Semangat Menuntut Ilmu
☄️ *Semangatlah untuk terus menerus menuntut ilmu dan menyebarkannya
sampai ajal menjemput*
🖊Imam Ibnul Mubarak pernah di tanya,
: قيل لابن المبارك، إلى متى تطلب العلم؟ قال: «حتى الممات إن شاء الله
“Sampai kapan engkau menuntut ilmu? Beliau berkata, “sampai mati
insyaAllah”
📚Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi no.586,
🖊Dikatakan pada imam ibnul mubarak rohimahullooh :
الى كم تكتب الحديث ؟
Sampai berapa kamu akan menulis hadits ?
لعل الكلمة التى أنتفع بها لم أسمعها بعد
semoga dengan satu kalimat yang aku ambil manfaat dengannya, aku
tidak mendengarkannya lagi setelah itu.
📚syaraf ash’haabul hadits hal 68.
🖊Berkata al-hasan bin manshur al jassas Rohimahulloh, aku berkata kepada imam ahmad
bin hanbal
الى متى يكتب الرجل الحديث ؟حتى يموت
Sampai kapan seseorang menuntut ilmu hadits ? sampai ia mati.
📚syarah ash-habul hadits 68.
🖊Berkata abdulllaah bin muhammad al-baghawi rohimahullooh :
أنا أطلب العلم الى أن أدخل القبر
Saya mendengar aba abdillah ahmad bin hanbal berkata, saya akan
menuntut ilmu sampai saya masuk kubur.
📚syaraf ashaabul hadits 68.
🖊Berkata al fairuz aabaadi rohimahullooh tentang syarat belajarnya orang yang belajar :
ألا يعتقد في علم أنه حصل على مقدار لا تمكن الزيادة عليه , فذلك جهل يوجب الحرمان, نعوذ بالله منه
Jangan ia menyakini pada ilmu bahwa ia telah mendapatkan dari ilmu
diatas kadar yang tidak mungkin ada tambahan lagi, maka itu adalah
suatu kejahilan yang mengharuskan akan diharamkan ilmu, kita
berlindung kepada Allooh darinya.
📚bashooir dzawi at-tamyyiz 1/52.
Dan jangan pernah berpikir dengan sebagian anggapan orang orang yang semangatnya lemah , jika sudah tua tidak mau lagi menuntut ilmu,terlebih lagi kalau sebelumnya
sudah pernah mondok dan belajar.
🖊Berkataa al-khotib al-baghdadi rohimahullooh ,
درس الفقه انما يكون في الحداثة,وزمن الشبيبة لأنه يحتاج الى الملازمة وشدة الصبر عليه والمداومة,ولا يقدر على ذلك من علت سنه ,ولا يطمع فيه من مضى أكثر عمره.
jika ada yang mengatakan belajar fiqh, itu hanya untuk pemula dan
zamannya anak pemuda, sebab butuh untuk mulazamah(senantiasa), dan kuatnya kesabaran, dan terus menerus(mempelajarinya), dan tidak akan mampu
Perkara tersebut bagi yang sudah tua umurnya, dan tidak pula ada rasa keinginan dari orang yang telah melewati kebanyakan masa umurnya.,
Maka dikatakan pada mereka :
ليس مما ذكرت مانع من طلبه, ولأن تلقى الله طالبا للعلم خير من أن تلقاه تاركا له زاهدا فيه راغبا عنه
Bukanlah dari apa yang kamu sebutkan suatu penghalang dari menuntut
ilmu(karena umur sudah tua), sebab kamu berjumpa kepada allooh sebagai penuntut ilmu itu lebih baik dari pada kamu berjumpa kepada Allooh
dalam keadaan kamu mennggalkan ilmu karena merasa tidak butuh dan benci
terhadap ilmu.
📚 Al-faqih wal mutafaqqih 2/85.
🔎Dan lihatlah bagaimana kisah para ulama salaf, akan semangatnya mereka
berdiskusi tentang ilmu walaupun dalam keadaan menjelang kematiannya.
🖊Berkata al hafidz Abu Ja’far Muhammad bin Ali at-tustury Rohimahulloh
حَضَرنا أَبَا زُرْعَةَ يعني الرازي بِمَاشَهْرَانِ ,وَكَانَ فِي السَّوْقِ، وَعِنْدَهُ أَبُو حَاتِمٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ
وَارَةَ، وَالْمُنْذِرُ بْنُ شَاذَانَ، وَجَمَاعَةٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ فَذَكَرُوا الحديث قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» , فَاسْتَحْيُوا مِنْ أَبِي زُرْعَةَ،وهابوه أن يلقنوه وَقَالُوا: تَعَالَوْا نَذْكُرُ الْحَدِيثُ، فَقَالَ محمد بن مسلم بْنُ وَارَةَ: حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَبُو عَاصِمٍ قَالَ: ثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ
جَعْفَرٍ , عَنْ صَالِحٍ وجعل يقول ابن أبي.... وَلَمْ يُجَاوِزْ.وقال أبوا حاتم حدثنا بندر حدثنا أبو عاصم عن عبد الحميد بن جعفر عن صالح ولم
يجاوز. وَالْبَاقُونَ سَكَتُوا، فَقَالَ أَبُو زُرْعَةَ وَهُوَ فِي السَّوْقِ:، ثنا بُنْدَارٌ، قَالَ: ثنا أَبُو عَاصِمٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ , عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي عَرِيبٍ , عَنْ
كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ»وتوفى رَحِمَهُ اللَّهُ
“saya mendatangi Abu Zur’ah yang sedang dalam keadaan sakaratul maut,ada bersamanya abu hatim, Muhammad bin Muslim bin Warah, Al-Mundzir bin Syadzanula(ulama besar dalam ilmu hadits) dan sekelompok ulama lainnya. Kemudian mereka membicarakan hadits,sabda nabi sholallaahu ‘alaihi wasallam
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Talqinkanlah kepada orang yang sedang menghadapi kematian diantara kalian kalimat ‘laa ilaaha illallahu’.”
Kemudian mereka merasa malu terhadap Abu Zur’ah dab segan untuk
mentalqinkan beliau. Lalu mereka berkata, “mari kita bicarakan hadits
ini”.
Muhamaad bin muslim bin Warah berkata, “telah menceritakan lepada
kami hadits ini dari Adh-Dhahak bin Makhlad Abu Ashim, dari Abdul
Hamid bin Ja’far dari Shalih, dan muhammad bin muslim bin warah hanya
menyebutkan sholih bin abi...namun dia tidak bisa meneruskan perawi
selanjutnya(nama lengkapnya).
Berkata abu hatim :telah menceritakan pada kami hadits ini dari bundar,
ia berkata telah menceritakan pada kami abu ‘ashim dari abdul hamid bin ja’far dari sholih , dan abu hatim tidak melanjutkan rowi..
Sedangkan ulama yang lain terdiam.
*"Maka berkata Abu Zur’ah dan beliau dalam keadaan sakaratul maut*" ,
“Telah menceritakan pada kami Bundaar, ia berkata telah menceritakan
pada kami Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih bin Abi
‘Ariib dari Katsir bin Murrah Al-Hadhrami dari Mu’adz bin Jabal
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Siapa yang akhir dari ucapannya laa ilaaha illaalloohu, maka ia akan masuk surga,
*"Kemudian abu zur’ah meninggal dunia rohimahulloohu*" .
📚Lihat dalam Ma’rifah ‘ulum Al-Hadits hal. 76,syiar a’lam an-nubala
13/76, as-subki ath-thobaqaat 1/64, dan imam al-baihaqi dari jalannya
sendiri dlam syu’ab al-iman 16/250, ibnu asaakir dalam at-tarikh
36/38, ibnul jauzi dalam ats-tsabat ‘inda al mamaat hal 161, al khotib
fi at-tarikh 10/335, al mizzi dari jalannya dalam tahdzib al kamal
19/101, ibnul jauzi fi al muntazdham 5/48 dari jalan muhammad bin
abdillah bin syadzan dari abi ja’far .
📌Subhanallaah , lihatlah abu zur’ah menjaga roobNya pada masa hidupnya
dan menghabiskan umurnya dalam jalan untuk mencapai keridhaan Allooh,
maka Allooh pun bersamanya pada saat yang sangat sulit menjelang
kematiannya, yang akhirnya beliau mengucapka kalimat ikhlas pada akhir
hayatnya, dan Mudah-mudahan Allooh menjaga kita , bukan menjadi orang
yang melupakan Allooh pada masa hidupnya, dan masa kuatnya, sehingga
Allooh pun lupa pada kita dalam keadaan lemahnya dan tidak ada lagi
daya dan kekuatan padanya.
📌Lihat bagaimana sahabat Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu dalam
keadaan luka yang sangat parah di ambang kematiannya setelah ditikam sama Abu Lu’luah Al-Majusi diperut beliau,tetap semangat berdakwaah dan menyebarkan ilmu.Toh apalagi kita dari kalangan penuntut ilmu hanya sekedar demam sedikit sudah tidak berdakwah beberapa hari.
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Amr bin Maimun radhiallahu ‘anhu
bahwa ketika Khalifah ‘Umar radhiallahu ‘anhu ditusuk perutnya pada
waktu sholat shalat subuh oleh Abu Lu’luah Al-Majusi,
فأتي بنبيذ فشربه، فخرج من جوفه، ثم أتي بلبن فشربه فخرج من جرحه، فعلموا أنه ميت، فدخلنا عليه، وجاء الناس، فجعلوا يثنون عليه
Didatangkan minuma air kurma dan diminumnya maka keluar dari
tenggorokannya, kemudian diberi air susu maka beliau meminumnya dan keluar dari lukanya(diperutnya). Mereka mengetahui bahwa beliau akan meninggal dan kami pun masuk menemuinya. Kemudian datanglah manusia
dan memujinya,
dan datanglah seorang anak muda dan berkata,
أبشر يا أمير المؤمنين ببشرى الله لك، من صحبة رسول الله صلى الله عليه وسلم، وقدم في الإسلام ما قد علمت، ثم وليت فعدلت، ثم شهادة،
“Bergembiralah wahai Amirul Mu’minin dengan berita gembira dari Allah
untukmu,engkau telah menjadi sahabat rasulullooh shollalloohu ‘alaihi wasallam, engkau termasuk orang yang utama dalam islam,seperti yang engkau ketahui, kemudian engkau menjadi pemimpin dan engkau bersikap adil sebagai pemimpin, kemudian engkau akan menjadi syahid.
Umar pun menjawab,
وددت أن ذلك كفاف لا علي ولا لي
Kalau seandainya (kebaikan kebaikan) itu seimbang dengan dosa-dosaku (aku sudah senang).
Selanjutnya ‘amr bin maymun menceritakan :
فلما أدبر إذا إزاره يمس الأرض
Ketika anak muda itu pergi dilihatnya kainnya menyentuh tanah [isbal],
kemudian umar berkata:
ردوا علي الغلام
“Kembalikan anak muda itu kepadaku”.
Dan umar berkata,
يا ابن أخي ارفع ثوبك، فإنه أبقى لثوبك وأتقى لربك
“Wahai anak saudaraku! Angkat kainmu, maka itu lebih lebih suci bagi
pakaianmu, dan lebih bertakwa kepada roobmu.”([HR. Bukhari)
Dan Rasulullooh sebagai suri teladan kita,dalam keadaan sakit yang
parah, beliau tetap berdakwah dan menyampaikan ilmu untuk
memperingatkan ummatnya diantaranya agar tidak menjadikan kuburan sebagai masjid karena itu bisa sebagai sarana yang mengantarkan kesyirikan,
Dari ‘Aisyah Radiyallahu ‘anha, bahwa ia pernah berkata,
لما نزل برسول الله صلى الله عليه وسلم طفق يطرح خميصة له على وجهه, فاذا اغتم كشفها عن وجهه فقال وهو كذلك
Tatkala diturunkan pada Rasulillaah shollaahu ‘alaihi wasallam(penyakit yang mengakibatkan kematiannya), maka beliau
menjadikan sebuah kain(yang terbuat dari bulu domba) diatas wajah
beliau(karena demam yang beliau rasakan), namun beliau melepas kain tersebut dari wajahnya, ketika napasnya semakin terganggu, seraya beliau bersabda :
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الَْيَهُودِ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
“laknat Allooh atas orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan
kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah (masjid)”. [HR. Bukhari
dan Muslim]..
Kita memohon kepada Alloh mudah mudahan dalam keadaan menjelang kematian ,masih tetap berdiskusi dan mengajarkan ilmu , Sehingga akhir hayat hidup kita di tutup dengan Khusnul khatimah .
🔎Tambahan ket:
Abu zur’ah adalah ubaidullooh bin abdul karim bin yazid bin farrukh
ar-rozy, yang lahir sekitar tahun 200 Hijriyyah,.
Beliau telah mendengar dari abi nua’im, ahmad bin hanbal, al qa’naby,
yahya bin bukair, ibnu abi syaibah, ahmad bin yunus, qobishoh bin
uq’bah, abul walid ath-thoyalisi dan selain mereka.
Dan para ahli hadits yang telah mendengar dari abu zur'ah adalah imam abu hatim,
muslim, at-tirmidzi, an-nasai, ibnu majah, harmalah bin abi yahya dan
selainnya.
Beliau menuntut ilmu hadits dalam usia musa, dan beliau telah duduk
dikursi menyampaikan hadits berumur 32 tahun.dan beliau mengatakan
saya menghafalkan dua ratus ribu hadits , sebagaimana seseorang
menghafalkan surah al-ikhlas.
Berkata ibnu roohawaih: setiap hadits yang tidak diketahui abu zur’ah,
maka hadits itu tidak ada asalnya.
Berkata abdullaah bin ahmad, tatkala abu zur’ah tiba, dan bermalam
disisi bapakku, maka saya mendengar bapakku suatu hari ia berkata: saya
tidak sholat kecuali sholat wajib, karena saya lebih mengutamakan
mudzakarah hadits dengan abi zur’ah dari sholat sunnahku, dan beliau
meninggal tahun 264 hijriyyah,
📚 lihat lebih lengkap kisah beliau dalam
jarh wa ta’dil 1/328, tarikh al-bagdad 10/326, syiar a’lam an-nubala
13/65, tahdzib at-tahdzib 7/30
✍Disusun oleh
Abu Hanan As Suhaily Utsman As Sandakany
11 Muharram 1440 - 21 September 2018
🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾
Sumber :
https://t.me/Nashihatulinnisa
Komentar
Posting Komentar