DZIKIR TADABBUR
🍃 Dzikir dengan tadabbur
1⃣ dari sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,
مَن قَالَ: بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ؛ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُصْبِحَ، ومَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ
“Barang siapa mengucapkan BISMILLAHIL LADZII LAA YADHURRU MA’AS MIHII SYAI`UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’I WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
“Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang ada di bumi dan di langit yang bisa memudaratkan / mencelakakn, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
tiga kali (ketika sore), tidak akan menimpanya wabah atau bencana hingga pagi. Barang siapa mengucapkannya ketika pagi, tidak akan menimpanya wabah atau bencana hingga sore.” (HR. Abu Dawud no 5088 ,dan dishahihkan oleh Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahih al-Musnad Mimma Laisa fi ash-Shahihain jilid 2 hlm. 10 no. 910)
Suatu ketika, salah seorang perawi hadits yang bernama Aban bin Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayah al-Qurasyi al-Umawi (putra Utsman bin Affan) tiba-tiba terkena suatu penyakit yang menyebabkan lumpuh separuh badan. Salah seorang yang pernah mendengar hadits di atas dari Aban bin Utsman melihat Aban dengan pandangan keheranan.
Mengetahui hal ini Aban menjelaskan,
مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَيَّ ؟!
“Mengapa engkau melihatku (dengan pandangan seperti itu)?
فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ وَلَا كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَكِنَّ الْيَوْمَ الَّذِي أَصَابَنِي فِيهِ مَا أَصَابَنِي غَضِبْتُ فَنَسِيتُ أَنْ أَقُولَهَا .
Sungguh, demi Allah, aku tidaklah berdusta atas nama Utsman bin Affan (yang menyampaikan hadits tersebut kepada Aban). Demikian pula Utsman sekali-kali tidak berdusta atas nama Nabi. Akan tetapi, (penyakit) yang menimpaku ini karena aku di timpa kemarahan sehingga membuatku lupa mengucapkan doa tersebut.”
At-Tirmizi meriwayatkan dalam sunannya, no. 3388 dengan konteks
:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ (قال الترمذي : حسن صحيح غريب)
“Tidaklah seorang hamba membaca di pagi setiap hari dan sore setiap malam, “Dengan nama Allah yang tidak ada yang dapat mencelakai bersama nama-Nya apapun yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Tiga kali, maka sesuatu apapun (berupa bencana, musibah ataupun bahaya) tidak akan membahayakannya.” (At-Tirmizi mengatakan, Hasan sahih gharib dan dinyatakan shahih oleh Albani di Shahih At-tirmidzi 2698).
👉🏻Ini termasuk dzikir yang hendaknya seorang muslim selalu membacanya dengan penuh keyakinan dan tadabbur terhadap makna makna dari hadits tersebut, dikala ia memasuki waktu pagi dan sore hari, agar ia senantiasa dalam perlindungan Allah dari berbagai macam musibah, atau bencana atau penyakit yang datang tiba-tiba.
⚫ Perkataan ulama akan agungnya hadits ini
🖍Berkata Imam Qurtubi rahimahullah :
هذا خبر صحيح وقول صادق علمناه دليلَه دليلاً وتجربة, فإني منذ سمعته عملت به فلم يضرني شيء إلى أن تركته, فلدغتني عقرب بالمدينة ليلاً, فتفكرت فإذا أنا قد نسيت أن أتعوذ بتلك الكلمات
“ini adalah hadits shahih dan ucapan yang jujur. Kami mengetahui penunjukkannya sebagai dalil dan pengalaman. Karena sungguh aku semenjak mendengarkannya, akupun mengamalkannya, maka tidak terkena apapun sampai aku pernah meninggalkannya. Maka aku disengat kalajengking di Madinah waktu malam hari. aku berfikir, ternyata aku telah lupa berlindung dengan kalimat dzikir tersebut.”
📚Futuhat Robbaniyah, karangan Ibnu Allan, 3/100.
🖍 Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Utsaimin rahimahullah :
هذه الكلمات كلمات يسيرة لكن فائدتها عظيمة لان الله بيده ملكوت السموات والارض واسمه مبارك اذا ذكر على الشيء.
kalimat (dzikir) ini adalah kalimat yang mudah (dipahami dan dhafalkan serta diamalkan), akan tetapi faedahnya sangat agung, sebab Allah ditangan-Nya kerajaan langit dan bumi, dan Nama-nama-Nya akan membawa keberkahan jika disebutkan atas suatu perkara.
📚 Syarh riyadhus-Shalihin 5/553
⚫makna kalimat dalam hadits :
Sabda Rasulullah :
بسم الله
“Dengan Nama Allah.
Jadi bis mi pada بسم الله adalah :
الجار والمجرور متعلِّق
بمحذوف فعلٍ مؤخَّرٍ مناسبٍ للمقام
jar wa maj’rur muta’alliq (berkaitan) dengan kata kerja yang dihilangkan, diakhirkan, dan sesuai dengan kedudukan aktifitas yang dikerjakan.
👉🏻Kenapa kita memilih bahwa yang dihilangkan adalah kata kerja ?
🖍Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah :
Siapa yang mentakdirkan (mengasumsikan) ism (sebagai suatu yang mah’dzuf / dihilangkan), maka dikatakan :
بسم الله ابتدائي
(dengan nama Allah permulaanku), dan barang siapa yang mentakdirkan dengan fiil / kata kerja( sebagai suatu yang dihilangkan). maka dikatakan :
بسم الله أبتدأ
( dengan nama Allah aku memulai), maka kedua hal itu benar.
فالمشروع ذكر اسم الله فى كل أمر تبركا وتيمنا واستعانة على الإتمام والتقبل .
Maka yang disyariatkan adalah menyebut nama Allah pada setiap perkara dalam rangka mencari keberkahan, keberuntungan, dan meminta pertolongan agar disempurnakan perkara (amalan/pekerjaannya) dan agar diterima disisiNya.
📚 Tafsir Ibnu katsir 1/14.
👉🏻Dan kita pilih dan kuatkan bahwa yang mahdzuf/hilang itu adalah kata kerja, sebab asal dalam suatu pekerjaan adalah kata kerja.
Seperti firman Allah
اقرا بسم ربك الذي خلقك
“bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakanmu.
➖Sisi penekanannya adalah Kata kerja اقرا (bacalah)
Dan juga Allah berfirman :
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar.....
➖Sisi penekanannya adalah kata kerja اركبوا (naikilah)
Dan juga doa hendak tidur sebagaimana dalam hadits
باسمك ربي وضعت جنبي، وبك أرفعه
(Dengan nama-Mu aku letakkan lambungku (tidur), dan karena-Mu aku mengangkatnya (bangun))
إن أمسكت نفسي فارحمها
(jika Engkau menggenggam ruh-ku maka kasihanilah ia)
وإن أرسلتها، فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين"
(namun jika Engkau melepaskannya, maka peliharalah dengan penjagaan yang Engkau lakukan untuk hamba-hamba-Mu yang sholih) ( Muttafaqun 'alaihi)
➖sisi penekanannya adalah Kata kerja وضعت (aku meletakkan)
👉🏻Dan kenapa kata kerja tersebut dihilangkan?
supaya memiliki makna yang sesuai dengan bentuk pekerjaan yang di mulai dengan bismillah.
👉🏻Dan kenapa kata kerja tersebut diakhirkan,?
dengan beberapa alasan :
1- التبرُّكُ بالبَداءة باسم الله سبحانه وتعالى.
dengan maksud mencari berkah dengan permulaan penyebutanNama Allah.
2- إفادةُ الحصر؛ لأن تقديم المتعلِّق يُفيد الحصر
Memberikan faedah pembatasan, sebab mendahulukan mutaalliq (jar wa majrur) menunjukan pembatasan (ifadatul hashri), sehingga maknanya ketika mengucapkan bismillah :
باسم الله لا باسم غيره أستعيذ
hanya dengan nama Allah saja dan tidak dengan nama selainNya aku meminta perlindungan.....
3-الأدب مع الله بتقديم أسماء الله
Merupakan bentuk adab kepada Allah dengan mengkedepankan nama-nama Allah.
👉🏻Dan kenapa kata kerja yang dihilangkan itu ditakdirkan / diasumsikan sesuai dengan kedudukan aktifitas yang dikerjakan ?
لانه أدل على المراد الذي ابتدأ به
Sebab hal itu lebih menunjukkan atas apa yang diinginkan yang ia memulai dengan penyebutan bismillah.
misalkan ketika ingin membaca suatu kitab, ketika ditakdirkan :
بسم الله نبتدئ
dengan nama Allah kami memulai, maka kita tidak mengetahui dengan sesuatu apa yang kita mulai, akan tetapi ketika ditakdirkan
بسم الله اقرأ
dengan nama Allah aku memulai membaca,
maka lebih menunjukkan apa yang diinginkan yang ia mulai dengan bismillah
📚Lihat Asy-syarh mumti’ 7/1, dan Taisir masail Al-fiqhi liAbdil karim An-Namlah.
⚫Apa makna huruf Ba pada بسم / bis mi ?
Huruf ba bermakna :
للإستعانة وللتبرك
meminta pertolongan dan mencari keberkahan
📚lihat fiqhul Akbar karya syaikh kami Abu ‘Amr Al-hajury 1/42.
⚫Apa makna Al-Ism?
إن الإسم للمسمي وهذا قول الجهور أهل السنة وهؤلاء وافقوا الكتاب
ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها وحديث ابي هريرة لله تسعة وتسعون.. ووافقوا المعقول وهو الراجح
Dan ism adalah penunjukkan suatu nama terhadap apa yang dinamakan. Dan ini adalah pendapat jumhur ahli sunnah, dan mereka mencocoki firman Allah
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna.
Dan hadits Abi Hurairah radhiallahu anhu :
إن لله تسعة وتسعين اسما، مائة إلا واحدًا، من أحصاها دخل الجنة
“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang ‘menghitungnya’, niscaya ia masuk surga”
📚 Majmu fatawa 6/185-213 di nukil dari fiqhul Akbar
⚫Apa makna Allah ?
kata Allah adalah kata musytaq/kata turunan yang memiliki kata dasar.
🖍Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ;
ولهذا كان القول الصحيح أن الله أصله الإله، كما هو قول سيبويه وجمهور أصحابه، إلا مَن شذ منهم، وأن اسم الله تعالى هو الجامع لجميع معاني الأسماء الحسنى، والصفات العلى
Karena itulah, pendapat yang benar bahwa kata Allah berasal dari kata al-Ilah, yang ini merupakan pendapat Sibawaih dan mayoritas pengikutnya, kecuali orang yang menyendiri dari mereka, Dan bahwa nama Allah Ta’ala adalah Nama yang mengumpulkan semua makna dari asmaul husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi..
📚Bada’i al-Fawaid, 2/473.
Dan Asal kata Allah adalah berasal dari kata al-Ilaah (الإِلَـه) yang mana itu merupakan dari kata :
أَلِـهَ – يَـأْلَـهُ
Aliha – Ya’lahu
yang artinya menyembah atau beribadah.
Sedangkan kata ilaah adalah bentuk masdar (kata dasar) yang bisa bermakna sebagai isim fa’il (pelaku) dan bisa juga sebagai isim maf’ul (objek ). Jika bermakna isim maf’ul berarti menjadi al-Ma’luh الـمـألوه yang artinya Dzat yang diibadahi.
📚I’rab al-Quran Muhyiddin Darwisy, 1/9.
Sehingga firman Allah
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ
Artinya : Dialah Allah dzat yang diibadahi di langit dan di bumi”
bukan artinya :
“Dialah ‘Allah’ di langit dan di bumi..” (QS. al-An’am: 3)
karena Allah tidak berada di bumi.
👉🏻sehingga makna dari Allah adalah
هو المألوه المعبود المستحق لافراده بالعبادة لما اتصف به من صفات الالوهية وهى صفات الكمال
Dia adalah dzat yang diibadahi, disembah, yang berhak untuk ditunggalkan ibadah pada-Nya, karena ia disifati dengannya dari sifat sifat uluhiyyah dan itu adalah sifat kesempurnaan .
📚Tafsir As-Sa'di hal 39.
👉🏻Dan kaidah tafsir berbunyi :
🖍Berkata Imam As-Sa’di rahimahullah :
"بسم الله"؛ أي: أبتدئ بكل اسم لله تعالى؛ لأن لفظ (اسم) مفرد مضاف فيعم جميع الأسماء
Bismillah : maknanya aku memulai suatu dengan semua nama- nama milik Allah Ta,ala, sebab lafadz ism dalam bentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan), bermakna mencakup seluruh nama-nama Allah yang husna.
📚lihat tafsir taisirul karimur-Rahman.
💡Sehingga sebagai suatu kesimpulan : bahwa makna bismillah ketika seorang mengucapkannya akan terbetik makna yang sangat mendalam :
(بسم الله) أي: باسم الله لا باسم غيره أستعيذ أو أتحفظ من كل مؤذ ومكروه حال كوني مستعينا بـ ذكر(اسم الله )، ملتمسا البركة بالبداءة باسمه سبحانه .
Hanya dengan nama-nama Allah dan tidak dengan selain-Nya aku meminta perlindungan atau penjagaan diriku dari segala sesuatu yang mengganggu dan dibenci dalam keadaan diriku meminta pertolongan dengan menyebut nama-nama Allah, dan mencari keberkahan dengan memulai nama-namaNya.
📚lihat fathul Majid dengan sedikit perubahan hal 24.
Dan perjalankan makna bismillah di atas ketika kita memulai pekerjaan apa saja supaya diberikan pertolongan , keberkahan dalam amalan atau pekerjaan tersebut, dan diterima disisi Allah
⚫Dan sabda Rasulullah :
ولا يضر مع اسمه شيء
(yang dengan nama-nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang bisa memudaratkan / mencelakakan).
🖍Berkata Al-Qari rahimahullah :
Sabda Rasulullah : yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang bisa memudharatkan / mencelakakan, maksudnya adalah
مع ذكر اسمه باعتقاد حسن وبنية خالصة
bersamaan dengan penyebutan nama-Nya dengan keyakinan yang baik dan niat yang ikhlas. 📚Mirqootul-Mafaatih 4/1609
⚫Makna Sabda Rasulullah : فِي الْأَرْضِ
Tidak membahayakan sesuatu apapun dari penghuni bumi dari kalangan manusia, jin, hewan ataupun binatang berbisa.
⚫Makna Sabda Rasulullah :
وَلاَ فِي السَّمَاءِ
Tidak membahayakan sesuatu apapun dari bahaya yang mendatanginya dari arah langit, berupa angin kencang, dan seterusnya.
⚫Makna Sabda rasulullah As-sami' السميع
🖍Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Utsaimin rahimahullah :
As-Sami’i merupakan nama-nama dari Allah, dan mempunyai dua makna.
1. السمع الذي هو ادراك كل صوت, فالله لا يخفى عليه شيء كل صوت,فالله يسمعه مهما بعد ومهما ضعف....فإياك أن تسمع الله كلاما لا يرضاه منك واحرص على أن تسمع الله ما يرضاه منك
Pendengaran yang mana meliputi semua suara, maka Allah tidak ada yang tersembunyi atasnya semua suara, Allah mendengarkan bagaimanapun jauhnya, dan bagaimanapun lemahnya suara tersebut....maka berhati-hati kamu memperdengarkan kepada Allah perkataan yang Allah tidak meridhainya darimu, dan bersemangatlah kamu memperdengarkan apa-apa yang Allah ridhai darimu,
2. أنه سميع الدعاء أي مجيب الدعاء
Bahwa Allah mendengarkan doa dalam artian mengabuklkannya,
📚Lihat Syarh Riyahus-Shalihin 5/551-552.
🖍Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :
وهو السَّميعُ يَرى ويَسْمعُ كلَّ ما * في الكون من سِرٍّ ومن إعلانِ ولكلِّ صوتٍ منه سمعٌ حاضرٌ *
فالسِّرُّ والإِعلان مستويــــــانِ والسَّمعُ منه واسعُ الأصواتِ لا *** يخفى عليه بعيدُهـــا والدانـــــي
Dia yang Maha Mendengar,
Melihat dan Mendengar segala yang ada di alam ini
Yang tersembunyi maupun yang tampak
Pendengaran-Nya selalu mendengar pada setiap suara
Yang tersembunyi maupun yang tampak, tak ada bedanya
Pendengaran-Nya sangat luas mendengar suara apa saja.
Tak ada yang tersembunyi bagi-Nya yang jauh maupun yang dekat.
📚Lihat Nuniyah Ibnul Qayyim 2/215
⚫Makna sabda rasulullah Al-‘Alim (العليم)
Dan Allah Maha mengetahui keadaan dan perbuatan hamba-hambaNya kapan, dan bagaimana akan terjadinya, yang sama sekali tidak tersembunyi atasNya baik yang dibumi maupun dilangit .Dan ilmu Allah adalah ilmu yang sangat luas dan meliputi segala sesuatu. Serta mengetahui apa yang tersembunyi dalam jiwa.
🖍Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :
وَهُوَ العليمُ أَحَاطَ عِلْماً بِالَّذِي***في الكونِ مِنْ سِرٍّ ومنْ إِعْلانِ
وبكلِّ شَيْءٍ عِلْمُهُ سُبْحَانَهُ***فهوَ المحيطُ وليسَ ذا نِسْيَانِ
Dialah Yang Maha Berilmu, ilmu-Nya meliputi segala yang berada di alam baik yang tersembunyi maupun yang tampak
Dalam segala sesuatu ada ilmu-Nya, Yang Maha suci
Dialah yang meliputi segala sesuatu dan tidak memiliki sifat lupa
Dan juga beliau berkata :
وكذاكَ يَعْلَمُ ما يَكُونُ غَداً وما***قدْ كانَ والموجودَ في ذا الآنِ
وكذاكَ أَمْرٌ لمْ يَكُنْ لوْ كانَ كيـ ***ـفَ يكونُ ذاكَ الأمرُ ذا إِمْكَانِ
Dan demikian pula Dia mengetahui apa yang akan terjadi besok, dan apa yang telah terjadi
Serta yang sedang terjadi pada waktu ini.
Juga, Ia mengetahui urusan yang belum terjadi
Seandainya terjadi, dan bagaimana terjadinya sesuatu yang mungkin tersebut.
📚Lihat Nuniyah Ibnul Qayyim.
والحمد لله
ختاما أعتذر عن قصوري فى فهم المسائل , أسأل الله التوفيق والسداد
✍ Di susun oleh:
Abu Hanan As-Suhaily Utsman As Sandakany
12 Sya'ban 1441-6 April 2020
🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾
Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM
https://t.me/Nashihatulinnisa
Komentar
Posting Komentar