ADAB MENJAMU TAMU

📜
ADAB MENJAMU TAMU


الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله. وبعد

*Menjamu tamu merupakan tanda daripada keimanan.*
Nabi sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
*وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ*
_*"Barangsiapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya."*_ [Muttafaqun alaihi]

*Menjamu tamu merupakan perkara yang ma'ruf semenjak zaman Jahiliyyah.*
Nabi shollallôhu alaihi wa sallam bersabda:
*يَا سَائِبُ ، انْظُرْ أَخْلَاقَكَ الَّتِي كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِي الْإِسْلَامِ : أَقْرِ الضَّيْفَ ، وَأَكْرِمْ الْيَتِيمَ ، وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ*
_*"Wahai Sâ'ib, lihatlah kepada akhlaq baikmu yang dulu engkau lakukan pada zaman Jahiliyyah, maka jadikanlah (juga) di zaman Islam: jamulah tamu, muliakanlah anak yatim dan berbuat baiklah kepada tetanggamu."*_ [HR. Ahmad (3/425) Al-Haitsami berkata: riwayat Ahmad, periwayatnya shohih.]

Anas bin Mâlik rodhiyaAllôhi anhu berkata:
*إِنَّ زَكَاةَ الرَّجُلِ فِي دَارِه أَن يَجْعَلَ فِيهَا بَيتًا للضِّيَافَةِ* 
_"Sesungguhnya zakatnya seseorang di rumahnya adalah ia menjadikan rumah yang diperuntukkan untuk menjamu tamu."_

Berikut sebagian kecil adab menjamu tamu:

1⃣ *Menyegerakan makanan apabila tamu sudah datang.*
Hâtim Al-Ashom rohimahullôh berkata:
" كَانَ يُقَالُ الْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلا فِي خَمْسٍ : *إِطْعَامُ الطَّعَامِ إِذَا حَضَرَ الضَّيْف*ُ ، وَتَجْهِيزُ الْمَيِّتِ إِذَا مَاتَ , وَتَزْوِيجُ الْبِكْرِ إِذَا أَدْرَكَتْ , وَقَضَاءُ الدَّيْنِ إِذَا وَجَبَ , وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا أَذْنَبَ " .
"Dahulu dikatakan: tergesa-gesa datangnya dari Syaithôn kecuali pada 5 perkara:
(1) *Menghidangkan makanan apabila telah datang tamu.*
(2) Menyiapkan (pengkuburan) mayyit apabila telah meninggal.
(3) Menikahkan si gadis apabila sudah waktunya.
(4) Melunasi utang apabila udah jatuh tempo.
(5) Bertaubat apabila melakukan dosa. [AR. Abu Nuaim dalam "Al-Hilyah"]

2⃣ *Langsung menghidangkan makanan kepada tamu tanpa menawarkan.*
Sufyan Ats-Tsauri rohimahullôh berkata:
*إِذَا زَارَكَ أَخُوكَ فَلاَ تَقُل لَهُ أَتَأكُلُ؟ أَو أأُقَدِّمُ إليْكَ ؟ وَلَكِن قَدِّم فَإنْ أَكلَ وَإِلاٍَ فَارْفَعْ.*
_"Apabila saudaramu berkunjung, maka janganlah engkau mengatakan padanya:_ *(Mau makan?), (Mau aku suguhi?)* akan tetapi kamu hendaknya langsung menyuguhi, kalau ia makan, kalaupun tidak maka diangkat makanannya.

3⃣ *Tidak memaksa makan si tamu*
Muhammad bin Sirîn rohimahullôh berkata:
*لَا تُكْرِمْ أَخَاكَ بِمَا يَشُقُّ عَلَيْهِ*
_"Janganlah engkau memuliakan saudaramu dengan sesuatu yang akan memberatkan dia."_ [AR. Hilyatul Auliya (2/264)]

4⃣ *Mendekatkan makanan kepada tamu.*
Allôh ta'ala berfirman:
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلا تَأْكُلُونَ
_"Kemudian ia mendekatkan (jamuan) kepada mereka seraya berkata: tidakkah kalian makan."_ [QS. Adz-Dzariyât:27]

5⃣ *Menyediakan jamuan makanan sendiri*
Allôh ta'ala berfirman:
فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ
_"Ia pun pergi diam-diam menemui keluarganya, kemudian membawa daging anak sapi gemuk yang dipanggang."_ [QS. Adz-Dzariyât:26]

6⃣ *Berbincang bersama tamu dengan ucapan yang baik.*
سُئل الأَوزَاعِي : مَا إِكْرَامُ الضَّيفِ؟ قَالَ: *طَلاَقَة الوجه ، وَطِيبُ الكَلاَمِ.*
_"Al-Auza'i ditanya: apa itu pemulian tamu? Beliau menjawab: *Wajah yang berseri dan baiknya perbincangan."*_

7⃣ *Mengantar tamu pulang sampai ke pintu rumah*
Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahullôh berkata:
*أَنَّ مِن أَدَبٍ مَن يَضِيفُ أَن يَخْرُجَ مَع الضَّيفِ إِلَى بَابِ الدَّارِ تَكْرِمَةً لَه* .
_"Termasuk dari adab adalah barangsiapa yang menjamu tamu, *hendaknya ia keluar bersama tamunya untuk mengantar sampai ke pintu rumah* sebagai bentuk pemulian padanya."_ [Lihat "Fathul Bâri" (9/528)]

📜 Diringkas oleh :
Al Ustadz Fuad Hasan bin Mukiyi  حفظه الله
20 Muharrom 1439 H

📚 Rujukan:
1. Adâbudh Dhiyâfah fiel Islâm. (DR. Badr Abdul Hamîd)
2. Al-Adâb ma'adh Dhoifân. (DR. Muhammad Mahmûd Ibrohim Athiyyah) dll.


Join Channel :
http://t.me/Ghurbatulislam 

Sumber :
 http://t.me/MasjidImamAlWadii 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

HUKUM LIWATH ( GAY ) DAN SIHAQ ( LESBI )