APAKAH SETELAH MENINGGAL NYA RASULULLAH SHOLAWAT DI GANTI ?
🍃 Apakah setelah meninggalnya Rasulullah sholawat di ganti , dengan :
السلام على النبي
📙 Soal dari Ummu Aisyah Ambon di grup wa nashihatulinnisa
Bismillah
Afwan Umm...
ada titipan pertanyaan...Dr teman, ( Kalifah Khoirunnisa )
Bismillah
Kalau doa tahiyatul awal apakah ada bacaanya yg d ganti sebelum meninggalnya Rosulullah dn sesudah meninggalnya?
Seperti .
assalaamu'alaika ayyuhannabiyyu warohmatullahi wabarokaatuh
D ganti dengan
Assalaamu'alannabiyyi warohmatullahi waborakaatuh.
Jazaakillahu khoiran
💐💐💐💐💐💐💐
Imam Bukhori meriwayatkan satu hadits dari Ibnu Mas'ud, beliau berkata ;
عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَفِّي بَيْنَ كَفَّيْهِ، التَّشَهُّدَ، كَمَا يُعَلِّمُنِي السُّورَةَ مِنَ القُرْآنِ:
"Rosulullooh shollallohu 'alaihi wasallam mengajari kami tasyahhud sebagaimana Rosuulullooh shollallohu 'alaihi wasallam mengajari kami surat dari Al Qur’an, sedangkan telapak tanganku diantara kedua telapak tangan beliau :
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
" Segala penghormatan, sholawat dan segala kebaikan hanya milik Alloh. Keselamatan semoga terlimpahkan untukmu, wahai Nabi, juga Rahmat dan berkah-Nya. Keselamatan semoga juga diberikan untuk kami dan hamba-hamba Alloh yang sholih. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya".
وهو بين ظهرانيها، فلما قبض قلنا السلام يعني على النبي صلى الله عليه وسلم
( Kami mengucapkan seperti itu ) Sedangkan beliau berada ditengah-tengah kami ( masih hidup ). Ketika beliau wafat, kami mengucapkan "Assalamu 'alannabiyyi". (HR. Bukhari ).
🖊 Berkata lajnah dai'mah :
التحيات لله والصلوات والطيبات السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله "
" Segala penghormatan sholawat dan segala kebaikan hanya milik Allah...
وهذا هو الأصح لأن النبي صلى الله عليه وسلم علَّمه أصحابه ولم يقل " إذا مت فقولوا السلام على النبي ... " .
Dan inilah yang paling shohih karena Nabi mengajarkannya kepada para sahabatnya dan beliau tidak mengatakan:
“Jika aku mati, maka kalian katakanlah “Assalamu ‘Alan Nabiyyi”.
📚 Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 7/9-10
🖊 Dan lajnah dai'mah juga berkata :
الصحيح أن يقول المصلي في التشهد السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته ؛ لأن هذا هو الثابت في الأحاديث ، وأما ما روي عن ابن مسعود رضي الله عنه في ذلك- إن صح عنه - فهو اجتهاد من فاعله لا يعارض به الأحاديث الثابتة ، ولو كان الحكم يختلف بعد وفاته عنه في حياته لبينه لهم صلى الله عليه وسلم ..
Yang benar yang diucapkan oleh orang sholat saat tasyahhud adalah
السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته
Sebab inilah yang tetap keshohihannya dalam banyak hadits.
Adapun yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud mengenai sepeninggal Nabi itu (dengan mengganti Assalamu 'alannabiyyi) jika memang benar shohih dari Ibnu Mas’ud maka ini adalah ijtuhadnya beliau yang tidak bias dipertentangkan dengan hadits hadits yang tsabit(shohih). Seandainya hukum Tasyahhud itu berbeda pada masa hidupnya setelah wafatnya, tentunya Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan menjelaskannya pada para sahabat.
📚Fatwa al-Lajnah ad-Daimah 7/10-11 pertanyaan pertama Dari fatwa no 8571
🖊 Dan Asy Syaikh Ibnu Utsaimin Rohimahullooh menjelaskan permasalahan ini dengan penjelasan yang gamblang, dan membantah syubhat yang mengatakan bahwa bentuk sholawat dengan panggilan yang ghoib (assalamu 'alannabiyyi).
Syaikh Al Utsaimin berkata:
وقوله : " السلام عليك " هل هو خَبَرٌ أو دعاءٌ ؟ يعني : هل أنت تخبر بأن الرسولَ مُسَلَّمٌ ، أو تدعو بأن الله يُسلِّمُه ؟ .
Sabda Rasulullah “Assalamu alaika” (salam kesejahteraan atasmu Muhammad) apakah ini sebuah pengkhobaran atau sebuah do’a?
Maksudnya : apakah kamu yang memberi tahu bahwa Rasulullah di ucapi salam atau kamu berdoa , bahwa Allah yang memberikan salam kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam?
الجواب : هو دُعاءٌ تدعو بأنَّ الله يُسلِّمُه ، فهو خَبَرٌ بمعنى الدُّعاء .
👉🏼Syaikh menjawab ; Itu adalah sebuah do’a yang kamu berdoa agar Allah senantiasa memberikan “salam” kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Jadi itu khobar yang bermakna do’a.
ثم هل هذا خطاب للرَّسول عليه الصَّلاةُ والسَّلامُ كخطابِ النَّاسِ بعضهم بعضاً ؟ .
Kemudian apakah ini khitob (kita berbicara) kepada Rasululloh alaihis sholatu was sallam seperti halnya kita berbicara kepada satu sama lain?
الجواب : لا ، لو كان كذلك لبطلت الصَّلاة به ؛ لأن هذه الصلاة لا يصحُّ فيها شيء من كلام الآدميين ؛ ولأنَّه لو كان كذلك لجَهَرَ به الصَّحابةُ حتى يَسمعَ النبي صلى الله عليه وسلم ، ولردَّ عليهم السَّلام كما كان كذلك عند ملاقاتِهم إيَّاه ، ولكن كما قال شيخ الإسلام في كتاب " اقتضاء الصراط المستقيم " :
Jawabannya adalah:Bukan, jika seandainya seperti demikian, maka sholatnya itu batal, sebab didalam sholat itu tidak diperbolehkan didalamnya sesuatu perkataan manusia, dan juga seandainya memang seperti itu (pembicaraan dengan Rasulullah), niscaya para sahabat mengucapkan “Assalamu alaika” akan dikeraskan hingga Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendengarnya dan Nabi pun membalasnya dengan salam sebagaimana bila mereka bertemu dengan Nabi shallallahu alaihi wa salaam.
Namun seperti yang telah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “Iqtidha shirathal mustaqim” bahwa mengucapkan dengan kalimat “Assalamu alaika”
لقوَّة استحضارك للرسول عليه الصَّلاةُ والسَّلام حين السَّلامِ عليه ، كأنه أمامك تخاطبه .
ولهذا كان الصَّحابةُ يقولون : السلام عليك ، وهو لا يسمعهم ، ويقولون : السلام عليك ، وهم في بلد وهو في بلد آخر ، ونحن نقول : السلام عليك ، ونحن في بلد غير بلده ، وفي عصر غير عصره .
Ini adalah agar kamu lebih kuat untuk menghadirkan sosok Rasulullooh disaat mengucapkan salam kepada beliau, seakan akan beliau berada didepanmu dan kamu ajak bicara.
Oleh karena itu para sahabat mengucapkan “Assalamu alaika” padahal Nabi tidak mendengar ucapan mereka ini. Dan mereka mengucapkan “Assalamu alaika” padahal mereka berada di negara lain sedangkan Nabi berada dinegara lain pula dan kita mengucapkan pula “Assalamu alaika” padahal kita berada di bukan negara nya Nabi dan bahkan pada masa bukan pada masa Nabi.
وأمّا ما وَرَدَ في " صحيح البخاري " عن عبد الله بن مسعود أنهم كانوا يقولون بعد وفاة الرسول صلى الله عليه وسلم: " السَّلامُ على النَّبيِّ ورحمة الله وبركاته " فهذا مِن اجتهاداتِه – رضي الله عنه - التي خالَفه فيها مَنْ هو أعلمُ منه ؛ عُمرُ بن الخطَّاب ، فإنه خَطَبَ النَّاسَ على مِنبر رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال في التشهُّد ِ: " السَّلامُ عليك أيُّها النبيُّ ورحمة الله " كما رواه مالك في " الموطأ " بسَنَدٍ من أصحِّ الأسانيد ، وقاله عُمرُ بمحضر الصَّحابة وأقرُّوه على ذلك .
Adapun apa telah datang dalam shohih Bukhari yang dari Abdullah bin Mas’ud bahwa mereka para sahabat sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengucapkan
السَّلامُ على النَّبيِّ ورحمة الله وبركاته
Ini adalah ijtihad beliau Radhiyallahu anhu yang menyelisihi orang yang lebih berilnu daripada beliau, yaitu Umar bin Khottob yang mana beliau disaat khutbah diatas mimbar Rasul dihadapan orang orang, beliau berkata dalam kalimat Tasyahud:
السَّلامُ عليك أيُّها النبيُّ ورحمة الله
Seperti yang telah dikeluarkan oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwattho’ dengan sanad paling shohihnya dari sanad sanad lain.Umar mengucapkan itu di hadapan para sahabat dan para sahabat pun menetapkan hal itu
ثم إن الرَّسولَ عليه الصَّلاةُ والسَّلامُ علَّمه أمَّته ، حتى إنه كان يُعَلِّم ابنَ مسعود ، وكَفُّه بين كفَّيه من أجل أن يستحضر هذا اللَّفظَ ، وكان يُعلِّمُهم إيَّاه كما يُعلِّمُهم السُّورة من القرآن ، وهو يعلَم أنه سيموت ؛ لأن الله قال له : ( إنك ميت وإنهم ميتون ) الزمر / 30 ، ولم يقلْ : بعد موتي قولوا : السَّلامُ على النَّبيِّ ، بل عَلَّمَهم التشهُّدَ كما يُعلِّمُهم السُّورةَ من القرآن بلفظها ، ولذلك لا يُعَوَّلُ على اجتهاد ابن مسعود ، بل يُقال : " السَّلامُ عليك أيُّها النبيُّ " .
Kemudian sesungguhnya Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan pada umatnya hingga beliau mengajari Ibnu Mas’ud dengan telapak tangannya saling bersentuhan dikarenakan agar beliau lebih mudah menghadirkan lafadz(agar mudah diresapi). Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengajari para sahabat seperti halnya beliau mengajarkan surat Alqur’an dan beliau shallallahu alaihi wa sallam tahu bahwa nanti akan meninggal dunia karena Allah telah berfirman kepadanya:
إنك ميت وإنهم ميتون
”Sesungguhnya dirimu pasti mati dan merekapun juga akan mati”. Azzumar:30.
Dan beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak berkata:“Nanti setelah aku mati, katakanlah; “Assalamu alan Nabiy” tapi beliau mengajarkan Tasyahud seperti halnya beliau mengajarkan surat surat Alqur’an dengan lafadz-lafadznya.
oleh karena itu ijtihad ibnu mas’ud tidak dijadikan sandaran atasnya, akan tetapi yang diucapkan adalah:
السَّلامُ عليك أيُّها النبيُّ
📚Asy-Syarh al-Mumti' '3/ 150-151.
✍🏻 Di Susun :
Abu hanan As suhaily
7 Syawwal 1440_10 Juni 2019
Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM
https://t.me/Nashihatulinnisa
Komentar
Posting Komentar