرأ، قالوا نعم سا رسول الله ، قال : لا تفعلوا إلا بفاتحة الكتاب، فإنه لا صلاة لمن لم يقرأ بها،*
*"Boleh jadi kalian membaca dibelakang imam ? Mereka berkata ' Iya wahai Rosululloh, Rosululloh berkata : Jangan kalian melakukannya kecuali membaca al fatihah, karena tidak ada sholat bagi yang tidak membacanya"*
Maka nabi صلى الله عليه وسلم melarang mereka dari membaca ayat selain alfatihah dan memerintahkan mereka untuk membaca al fatihah, maka inilah yang wajib, dan hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Al Baihaqy, dan selain keduanya dari haditsnya Anas dan juga haditsnya salah seorang dari kalangan sahabat nabi صلى الله عليه وسلم dan dia adalah *hadits yang shohiih,* maka yang *Wajib adalah membaca alfatihah di sholat jahriyyah,* wajib atas makmum untuk membacanya, dan barang siapa yang berpendapat bahwa tidak wajib bagi makmum membaca alfatihah maka pendapat ini *tidaklah shohiih*, maka hadits (yang dipaparkan tadi) merupakan dalil pada permasalahan ini, adapun kapan makmum membacanya, jika dia mampu untuk membacanya bersama imam ayat per ayat ( setelah imam membaca ayat pertama, kemudian makmum mengikuti, dan begitu seterusnya), dan mereka membaca bersama imam, dan mengucapkan aamiin berbarengan dengan imam, namun apabila Imam membacanya dengan cepat, maka boleh bagi makmum untuk membacamya setelah imam selesai membaca al fatihah dan setelah mengucapkan aamiin, dibolehkan bagi makmum untuk membaca al fatihah (ketika imam membaca surat setelah al fatihah), dan tidak mengapa yang demikian itu, _wa billahi at taufiq._
Selesai.
_________________________________
✍🏽 Diterjemah oleh :
☄
Admin
☄
🔍 Koreksi : *Al Ustadz Abu Zakariyya Harits Al Jabaly* جزاه الله خيرا
=================
✍🏽 Keterangan / Catatan Tambahan :
✏ Sholat Jahriyyah adalah istilah untuk Sholat yang dimana Imam membaca alfatihah dengan mengeraskan suara, seperti pada sholat shubuh, dan dua rokaat pertama sholat maghrib dan isya,
Adapun sirriyyah adalah sebaliknya, Sholat dimana imam tidak mengeraskan bacaan alfatihah, seperti sholat dzuhur, ashar, dan rokaat terakhir sholat maghrib dan dua rokaat akhir sholat isya
===========
Sumber Fatwa: Chanel Telegram @ibnhezam
=======
Join Channel :
https://t.me/Ghurbatulislam
Di nukil dari channel :
http://bit.do/binhizamind
Komentar
Posting Komentar