SANGGAHAN RINGKAS ATAS UCAPAN SYAIKH ROBI' YANG DI BANGGAKAN LUQMANIYUN

SANGGAHAN RINGKAS ATAS UCAPAN SYAIKH RABI YANG DIBANGGAKAN LUQMANIYUN

🚇 SIKAP ASY-SYAIKH RABI’ AL-MADKHALI TERHADAP AL-HAJURI DAN PARA PENGIKUTNYA

🖨 Direkam pada malam Rabu 1 Jumadal Ula 1434 H (12 Maret 2013 M)

Dalam kesempatan  jalsah  antara Maghrib dan ‘Isya’ tersebut Asy-Syaikh Rabi’ benar-benar telah menyampaikan penjelasan yang berisi pembelaan terhadap Al-Haq dan orang-orangnya, sekaligusU mentahdzir Al-Hajuri dan para pengikutnya para haddadiyah.

Berikut cuplikan-cuplikannya :

1⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah tentang cara pandang Al-Hajuri dan para pengikutnya, “Seluruh Salafiyyin sekarang adalah mubtadi’ah … mereka semua adalah mubtadi’ah. Para da’i, ‘ulama, semuanya di bawah telapak kakinya!!

2⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah tentang para pengikut Al-Hajuri, “Datang banyak keluhan dari seluruh penjuru dunia,  … berangkat belajar (ke Dammaj) dua-tiga hari, dua-tiga bulan, kemudian pergi ke tempat yang jauh, ke Rusia … “‘Ubaid, ‘Ubaid … ” Yahya disanjung setinggi langit, ‘Ubaid mubtadi’ … ini dakwah mereka (di semua penjuru) di Inggris, Sudan, Mesir, Turki, Kenya, Libia, di semua negara penuh dengan orang-orang yang bertentangan dengan Salafiyyin dan Salafiyyat. Perang yang tiada bandingannya.

3⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Kami bersabar sejak tujuh tahun yang lalu. Surat-surat dan keluhan-keluhan banyak berdatangan kepadaku.”

4⃣Tatkala ada dari hadirin yang meminta kepada Syaikh untuk menasehati Al-Hajuri dan menulis surat kepadanya, makaAsy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Sungguh aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya antara aku dan dia (yakni nasehat langsung). Dan terkadang proses nasehat tersebut berlangsung 2,5 jam!Namun tidak mau mendengarnya dan mengulanginya lagi, dan tidak mau menepati janjinya. Barakallahu fikum. Dan muridnya-muridnya ghulat (ekstrimis), dengan  ghuluw yang tiada bandingannya.  Yakni (mengatakan) Imamuts Tsaqalain, Imamuts Tsaqalain, dan An-Nashihul Amin, … ghuluw, ghuluw, ghuluw.“

5⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah mengatakan kepada hadirin, “Silakan nasehati dia, jangan menabuh genderangnya, jangan menutup-nutupi kesalahannya, bersikaplah terhadapnya dengan sikap jantan.”

6⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Orang paling berbahaya terhadap dakwah salafiyah. Tidak ada seorang pun yang lebih berbahaya daripada Yahya!“

7⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Ya akhi, kita memiliki banyak madrasah, dengan ribuan karya tulis. Semuanya di atas manhaj salafy, berdakwah kepada salafiyyah dan membelanya. Namun (bagi Al-Hajuri dan pengikutnya) itu semua di bawah telapak kaki, di Saudi, di Yaman, di Aljazair, dan di semua negeri. Segala sesuatu di bawah telapak kaki.”

8⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Cara seperti itu bukanlah dakwah salafiyah, bukan manhaj salafy.”

* * *

Beliau juga berpesan, “Sampaikan ucapan ini kepada Al-Hajuri, dia tahu bahwa aku tidak setuju dengan sepak terjang dia.”

Beliau juga mengatakan, “Para pengikut Al-Hajuri telah mencabik-cabik dakwah di seantero alam!!”

Jalsah tersebut dihadiri sejumlah Hajuriyin, di antaranya Mahyab Adh-Dhali’i.

Dari fatwa dan tahdzir Asy-Syaikh Rabi’ di atas, kita bisa mengambil kesimpulan tentang siapa Al-Hajuri dan manhajnya :

Melecehkan dan merendahkan semua ‘ulama dan da’i Ahlus Sunnah, secara khusus adalah menjatuhkan kredibilitas Asy-Syaikh ‘Ubaid. Sebaliknya, doktrin yang senantiasa ditanamkan, bahwa Yahya Al-Hajuri adalah yang tertinggi. Memerangi dakwah Salafiyyah di setiap penjuru dunia...

BERIKUT SANGGAHANNYA:


1⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah tentang cara pandang Al-Hajuri dan para pengikutnya, “Seluruh Salafiyyin sekarang adalah mubtadi’ah … mereka semua adalah mubtadi’ah. Para da’i, ‘ulama, semuanya di bawah telapak kakinya!!


👍 Jawab Asy Syaikh Yahya: segala puji bagi Alloh. Kemudian daripada itu: ucapan ini, yang dilemparkan ke dalam hati Asy Syaikh Robi’ -semoga Alloh memberi beliau taufiq- aku tidak tahu

dari mana datangnya untuk mengatakan: “Tidak didapatkan seorangpun di atas salafiyyah dan seluruh salafiyyin adalah mubtadi’ah.” Aku tidak meyakini itu dan aku tidak mengucapkan itu. Dulu ataupun sekarang. Dan aku tidak mengetahui salafiy yang hakiki mengucapkan perkataan ini. Maka aku tidak mengetahui darimana datangnya ucapan ini? Lihatlah pada salafiyyin di alam ini. Sama saja dari kerajaan Saudi, atau dari Dammaj, Yaman dan seluruh Yaman dan dari negri-negri di alam semesta. Mereka semua, kami bersyukur pada mereka atas kerja keras mereka dan apa yang mereka laksanakan, berupa ilmu dan nasihat, dalam keadaan jauh dari tahazzub, jauh dari bida’ dan khurofat, jauh dari kesyirikan-kesyirikan. Maka ucapan ini tadi, yang beliau berkata: “Demi Alloh tidak didapatkan pada hari ini seorangpun di atas salafiyyah, dan salafiyyin adalah mubtadi’ah,” ini aku tidak mengetahui darimanakah datangnya. Aku tak pernah mengucapkan ini dalam satu haripun dari hari-hari yang berlalu. Dan aku tidak mengetahui ada seorang pelajar, lebih-lebih dai ke jalan Alloh untuk mengucapkan itu satu haripun di sepanjang masa. Atau meyakini itu. Dan keyakinan itu adalah keyakinan yang aneh sekali, jelas diingkari oleh seluruh Ahlussunnah. Dan dalil-dalil yang lalu, yang telah lewat penyebutannya adalah penjelasan bahwasanya seorang mukmin itu gembira dengan mukmin yang lain dan mendukungnya dan menolongnya. Tidak tersisa di atas salafiyyah kecuali aku? Tidak tersisa di atas salafiyyah kecuali saudara-saudaraku? Darimana datang ucapan ini? Siapakah yang mengucapkan ini dari Ahlussunnah. Jika itu adalah dari para murid kami, kami akan menasihatinya dan akan kami katakan padanya bahwasanya ucapan ini adalah salah dan berlebihan. Tapi Jika itu bukan dari para murid kami, maka Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا﴾ [الأنعام: 164]

“Dan tidaklah setiap jiwa berbuat  kecuali akan menimpa dirinya sendiri.”

            Kami tidak mengetahui ucapan ini “Semuanya mubtadi’ah kecuali Yahya, semuanya mubtadi’ah, para duat dan masyayikh semuanya di bawah telapak kakinya.” Kami berlindung pada Alloh. Para duat dan masyayikh, demi Alloh aku memuliakan mereka karena Alloh, aku mencintai mereka karena Alloh. Dan ini kitab-kitab mereka dipelajari di tempat kami  kitab para dai, kitab para masyayikh dan kitab para ulama yang dulu ataupun sekarang. Aku tidak tahu ucapan ini, bagaimana ucapan ini bisa Asy Syaikh mengucapkan itu. Aku tak tahu bagaimana Asy Syaikh bisa mengucapkan itu dan menuduh kami dengan itu? Allohul musta’an.

            Ucapan ini, tiada keraguan wahai saudara-saudaraku muncul saat marah dan reaktif. Dan engkau tahu bahwasanya sebagian orang punya rekaman yang dicampur-campur, dan taktik. yang ini menelpon dari sini: “Dakwah dalam keadaan baik, dakwah dalam keadaan baik, wahai Syaikh, akan tetapi si fulan berbuat demikian dan demikian.” yang itu menelpon dari sana dan berkata: “Dakwah dalam keadaan baik, wahai Syaikh, akan tetapi si fulan berbuat demikian dan demikian.” Demikianlah. Beliau mengira bahwasanya langit jatuh ke bumi, bahwasanya ya sudah, tidak tersisa kecuali para pengeluh tersebut yang ada di lapangan, dan yang selain dari mereka tiada yang tersisa di atas salafiyyah selain mereka, mereka itu merasa kesakitan terhadap apa yang terjadi, dan tidak diketahui siapa mereka itu dan bagaimana kondisi mereka dan apa tujuan mereka, dan apa maksud mereka.”

2⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah tentang para pengikut Al-Hajuri, “Datang banyak keluhan dari seluruh penjuru dunia,  … berangkat belajar (ke Dammaj) dua-tiga hari, dua-tiga bulan, kemudian pergi ke tempat yang jauh, ke Rusia … “‘Ubaid, ‘Ubaid … ” Yahya disanjung setinggi langit, ‘Ubaid mubtadi’ … ini dakwah mereka (di semua penjuru) di Inggris, Sudan, Mesir, Turki, Kenya, Libia, di semua negara penuh dengan orang-orang yang bertentangan dengan Salafiyyin dan Salafiyyat. Perang yang tiada bandingannya.

👍 Jawaban Syaikh Yahya:

“Aku katakan: semoga Alloh memberkahi kalian. Yang yang datang dari Rusia misalkan, ke tempat ini, cinta pada kebaikan, kita menghukuminya sesuai dengan apa yang nampak. Anggaplah dia itu tinggal di sini sehari atau dua hari, dan dia pergi dalam keadaan bodoh, tidak pergi di atas ilmu, maka yang seperti ini berhak untuk diberi pengertian, berhak untuk diberi nasihat. Jika dia keliru, dikatakan padanya: “Tinggalkan kekeliruan itu, dan setialah pada kebenaran.” Jika dia benar, dikatakan padanya: “Semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan, dan tambahilah dalam belajar.

من يرد الله به خيرا يفقه في الدين، الحديث

“Barangsiapa dikehendaki Alloh kebaikan untuknya, Alloh akan memahamkannya dalam agama.”

Dan:

خيركم من تعلم القرآن وعلّمه، الحديث

“Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”

Alloh berfirman:

﴿ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ﴾ [العلق: 3-4]

“Bacalah dan Robbmu Yang Mahamulia, Yang mengajarkan dengan pena.”

            Meskipun aku itu tidak tahu siapakah orang yang tinggal sehari dan dua hari lalu pergi untuk berdakwah. Kesalahan itu tidaklah dinisbatkan kepadaku.

﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ﴾ [الأنعام: 164]

“Dan tidaklah setiap jiwa berbuat  kecuali akan menimpa dirinya sendiri. Dan tidaklah seseorang yang berdosa itu memikul dosa orang lain.”

            Adapun kasus Ubaid, Ubaid ta’ashshub (fanatik), menzholimi kami. Dan dia itu yang mulai menyerang kami, bukan kami yang mulai menyerang dia, Alloh tahu itu. Ini ada sejarah alur perkataanku bersama dia sejak dari permulaannya, tersebar di situs-situs dalam bagian risalah-risalah. Ubaid keluar ke Yaman, dan para pengadu domba –semoga Alloh menyikapi mereka dengan apa yang mereka berhak mendapatkannya- mendorong dirinya. Mereka mendorong dirinya dan bergerombol di sekeliling dia: “Wahai Syaikh kami, wahai Syaikh kami, wahai Syaikh kami.” Sampai dirinya bereaksi kebih keras daripada reaksi yang ini. Di depan kalian ada bencana dan kekerasan terhadap kami.

Kami terpaksa untuk membela diri kami dan membela kebaikan (markiz) ini :

﴿ فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ﴾ [البقرة: 194]

“Maka barangsiapa yang menyerang kalian, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian. bertakwalah kepada Alloh dan ketahuilah, bahwa Alloh beserta orang-orang yang bertakwa.”



جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال يا رسول الله أرأيت إن جاء رجل يريد أخذ مالي ؟ قال فلا تعطه مالك قال أرأيت إن قاتلني ؟ قال قاتله قال أرأيت إن قتلني ؟ قال فأنت شهيد قال أرأيت إن قتلته ؟ قال هو في النار. (أخرجه مسلم (140))

Datang seseorang kepada Rosululloh صلى الله عليه وسلم seraya berkata: “Wahai Rosululloh, kabarilah saya bagaimana jika ada orang yang ingin mengambil harta saya?” Beliau menjawab: “Jangan engkau beri dia hartamu.” Dia bertanya: “Kabarilah saya bagaimana jika dia memerangi saya?” Beliau menjawab: “Perangilah dia.” Dia bertanya: “Kabarilah saya bagaimana jika dia membunuh saya?” Beliau menjawab: “Maka engkau syahid.” Dia bertanya: “Kabarilah saya bagaimana jika saya membunuh dia?” Beliau menjawab: “Maka dia di dalam neraka.”

            Dan pemilik kebenaran itu punya hak bicara. Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

فإن لصاحب الحق مقالا

“Karena sesungguhnya pemilik kebenaran itu berhak bicara.”

Seorang badui menuntut haknya, maka para Shohabat Nabi صلى الله عليه وسلم ingin memukulnya,

maka Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

دعوه، فإن لصاحب الحق مقالا

“Biarkanlah dia, karena sesungguhnya pemilik kebenaran itu berhak bicara.”



            Manakala kami melihat bahwasanya kami punya hak bicara, dan kami terzholimi, kami dijahati, dan dia (Ubaid) fanatik bersama Al Adaniy dan hizbnya dan bersama mereka, firqoh yang memfitnah ini dan menghamburkan caci-makian dan permusuhan, sampai bahkan dia berbuat jelek pada Syu’bah dalam rangka menyerang diriku. Dan sampai pada tingkat dia berkata: “Orang-orang asing jangan datang ke Dammaj!! Dan yang di dalam Dammaj harus pergi!! Dan para penduduk Dammaj harus berbuat demikian-demikian terhadap Al Hajuriy, mintalah tolongan pada pemerintah untuk menangani Al Hajuriy!!” dan ucapan-ucapan jahat dan kosong yang lainnya, tersebar di situs. Perbuatan ini tidak boleh.

            Tidak berhak dia ataupun yang lainnya mengucapkan itu, berdasarkan hadits:

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Termasuk dari bagusnya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan apa yang tidak menjadi kepentingannya.”

            Lihatlah bantahanku terhadap ucapannya dan serangannya tentang kasus “Kelompok yang paling dekat kepada kebenaran” dalam risalah “Luthfulloh Bil Kholq Min Mujazafatisy Syaikh Ubaid Al Jabiriy Bi Romyihi Bil ‘Azhoim Liman Qola Aqrobuth Thowaifi Ilal Haq” Ubaid menyerang ulama banyak sekali, di antaranya adalah Al Imam Ibnu Baz رحمه الله bersama Lajnah Daimah حفظهم الله , Ubaid berbicara tentang mereka dengan ucapan yang paling buruk.

            Baik, aku sekarang menuntut ditegakkannya nasihat yang mana nasihat itu adalah timbangan manhaj salafiy, dan agar jangan sampai di barisan kita ada penerapan kaidah Al Banna: “Kita saling menolong dalam perkara yang kita sepakati, dan sebagian dari kita memberikan udzur pada sebagian yang lain dalam perkara yang kita perselisihkan.”

            Ubaid dengan perkataan tadi telah berbuat jelek pada para ulama, Lajnah Daimah -yang termasuk di dalamnya adalah Al ‘Allamah Ibnu Baz رحمه الله termasuk dari orang yang kita sebutkan di sana- dengan ucapan yang keras, dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia akan melempari aku, tapi ternyata dia melempari semuanya. Kenapa dia tidak dinasihati sampai dia meninggalkan ucapan itu? Dan ucapan yang lain yang disitu dia menyelisihi kebenaran.

            Ubaid telah berbuat jelek pada Ka’b bin Malik رضي الله عنه , dan berkata: “Jika Ka’b mati dalam keadaan seperti itu niscaya dia mati dalam keadaan sesat dan menyesatkan.”

            Ubaid Al Jabiriy berkata tentang Al Maktabatus Salafiyyah yang dikelola oleh sebagian orang-orang bodoh dan ahli taqlid di Birmingham dari Negara Inggris di tengah gereja-gereja dan tempat-tempat minuman keras dan keburukan yang lainnya, bahwasanya tempat itu adalah negri untuk hijroh, sementara berkebalikan dengan itu dia menasihati orang-orang untuk keluar dari Dammaj.

Dan sikap-sikap liar yang lain.

            Kemudian Asy Syaikh Robi’ diam terhadap Asy Syaikh Ubaid dan terhadap fitnah yang terjadi dari mereka. Dan mereka menumpuknya di atas kepalaku dan di atas kepala saudara-saudaraku. Kami ingin adanya nasihat. Ini adalah manhaj salafiy. Agama Alloh wajib ditegakkan tanpa sikap condong ke Ubaid ataupun kepada yang lainnya.

            Ketika Ubaid melampaui batas terhadap kami dan menzholimi kami, dan terjadi apa yang terjadi dari perkara-perkara tersebut, demi Alloh, kami membela diri kami dan membela kebaikan (dakwah) ini dengan benar. Dan kami jelaskan pada orang-orang sebagian dari apa yang ada pada Ubaid. Dan:

كلكم لآدم وآدم من تراب

“Kalian semua adalah anak Adam, dan Adam itu dari tanah.”

Dan:

إن لصاحب الحق مقالا

“Sesungguhnya pemilik kebenaran itu berhak bicara.”



            Maka banyak orang yang menerima kebenaran yang ada pada kami, dan segala puji bagi Alloh dan mereka tak mau menerima ucapannya yang tanpa hujjah.

            Dan manusia itu diagungkan oleh kebenaran dan dihinakan oleh kebatilan. Maka jika seorang pelajar pergi, tidaklah kebiasaannya itu mengulang-ulang ini. Tidak, demi Alloh. Akan tetapi jika mereka menanyainya dan dia berkata: “Fulan keliru dan menzholimi dakwah salafiyyah dalam masalah demikian, dan berbuat demikian,” ini bukanlah maknanya bahwasanya si pelajar ini dendangannya adalah itu (selalu menyebutkan kejelekan Ubaid). Dan orang yang tak punya perhatian pada ilmu, kami tidak peduli dengannya. Kami bersemangat kepada orang yang bersemangat pada ilmu, kepada sunnah, dan kepada kebaikan:

﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا﴾ [الأنعام: 164]

“Dan tidaklah setiap jiwa berbuat  kecuali akan menimpa dirinya sendiri.”



Pembaca lembaran: Asy Syaikh Robi’ berkata: “Ubaid, Ubaid, Yahya, Yahya, Yahya di langit, dan Ubaid mubtadi’. Ini adalah dakwah mereka.”

Asy Syaikh Yahya menjawab: “Apakah Anda meyakini ini wahai Syaikh? Bahwasanya ini adalah dakwah kami? Apa makna “Kecuali Ubaid dan Yahya”? Mereka itu tidak pergi berdakwah kepada tauhid? Dan Mereka itu tidak pergi berdakwah kepada sunnah? Dan Mereka itu tidak mengajarkan kitab-kitab ilmiyyah di cabang-cabang ilmu yang bermacam-macam? Mereka tak punya dakwah kecuali “Ubaid dan Yahya”? Ini tidak benar.

            Demi Alloh, orang-orang yang keluar untuk berdakwah ke berbagai tempat di dunia, bertanyalah tentang mereka, tentang orang-orang yang turun ke tempat mereka. Jangan kalian bertanya pada orang-orang yang punya hasrat dan pendengki dan bertentangan dengan mereka, dari kalangan orang-orang yang mengobarkan fitnah macam ini. Hendaknya kalian bertanya pada orang yang para dai tadi turun ke tempat mereka. engkau akan dapati satu orang tinggal di tempat mereka sebulan dan menyelesaikan dars-dars untuk mereka, kitab-kitab ringkas tentang tauhid, bisa jadi kitab “At Tauhid”, bisa jadi “Al Ushuluts Tsalatsah”, bisa jadi “Al Wasithiyyah”. Sekian kitab mereka tekuni bersama para murid mereka sampai selesai dari dars itu, disertai dengan ceramah-ceramah dan disertai nasihat, lalu pulang kembali. Maka bagaimana dikatakan bahwasanya ini adalah dakwah mereka?

Pembaca lembaran: Asy Syaikh Robi’ berkata: “Brithonia, Sudan, Mesir, Turki, Kenya, Libia, dan seluruh negara semua dipenuhi dengan kebencian menentang salafiyyin dan salafiyyah.”

Jawab Asy Syaikh Yahya: “Aku berlindung pada Alloh. Tidak demikian, demi Alloh. jika negara-negara dipenuhi dengan hizbiyyin, dipenuhi dengan ‘ilmaniyyin (sekuler), dipenuhi dengan Yahudi dan Nashoro, mereka berusaha membikin orang-orang benci pada salafiyyin dan salafiyyah. Maka ini tidak dituntutkan kepada kami. Adapun tuduhan bahwasanya kami berusaha membikin orang-orang benci pada salafiyyah, maka ini tidak benar.

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴾ [الأحزاب: 70]

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar”



            Hanyalah yang terjadi: anggaplah misalkan dia ditanya tentang suatu kasus (lalu dia menjawab): “Fulan inilah yang zholim, inilah yang berbuat demikian,” mereka diingatkan tentang orang itu, dan pintu bantahan itu terbuka. Berapa banyaknyakah Anda membantah orang-orang? Kami tidak berkata: “Sesungguhnya Anda membantah salafiyyah semuanya” kami katakan: “Anda berbicara tentang Fulan, tentang orang yang keliru dalam kekeliruan fulaniy” dan menjelaskan demikian dan menerangkan keadaan fulan. Dan kami tidak menjadikan yang demikian itu bahwasanya beliau membantah salafiyyah semuanya. Apa ini?!

Pembaca lembaran: Asy Syaikh Robi’ berkata: “ Tidak didapatkan perang semisal ini!”

Asy Syaikh Yahya menjawab: “Demi Alloh, tidak didapatkan sikap keras terhadap kami macam ini. Adapun peperang, itu tidak didapatkan dari kami, yaitu dari orang-orang salafiyyin yang kita harapkan kebaikan mereka. Dan kami demi Alloh membutuhkan bantuan mereka dan pertolongan mereka, dan kami bersyukur pada mereka dan kepada setiap orang yang mencurahkan kerja keras bersama kami. Adapun beliau memikulkan pada kebaikan (dakwah) ini bahwa ini adalah peperangan, dan bahwasanya tidak didapatkan perang semisal ini, apakah kita ini memerangi Islam wahai saudara-saudaraku? Mahasuci Engkau wahai Robb.

3⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Kami bersabar sejak tujuh tahun yang lalu. Surat-surat dan keluhan-keluhan banyak berdatangan kepadaku.”

👍 Jawaban Syaikh Yahya:

“Demi Alloh, kesabaranku lebih banyak. Demi Alloh, kesabaranku lebih banyak. Hadir di sisi Anda wahai Syaikh, -semoga Alloh memberi Anda taufiq-, orang-orang yang cinta pada Anda dari kalangan pelajar Dammaj dan yang selainnya, Anda menyambut mereka dengan hasungan untuk menyerang saya: “Perbuatlah terhadap Yahya, ratakanlah Yahya,” Anda membikan mereka bergolak, dan Anda berhujjah dengan pergolakan mereka. dan akan datang bukti tentang itu dalam risalah ini. Pembatasannya sulit, dan contohnya akan datang. Perbuatan ini tidaklah membikin diri Anda senang menimpa diri Anda sendiri. Dan Anda tidak rela hal itu untuk diri Anda sendiri, dan tidak pula untuk diriku. Perbuatan tadi menyebabkan perpecahan dalam dakwah, menyebabkan bahaya terhadap dakwah. Dan mukmin itu berupaya memperbaiki hubungan antar sesama.

            Anggaplah bahwasanya mereka menerima ucapan Anda tadi dan misalkan sejumlah pelajar di sini bangkit. Mereka ribuan, hanya milik Alloh sajalah pujian. Yang satu berkata dengan ucapan Anda ini: “Bangkitlah kalian untuk menghadapi Yahya, berbuatlah demikian dan demikian.” Dan sekelompok orang berkata: “Ini keliru, kami tidak melihat adanya kejelekan. kami tidak melihat adanya keburukan.”

Anda akan melihat mereka saling memukul wahai Syaikh. Anda akan melihat mereka saling bertengkar wahai Syaikh. Anda akan melihat mereka saling mencaci wahai Syaikh. Apakah Anda ridho dengan ini? Akan terjadi fitnah di antara salafiyyin, fitnah, pertengkaran, saling boikot, dan kejelekan di dalam dakwah di markiz yang sama. Dan orang-orang yang ada di atas kebaikan, di atas ilmu, dan di atas dakwah menjadi tumbal upaya penggolakan dan hasungan tadi!

            Tujuh tahun. Dalam tujuh tahun ini semua aku dizholimi dan aku sabar. Demi Alloh. Dan termasuk dari kezholiman tersebut –jika memang benar beritanya- adalah apa yang dinukilkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al Wushobiy, bahwasanya dia duduk bersama Asy Syaikh Robi’, dan Alloh sebagai saksi. Dan para masyayikh waktu itu hadir dan merasa sakit hati, karena dia menukilkan dari Asy Syaikh Robi’ yang berkata: “Seretlah Al Hajuriy dari atas kursinya, dan hendaknya penggantinya telah ada.”

            Mahasuci Alloh, wahai saudaraku, aku itu ada di atas wasiat dari pemegang urusan ini. Dan Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

﴿ فَمَنْ بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ ﴾ [البقرة: 181]

“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya.”



            Ini adalah dakwah. Ini bukan kursi kepemimpinan: “Pergilah engkau, pergilah engkau (teriakan para demonstran terhadap mantan presiden Yaman Ali Abdulloh Sholeh).”

            Benar, ini adalah dakwah, ini adalah agama. Ini apa sih wahai saudaraku? :

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Termasuk dari bagusnya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan apa yang tidak menjadi kepentingannya.”

4⃣Tatkala ada dari hadirin yang meminta kepada Syaikh untuk menasehati Al-Hajuri dan menulis surat kepadanya, makaAsy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Sungguh aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya antara aku dan dia (yakni nasehat langsung). Dan terkadang proses nasehat tersebut berlangsung 2,5 jam!

👍Syaikh Yahya menjawab: “Demi Alloh, memang pernah suatu ketika beliau menelpon,menelpon dan terputus, yaitu apa, menelpon lama sekali, demi membicarakan masalah Al Adaniy. Al Adaniy telah membuat lelah dakwah dan menimbulkan fitnah. Beliau berpendapat bahwa dia bukan hizbi, sedangkan saya berpendapat dia hizbi dan kebenaran ada bersamaku dalam masalah ini, karena saya telah menjelaskan dan menyebarkan penjelasan tersebut. Dan orang yang hadir melihat apa yang tidak dilihat oleh orang yang tidak hadir. Dan perpecahan dakwah kalian karena sebab dia adalah sebesar-besar ghuluw terhadap seseorang.

Beliau berusaha untuk meyakinkanku, namun saya tidak bisa untuk menerimanya. Hubungan lewat telepon ini memang berlangsung sekitar dua jam, tapi hanya membicarakan masalah ini saja. Adapun Syaikh Robi’, tidak ada permasalahan antara saya dengan beliau sama sekali kecuali permasalahan Al Adani saja. Permasalahan ini semua adalah serangan demi Al Adani dan orang-orang yang bersamanya. Mereka melancarkan pukulan dalam dakwah salafiyyah dengan dalih mengapa saya mengatakan dia hizbi!!
__________

Namun tidak mau mendengarnya dan mengulanginya lagi, dan tidak mau menepati janjinya. Barakallahu fikum.

👍Syaikh Yahya menjawab: ”Tak pernah –demi Alloh– sekalipun saya tidak pernah tahu bahwa saya berjanji dan tidak menepati janjiku, karena menepati janji adalah perkara yang diperintahkan dalam syariat. Maka perkataan, “Berjanji dan tidak menepati janji-janjinya” ini saya tidak pernah tahu dan tidak benar.”
_____________

Dan muridnya-muridnya ghulat (ekstrimis), dengan  ghuluw yang tiada bandingannya. 

👍Syaikh Yahya menjawab: “Dan ini demi Alloh adalah suatu kesalahan. Saya mengingatkan beliau untuk bertakwa kepada Alloh azza wa jalla. perkataan seperti ini tidak bisa di terima di kalangan orang-orang sholeh, bahkan perkataan ini adalah suatu kesalahan yang akan mendatangkan bahaya bagi yang mengucapkannya.

﴿وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ﴾ [الإسراء: 53]

“Dan katakanlah kepada hamba-hambaku supaya mereka berkata dengan kata-kata yang paling baik.” (QS. Al Isro:53)

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا﴾ [الأحزاب: 70]

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan berkatalah dengan perkataan yang benar.” (QS. Al Ahzab:70)

Murid-muridku kebanyakan adalah murid Syaikh (Muqbil) –rohimahulloh– yang masih tetap belajar di sini, sebagian ada yang tinggal selama sepuluh tahun, sebagian lagi kurang dari itu dan sebagian yang lain lebih dari itu. Dan murid-muridku juga, Anda sekalian mengetahui –dan segala puji hanya untuk Alloh– kebaikan yang ada pada mereka, dan kebencian mereka semua terhadap sikap ghuluw dan terhadap kemungkaran yang lain. Dan apabila terjadi dari salah seorang mereka sikap ghuluw, serampangan atau penyelisihan, maka saya, Anda dan seluruh orang-orang sholeh menasehatinya, baik orang tersebut ada di tempatku atau di tempat lain. Dan tidak bisa sesuatu yang baik dinisbatkan kepadanya kesalahan tersebut.

Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang berbuat kesalahan. Akan tetapi tuduhan seperti ini terhadap thullab, baik laki-laki, perempuan, masyayikh, dakwah beserta ribuan orang di Dammaj dan ribuan di luar Dammaj, baik dari murid-murid saya atau murid-murid Syaikh Muqbil yang terdahulu, mereka semuanya berbuat ghuluw??!!

Bahkan sebenarnya tuduhan inilah yang ghuluw. Perkataan yang benar harus disampaikan. Demi Alloh tuduhan semacam ini terhadap orang-orang yang sedemikian halnya itulah ghuluw yang keterlaluan, yang maknanya adalah membid’ahkan secara keseluruhan. Karena salah satu bid’ah yang teramat sangat adalah ghuluw.

Kita berlepas diri kepada Alloh dari sikap ghuluw –demi Alloh– tapi kemudian kita dituduh dengan itu??!!

Dan Syaikh (Robi’) sendiri ketika Abul Hasan Al Mishriy menuduh kita dengan ghuluw dan haddadiyah, beliau berkata: “Mana hujjah (alasan)mu bahwa mereka adalah kaum yang begini dan begitu?” Bahkan beliau memuji kita dengan benar. Namun tatkala para pengadu domba itu menukil dari kita kepada beliau sesuai dengan yang mereka inginkan, berbalik untuk mereka  pembelaan yang dulu beliau dengannya membela kita dari tuduhan Abul Hasan. Demi Alloh, perkataan beliau tersebut adalah ghuluw, yaitu membid’ahkan suatu ummat salafiyyah tanpa bukti.

___________

Yakni (mengatakan) Imamuts Tsaqalain, Imamuts Tsaqalain,

👍Syaikh Yahya menjawab: “Saya katakan kepada Anda, bahwa kata-kata ini –barokalloh fikum– tidak bisa dinisbatkan kepada saya. Imam ats tsaqolain!!, dan saya tidak pernah meyakininya, tidak pernah pula menganggap itu benar, tidak dulu dan tidak pula sekarang. Orang-orang yang hadir semuanya mendengar.

Terjadi ketergelinciran dari seorang penyair kemudian dia bertaubat darinya, dan taubat diterima walaupun dari khowarij, apalagi dari selain mereka. Meskipun demikian mereka masih saja mengulang-ulangnya, imam ats tsaqolain. Saya tidak pernah membenarkannya dan bahkan saya punya penjelasan khusus tentang ini, tersebar di internet menjelaskan bahwa itu adalah salah. Dan saya tidak senang dengan ghuluw baik terhadap saya atau terhadap selain saya.

Saya memohon perlindungan kepada Alloh. Kami meyakini perkataan Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam– :

»لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُ الله ورَسُوْلُهُ فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ«

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam menyanjungku sebagaimana nashoro berlebih lebihan dalam menyanjung ‘Isa bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba Alloh dan rosulNya, maka katakanlah, “Hamba Alloh dan Rosul-Nya”.

Dan ketika sebagian ada yang mengatakan kepada beliau:

«يا سَيِّدَنا، وابْنَ سيِّدِنا، وخَيْرَنا، وابْنَ خَيْرِنا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا أيها الناس، قُولَوا بِقَوْلِكُمُ الأَوَّلِ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكم الشَيْطانُ«

“Wahai tuan kami dan anak tuan kami, wahai yang paling baik di antara kami dan anak orang yang paling baik di antara kami. Maka Nabi –shollallohu ‘alaihi wa sallam– berkata: “Wahai sekalian manusia, berkatalah dengan perkataan kalian yang pertama, jangan sampai syaithon mencelakakan kalian.”

Dan dalil-dalil yang lain.

Ya, maka perkataan seperti ini –demi Alloh– bukan dari perkataanku dan saya tidak membenarkannya, tidak pula dahulu.

Terkadang mungkin pikiran saya sedang sibuk dari mendengarkan qoshoid (syi’ir), sehingga seorang penyair membaca syi’irnya di depanku kemudian pergi begitu saja, maka apabila setelahnya saya diingatkan tentang adanya kesalahan,  baru saya ingatkan dia. Dan saya telah mengingatkan penyair itu bahwa perkataan seperti ini salah, kemudian dia menghapusnya dan ruju’ darinya.

Mengapa kalian masih mengungkit-ungkit masalah ini?

Maksud mereka adalah mencari-cari sesuatu yang dengannya bisa membuktikan adanya ghuluw. Demikianlah, carilah untuk mereka sesuatu yang dengannya bisa membuktikan adanya ghuluw. Tidak ada, tidak ada.

___________

dan An-Nashihul Amin, … ghuluw, ghuluw, ghuluw.“

👍Syaikh Yahya menjawab: “Adapun kalimat An Nashihul Amin, demi Alloh ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Syaikh (Muqbil) –rohimahulloh– karena husnudzon beliau terhadap saya. Dan segala puji hanya untuk Alloh. Semoga Alloh memberi taufiq kepada saya untuk memberikan nasehat kepada kaum muslimin, dan saya memohon kepada Alloh agar menjadi seorang yang bisa dipercaya dalam memikul amanah.

Dan saya demi Alloh tidak menyukai sikap berlebih-lebihan. Saya sudah mengatakan kepada banyak orang, “Wahai saudaraku, hapuslah tulisan ini, saya tidak mau dengan perkataan seperti ini, singkirkanlah karena saya tidak menyukainya.”

Kalimat An Nashihul Amin ada asalnya, karena amanah ada pada orang-orang sholeh, demikian juga nasehat ada pada orang-orang sholeh. Ini poin yang pertama.

Sisi yang ke dua, bahwa kalimat tersebut ada asalnya, adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelum hadits yang paling akhir dari “shohih Al Bukhoriy” kitab At Ta’bir, Al Hafidz berkata, “Dan dari hadits tersebut (disimpulkan) bahwa tidak boleh untuk menakwil mimpi kecuali seorang yang ‘alim, nashihun amin, dan dicintai”, demikian disebutkan dalam syarah hadits.

            Juga At Tustari, disebutkan dalam biografinya di kitab “Hilyah” milik Abu Nu’aim: “Beliau adalah seorang yang nashih (pemberi nashehat) amin (yang terpercaya).”

            Dan Nabi –shollallohu ‘alaihi wa sallam– berkata tentang Abu Ubaidah: “Dia adalah orang yang paling dipercaya dari ummat ini.” Dan sebagainya.

            Demikian bila masalah ini dikembalikan ke asal muasalnya. Adapun tentang apakah saya senang dengan seperti ini, demi Alloh saya tidak menyukainya, saya suka untuk menjadi seorang yang tawadhu’, tenang dan tidak membuat ribut.

Anda sendiri, barangkali Anda disanjung dengan sebutan-sebutan yang lebih dari itu, maka mengapa serangan itu diarahkan kepada saya?

Manusia menyenangi siapa saja yang mengajarkan kebaikan kepada mereka. Terkadang sebagian dari mereka berlebihan dan sebagian yang lain mengurangi. Dan kesalahan bisa dirujuk kembali. Semoga Alloh memberi taufiq kepada kita semua.

5⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah mengatakan kepada hadirin, “Silakan nasehati dia, jangan menabuh genderangnya, jangan menutup-nutupi kesalahannya, bersikaplah terhadapnya dengan sikap jantan.”

👍Syaikh Yahya menjawab: “Bukankah ini artinya beliau mendorong untuk memberontak, wahai ikhwan? Siapakah yang ridho dengan seperti ini? Siapakah yang ridho dengan seperti ini? Demi Alloh Syaikh (Robi’) sendiri tidak mungkin ridho untuk diperlakukan seperti ini, tidak pula seorang alim ridho bila dirinya diperlakukan seperti ini. Sampai bahkan seorang tentara, tidak ridho bila diperlakukan dalam kesatuannya dan pribadinya, apalagi sebuah dakwah.

Sekarang Anda ridho mereka yang banyak itu memberontak kepada saya. Saya mengeluhkan usaha untuk menyalakan pemberontakan ini sejak tujuh tahun yang lalu. Dan –demi Alloh– ini tidak boleh, wahai Syaikh. Dan saya pasti akan menuntut Anda di hadapan Alloh dengan permasalahan ini dan permasalahan yang lain. Saya ini berdakwah kepada sunnah –demi Alloh–. Saya disakiti karenanya, dan saya bersabar untuknya, saya menanggung beban yang banyak. Dan saya kira Anda sekalian mengetahui itu. Tidak –demi Alloh– tidak karena dunia dan tidak karena apa-apa. Dan saya tidak ingin untuk meninggikan diri di dunia, tidak pula untuk membuat kerusakan. Akan tetapi karena Dakwah ini. Tapi kemudian dikatakan: “Bangkitlah kalian memberontak kepadanya!! Jangan memukul genderang untuknya!” Siapa yang memukul genderang?

Mereka itu adalah dai-dai yang menyeru ke jalan Alloh azza wa jalla, apakah mereka disifati dengan sifat seperti ini!!? Mereka berani membantah syaikh Robi’, apalagi membantah Yahya. Mereka membuat bantahan untuk Syaikh Robi’. Sekarang ini di rumahku sudah bertumpuk beberapa risalah, dan mereka mengatakan: “Kami akan membantah (Syaikh Robi’) karena ini adalah sesuatu yang salah,” apalagi (membantah) Yahya. Ya, membangkitkan pemberontakan atas saya tidak boleh –barokalloh fikum–.

6⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Orang paling berbahaya terhadap dakwah salafiyah. Tidak ada seorang pun yang lebih berbahaya daripada Yahya!“

👍Syaikh Yahya: “La ilaha illalloh, wahai ikhwan sekalian, bukankah di sana ada Yahudi, ada Nashoro, ada Rofidhoh, ada bencana yang lain, semuanya melancarkan peperangannya terhadap dakwah salafiyyah. Saya paling berbahaya dibanding mereka semua??!! Bukankah sudah saya katakan bahwa ini adalah ghuluw, wahai ikhwan, ya, demi Alloh itu adalah ghuluw yang membuat kulit merinding??

Sekarang Syaikh mengingkari ghuluw, dengan dalih bahwa beliau membenci ghuluw dan ingin untuk menyatukan kalimat. Apakah seperti ini wahai syaikh merupakan penyatuan kalimat dan upaya untuk itu? Apakah yang seperti ini wahai Syaikh adalah pengingkaran terhadap ghuluw?

Demikian juga Al Adani mengatakan bahwa dia (Al Hajuri) adalah orang yang paling fajir, tidak ada yang lebih fajir dan lebih dusta (darinya). Ini demi Alloh adalah ghuluw.

Demikian pula ‘Ubaid berteriak dari sana sini sambil mengatakan, “Orang ini (Al Hajuri) kalau tidak bertaubat, penggal saja lehernya.”

Memang tadinya ada fatwa yang saya sampaikan, kemudian setelah itu saya menganggap pendapat yang lain lebih, masih di jilid yang sama selang beberapa halaman. Fatwa tersebut beberapa tahun yang lalu, isinya hampir sama dengan fatwa Syaikh Al Imam –semoga Alloh memberi beliau taufiq–. Meskipun demikian, mereka tidak menyalahkan Syaikh Al Imam, karena tujuan mereka bukan untuk sekedar mengkritik, yang mereka inginkan adalah Yahya, itulah sasaran mereka!!.

(Dia mengatakan:) “Orang ini kalau tidak bertaubat dari perkataan ini: bahwa diperbolehkan sholat di belakang rofidhoh, dan bahwasanya mereka bukan kafir, atau semakna dengan itu, kalau tidak, maka dipenggal lehernya.” Maknanya bahwa dia telah murtad seperti Hallaj, murtad dengan kalimat ini.

Baiklah, sekarang Syaikh Al Imam, mengatakan seperti itu juga, kenapa kalian tidak mengkritik dia? Bukankah sudah saya katakan tadi bahwa kalian memakai kaidah: “Saling membantu dalam hal-hal yang kita sepakat padanya dan saling memaafkan terhadap apa-apa yang kita berselisih padanya”??! kita seharusnya mengambil pelajaran dari firman Alloh ta’ala tentang Bani Isroil:

﴿كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ﴾ [المائدة: 79]

“Mereka tidak saling melarang dari kemungkaran, amat buruklah apa yang mereka perbuat.” (QS. Al Maidah:79)

7⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Ya akhi, kita memiliki banyak madrasah, dengan ribuan karya tulis. Semuanya di atas manhaj salafy, berdakwah kepada salafiyyah dan membelanya. Namun (bagi Al-Hajuri dan pengikutnya) itu semua di bawah telapak kaki, di Saudi, di Yaman, di Aljazair, dan di semua negeri. Segala sesuatu di bawah telapak kaki.”

8⃣Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Cara seperti itu bukanlah dakwah salafiyah, bukan manhaj salafy.”


👍Syaikh Yahya menjawab: “Negeri Yaman di dalamnya terdapat banyak salafiyyin –demi Robbku– ya, –demi Alloh– pergilah ke satu desa dari desa-desa yang ada atau kota dari kota-kota, niscaya Anda akan mendapatkan masjid salafi dakwah salafiyyah baik banyak atau sedikit. Tidak ada satu daerahpun kecuali di situ ada kebaikan (dakwah salafiyyah). Ini adalah suatu hal yang baik –demi Alloh–, jangan direndahkan wahai Syaikh –semoga Alloh memberi Anda taufiq–, ini merupakan suatu kenikmatan. Dan keutamaan hanya untuk Alloh, kemudian untuk ahlussunnah semua, termasuk Anda di antara mereka.  Ulama yang sebelum Anda atau setelahnya, Ibnu Baz, Al Albani, Al Utsaimin, Al Afauzan, Al Abbad, syaikh kami –rohimahulloh– dan seluruh ahlul ilmi dan seluruh ahlussunnah yang mengajak kepada paham salafiyyah. Ini adalah buah dari dakwah mereka. Tidak boleh di hinakan kebaikan ini, dikatakan tidak ada kecuali ini dan itu, hanya dengan sebab adu domba.

Semua ini saya katakan bahwa Syaikh –waffaqohulloh– tidak bisa memastikan sesuatupun darinya lebih dari bahwa semua pembicaraan beliau ini porosnya adalah fitnah Al Adani. Oleh karena itu salafiyyun adalah Al Adani beserta para pengikutnya dan yang terpengaruh dengannya, semua orang yang mendholimi kita adalah salafi dan setiap orang yang bersama kita dia adalah yang ghuluw.

La ilaha illalloh… La ilaha illalloh…

kami mengingatkan untuk bertaqwa kepada Alloh azza wa jalla,

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ﴾ [الحشر: 18]

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang dipersiapkan untuk hari esok. Dan bertqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian lakukan” (QS. Al Hasyr:18)

Ini salah wahai Syaikh, akan mendatangkan bahaya, demi Alloh. Membahayakan dakwah salafiyyah, membahayakan saya, membahayakan Anda, di dunia dan di akhirat, akan mengantarkan kepada akibat yang kurang baik. Orang-orang saling bertengkar, siapa yang akan menanggung? Ini tidak ada landasannya sama sekali dan tidak ada yang mengharuskan.

*BANTAHAN DI ATAS DINUKIL DARI TERJEMAHAN "AN NUSH AR RAFI'..."

Beliau juga berpesan, “Sampaikan ucapan ini kepada Al-Hajuri, dia tahu bahwa aku tidak setuju dengan sepak terjang dia.”

👍Kami katakan: Iya kami tahu bahwa Syaikh Rabi hadahullah tidak setuju dengan tahdziran Syaikh Yahya hafidzahullah yang dikuatkan dengan bukti dan hujjah terhadap Abdurrahman Adeni ketika itu.

Tapi diakhir kesudahan Syaikh Rabi justru termasuk yang mentahdzir Abdurrahman Adeni...

Kemudian Alhamdulillah sepak terjang Syaikhuna Yahya dari dulu dalam menyerang ahlul bathil hizbiyyun dan ahlul bida' dan sejak kapan mengingkari kemungkaran mesti di setujui oleh Syaikh Rabi??

Apakah barometer kebenaran di sisi sekalian adalah mesti disetujui oleh Syaikh Rabi meskipun telah mencocoki kebenaran?? Justru inilah hakikat ghuluw dalam mengkultuskan individu tertentu selain Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, wallahul musta'an

Beliau juga mengatakan, “Para pengikut Al-Hajuri telah mencabik-cabik dakwah di seantero alam!!”

👍Kami katakan: ini juga tuduhan musyrikin terhadap Nabi shalallahu'alaihi wa sallam ketika menyerukan kepada tauhid dan kebenaran bahwa beliau memecah belah dan mencabik-cabik kesatuan mereka, datang dalam hadits Jabir radhiyallahu 'anhu di shahih Bukhari:

وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ

"Dan Muhammad shalallahu'alaihi wa sallam memecah belah antar manusia".
Yaitu antara keislaman dan kekufuran, antara kebenaran dan kebathilan.

Demikian dakwah yang mengikuti beliau dengan baik akan memecah belah antara kebenaran dan kebathilan manakala ahlus sunnah Dammaj membawa kebenaran dan melarang dari hizbiyyah kebid'ahan dan kemungkaran sementara kalian wahai Mar'iyyun, Luqmaniyyun yang berpakaian/berkedok salafy tapi bermuamalah hizbiy pecinta bid'ah yayasan dan ngemis pengekor hawa nafsu akhirnya timbullah perpecahan antara pengikut kebenaran dan pecinta kebathilan.

Apakah ini tercela? Ataukah justru keutamaan para pembawa kebenaran...walhamdulillah.

Sampai sekarang kami menyeru kepada ijtima' kesatuan kalimat dan persaudaraan! Tapi di atas kebenaran dan kemurnian dakwah ahlis sunnah bukan di atas hawa nafsu dan kebid'ahan yang kalian inginkan.

Mari bersatu! Tinggalkan hawa nafsu dan perkara baru dalam agama dan dakwah! Taubatlah dari itu semua maka kalian akan lihat persatuan yang hakiki diatas kitab dan sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah.

Dari fatwa dan tahdzir Asy-Syaikh Rabi’ di atas, kita bisa mengambil kesimpulan tentang siapa Al-Hajuri dan manhajnya :

Melecehkan dan merendahkan semua ‘ulama dan da’i Ahlus Sunnah, secara khusus adalah menjatuhkan kredibilitas Asy-Syaikh ‘Ubaid. Sebaliknya, doktrin yang senantiasa ditanamkan, bahwa Yahya Al-Hajuri adalah yang tertinggi. Memerangi dakwah Salafiyyah di setiap penjuru dunia...

👍Kami katakan: Ini adalah kedustaan yang besar atas Syaikh Yahya Al Hajury hafidzahullah dikatakan bahwa beliau melecehkan dan merendahkan semua ulama dan dai ahlis sunnah

Sebutkan satu saja dari ulama ahlis sunnah yang istiqomah di atas sunnah yang beliau lecehkan dan rendahkan?! Tidak ada kecuali ulama yang sebelumnya dikenal sebagai ulama ahlus sunnah kemudian menyimpang dari sunnah dinasehati tidak terima nasehat di tegakkan atasnya hujjah tapi lebih memilih hawa nafsunya seperti al adeni, ubaid al jabiry, muhammad al imam, al halabi, abul hasan al mishri, falih harbi dan selainnya.

Yang menunjukkan akan kedustaan kalian yg mengatakan beliau melecehkan seluruh ulama adalah smp sekarang beliau memuji dan menyanjung Syaikh Sholeh Al Fauzan hafidzahullah dan menganjurkan untuk istifadah dari beliau demikian Syaikh 'Abdul Muhsin Abbad, Al ithyubi dan selainnya dari para ulama dan da'i ahlis sunnah yang tidak terjangkiti fitnah hizbiyyah dan hawa nafsu  yang kalian tertimpa dengannya

Demikian yang telah meninggal seperti Al Albani, Al utsaimin, Ibnu Baz, Asy Syinqithi, Al Wadi'i dan seluruh ulama ahlis sunnah di zaman mereka atau sebelumnya

Adapun 'Ubaid telah tampak jelas sikaf fanatik dan tahazzubnya kekotoran lisan dan keburukan fatwax maka jangan kalian jadikan ubaid sebagai tolak ukur assunnah dan ahlus sunnah dan sejak kapan ubaid dikenal kecuali ketika fitnah abul hasan kmdn setelah itu dikenal dgn fitnahnya di fitnah al mar'iyyah ketika tiba-tiba muncul menghantam ahlul haq dengan kebatilan

Tapi di sisi kalian siapa yg bersama kalian dalam menghantam musuh kalian dan tidak mengingkari kemungkaran kalian maka dia diagungkan dan di sanjung dan siapa yg mengingkari kalian di rendahkan dan dihinakan meskipun tanpa hak dan merekayasa kesalahan atasnya dengan melebih-lebihkan, wallahul musta'an

Demi Allah seandainya Syaikh Yahya diam dan tidak menasehati kalian wahai Luqmaniyyun dalam perkara yayasan ngemis dan selainnya dari kemungkaran kalian niscaya beliau akan selamat dari makar kalian dan kalian akan puji dan sanjung beliau sebagaimana kalian memuji dan menyanjungnya sebelumnya serta memberikan rekomendasi untuk rihlah kemarkiznya ketika itu,
Namun hawa nafsu dan kebid'ahan telah membutakan mata hati kalian wallahul musta'an.


Sumber :
Channel Telegram milik Al Ustadz Abu Abdirrohman Siddiq Al Bugisi حَفِظَهُ اللّٰه
https://t.me/MARKIZTORAUT/1103 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ