Nasehat seputar masalah penutupan masjid di karenakan wabah corona
*Nasihat & Fatwa Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri hafidhzahullah*
*❓Pertanyaan dari Indonesia seputar penyegelan Masjid dikarenakan Korona.*
🌙 Malam Senin 18 Ramadhan 1441
✏ Pertanyaan :
Sebagian saudara kita disana berpendapat menutup masjid untuk menghindari wabah ini, dan yang lainnya berpendapat tetap shalat berjama'ah berdasarkan dalil-dalil yang menunjukkan atas hal itu.
🔖 Jawaban:
Telah terulang-ulang penyebutan sejumlah dalil _dengan taufiq Allah_ yang menunjukkan wajibnya shalat berjamaah, diantaranya:
Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk. [Surat Al Baqarah 43] secara umum.
Dan sabda Nabi ﷺ:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka.
Dan sabda Nabi ﷺ:
"Siapa yang mendengar panggilan(adzan) dan tidak menjawabnya tanpa udzur maka tidak ada shalat baginya."
Dan dalil shalat jama'ah banyak.
• maka siapa yang diperkenankan untuk shalat berjamaah maka jangan ia sia-siakan, dan boleh bagi mereka menempuh sarana-sarana (pencegahan) insya Allah sebagian sarana, dan upaya perlindungan seperti kebersihan, baik kebersihan tubuh dan kedua tangan, kebersihan masjid, atau teras masjid, atau kebersihan orang-orang yang mau masuk atau selainnya yang mereka sebut mensterilkan. Hal ini tidak terlarang secara syari'at, dan mereka berdoa kepada Allah agar Allah menjauhkan musibah ini dari kaum muslimin, berdoa kepada Allah Azza wa Jalla dikesempatan-kesempatan ijabah.
👉🏻 Dan siapa yang qunut, tidak diingkari apabila musibah itu semakin parah disuatu tempat dan penduduk nya qunut agar mengangkat petaka itu. Hal ini merupakan mengiba kepada Allah, dan Allah Azza wa Jalla berfirman:
Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri. [Surat Al Mukminun 76] dan wabah ini adzab.
Mengiba, baik disaat qunut atau selainnya tidak terlarang.
Siapa yang ditekan oleh pemerintah_misalnya_ ditempatnya, diharuskan menutup (masjid) untuk menghindari perselisihan dengan penguasa (danctidak sepantasnya ia berselisih dengan penguasa dan tidak benar) boleh baginya menutup masjid.
• siapa yang tidak ditekan oleh pemerintah dan mendapat keluasan hendaklah ia tetap dalam ibadah dan syiar yang agung tersebut, dan kita sekarang dihari-hari berkah, sepuluh terakhir dari Ramadhan, padanya Lailatul Qadr lebih baik daripada 1000 bulan, maka yang seperti ini kondisinya jangan ia luputkan. Dan demi Allah ini sebab kesehatan afiat dan sebab semua kebaikan dunia dan akhirat.
• dan Rahmat Allah bagi orang-orang yang pengasih, siapa yang mengasihi dirinya dengan ketaatan Allah maka Allah akan lebih mengasihaninya dan siapa yang menjauhkan dirinya dari ketaatan Allah maka hatinya akan kaku, dan ia mendapatkan kesengsaraan sesuai kadar jauhnya dari Rabb nya, Allah berfirman:
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” [Thaha 124]
🍃 Maka shalatlah _semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kalian_ secara berjama'ah, dan bersungguh-sungguh lah melakukannya disaat senang dan susah,
Sungguh pandemi yang keras telah terjadi, dan Ahlul Ilmi tetap bersama dengan masyarakat melaksanakan shalat berjama'ah dimasa-masa yang lampau, mereka tidak meninggalkan shalat berjamaah, tidak pula mengosongkan dan menutup masjid.
Bahkan apabila wabah itu semakin parah, maka masjid-masjid penuh untuk dzikir Allah disaat-saat susah, berdoa dan mengiba, _sebagaiman ya g disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab badzlul Ma'un_ *maka shalatlah (berjama'ah) semoga Allah menjaga kalian*
Ini adalah pertanyaan dari saudara-saudara kita dari Indonesia, shalatlah berjama'ah
Apabila kalian mendapatkan keluasan, dan tidak terjadi pada kalian pengharusan, terjadi penentangan antara kalian dengan penguasa ini tidak boleh.
Adapun apabila kalian diluaskan, dan tidak ada atas kalian kekerasan maka sholat lah kalian dimasjid-masjid kalian, dan mohonlah kepada Allah kebaikan untuk kaum muslimin dan kalian dalam kebaikan, dan boleh jadi inilah yang mendatangkan rezeki bagi umat.
Sungguh dahulu seorang pria bekerja, dan orang lain mendatangi Rasulullah ﷺ, maka yang bekerja mengeluhkan saudaranya, yaitu ia tidak membantu dalam pekerjaannya, atau semisalnya. Maka Nabi ﷺ berkata kepadanya:
Boleh jadi kamu mendapatkan rezeki karena dia."
Yaitu kamu mendapat rezeki dengan sebab yang fokus dengan ketaatan Allah, menuntut ilmu.
Maka boleh jadi umat mendapatkan kesehatan karena (keberadaan) kalian, wahai Ahlul ilmi wahai para penuntut ilmu, bisa saja Allah mendatangkan kesehatan untuk masyarakat pada agama dan dunia mereka lantaran apa yang kalian tegakkan berupa kebaikan, fokus ibadah kepada Allah, merengek kepada Nya, shalat berjamaah dan jumatan, tarawih dan puasa, ini merupakan sebab keselamatan umat dan menghindarkan neraka bagi umat disemua tempat dan waktu. Inilah arti pentingnya.
Siapa yang mendapatkan kesempatan dan ia bisa menegakkan syiar ini dan terus menjalankan nya, walaupun wabah itu ada pada sebagian perkampungan, disebagian tempat ada yang positif, terjadi demikian, *lakukanlah sebab-sebab pencegahan tanpa menempuh larangan-larangan syariat. Mereka (tetap) shalat jama'ah.*
Rasulullah ﷺ didatangkan padahal beliau sakit, hingga diberdirikan dishaf beliau dipikul diantara 2 orang, sakit, mereka memberikan beliau dishaf, dan beliau shalat sedangkan beliau sementara sakit.
Dan penyakit sebagian dari yang lain, sebagian wabah, dan sebagian penyakit kamu tidak tahu, na'am.
Wabah humma terjadi di Madinah, hingga banyak sahabat yang sakit, dan terjadi banyak hal baik wabah atau bukan.
•Terus melaksanakan ketaatan Allah bermanfaat._semoga Allah memberikan taufiq-Nya_
Dan ikhwah disana(Indonesia) jangan berselisih.
⚠ Siapa yang mendapat tekanan dan dikeadaan semakin parah maka ia punya udzur.
Dan siapa yang tidak tertekan, ia punya kesempatan untuk shalat Jumat dan jama'ah maka shalat, perkara baik, ada kesempatan dan ia tidak mendapat gangguan maka jangan tinggalkan jumatan dan jama'ah.
✏ *Al Hafidhz Ibnu Rajab Al Hambali* rahimahullah berkata dalam kitabnya "Lathoiful Ma'arif pada cakupan pembahasan tentang posisi bulan Shafar pada hadits (tidak ada penyakit menular, tidak juga hamah dan shafar) halaman 71 cet. Dar Ibnu Hazm.
Beliau berbicara tentang jenis yang pertama: sebab kebaikan. Lalu beliau sebutkan....
Dan berkata : Jenis kedua : sebab-sebab keburukan..
Beliau berkata: jenis kedua sebab-sebab keburukan, tidak boleh disandarkan kecuali kepada dosa, karena semua musibah hanyalah disebabkan oleh dosa.
Sebagaimana firman Allah :
dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. [Surat An Nisa 79]
Dan berfirman:
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). [Surat As Syura 30]
*Maka tidak disandarkan kepada sebab apapun selain dosa* seperti penyakit menular atau selainnya,
👉🏻 Dan yang disyariatkan adalah menjauhi apa yang nampak darinya (penyakit tersebut), dan menempuh pencegahannya dengan kadar yang datang dengannya syariat,
Seperti : menghindari orang yang kusta dan orang sakit, dan (tidak) mendatangi daerah wabah.
👉🏻
Adapun sesuatu yang tidak nampak dari penyakit tersebut maka tidak disyariatkan melakukan pencagahan dan menjauhinya
*sebab itu termasuk tathoyyur (pesimis) yang terlarang*
🔥 Sedangkan pesimis (beranggapan buruk) merupakan amalannya pelaku syirik dan kufur.
Dan Allah telah menghikayatkan hal itu dalam kitab-Nya tentang kaumnya Fir'aun, kaumnya Nabi Shalih dan Ashhabul Qaryah yang didatangi oleh para Rasul.
▪️Dan telah sahih dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:
*Tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu sehingga membatalkan amalan).*
▪️dan dalam hadits :
siapa yang dibuat ragu oleh thiyarah, maka sungguh ia telah melakukan kesyirikan.
▪️ Dan dalam hadits Ibnu Mas'ud yang mar'fu':
*Thiyarah merupaka kesyirikan, dan tidak ada dari kita kecuali... Namun Allah menghilangkannya dengan tawakkal.*
✏ Dan orang yang mencari-cari sebab kejelekan itu (asal dan penularannya) berupa memperhatikan bintang-bintang dan semisalnya (juga) merupakan thiyarah yang terlarang.
⚠ _Dan orang-orang yang mencari-cari hal itu (sumber/asal wabah dan penularannya) kebanyakannya tidak sibuk dengan hal yang mengangkat petaka (wabah) tersebut berupa ketaatan,_
melainkan memerintahkan untuk tetap dirumah dan tidak beraktivitas
💫 Dan hal ini tidak dapat mencegah berlangsungnya takdir, dan ketetapan (Allah).
🔥 Dan diantara mereka ada yang sibuk dengan maksiat, *dan hal ini diantara perkara yang memperkuat terjadinya petaka dan dampak(pengaruhnya)nya.*
🍃 Yang syariat datang dengannya adalah tidak mencari-cari hal itu(sumber virus dan penularannya) dan berpaling darinya, serta menyibukkan diri dengan hal yang bisa mengangkat petaka itu, berupa doa, dzikir, sedekah, *merealisasikan tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla dan beriman terhadap ketetapan dan takdir Nya.*
📚 Lathoiful Ma'arif hal 71
Syaikh Yahya hafidhzahullah berkata :
*Ucapan yang berharga,* kemudian wahai Ikhwan...
•Shalat merupakan bentuk upaya kembali kepada Allah...
•Jama'ah merupakan bentuk kembali kepada Allah...serta firar (kembali dengan cepat) kepada Allah
Allah telah berfirman:
ففِرُّوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِۖ
Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah.
Allah berfirman:
وَظَنُّوۤا۟ أَن لَّا مَلۡجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّاۤ إِلَیۡهِ
serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja. [Surat At-Taubah 118]
▪️Maka tidak ada bagi hamba tempat untuk lari dan kembali kecuali hanya kepada Allah yang Maha Suci.
🍃 Ini adalah sebab-sebab (pencegahan dan penyelamatan)nyata, berdasarkan ilmu dan agama (tentu) jelas,
disetiap keadaan bahkan walaupun penyakit itu sudah ada dan menelan korban, kita tidak punya tempat kembali dan lari kecuali kepada Allah Rabb Semesta Alam.
Kita *harus Shalat*, kita tetap harus Shalat, merengek dan berdoa kepada Nya.
• Dan selama shalat ditegakkan sesempurna mungkin maka tentu lebih utama dan tentu hamba lebih merengek kepada Rabbnya dan hal itu lebih bermanfaat disisi RabbNya
• dan diantara agungnya ibadah shalat adalah dilakukan secara berjama'ah.
• Maka(taatilah) Allah (taatilah)Allah dalam berjama'ah,
~ Dan siapa yang diharuskan serta dipaksa atas sesuatu hal maka *bertakwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kemampuan kamu*
🔖 *Kami bihamdillah berpendapat mendengar dan taat kepada para penguasa, dan kami memohon kepada Allah untuk kami dan mereka agar diberikan taufiq.*
✏
Namun siapa yang mendapat keluasan dan tidak ada mudharat atasnya, maka hendaklah ia beribadah kepada Allah hingga ada udzur baginya untuk meninggalkan ibadah itu disisi Allah, apabila ia dipaksa, atau dilarang atau dihalangi dengan sesuatu yang memudharatkan nya.
🔥 *Beribadah kepada Allah dengan shalat Jumat dan jama'ah, berdakwah kepada Allah dan ta'lim, ini adalah sebab kesehatan Afiat di dunia dan akhirat.*
•Seseorang tidak bertambah nilainya di dunia dan akhirat kecuali dengan ketaatan kepada Allah
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya."
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya."
✏ ini semua menunjukkan bahwa sebab kebahagiaan adalah amalan Shalih,
(مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ)
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan [Surat An-Nahl 97]
▪️Merupakan kehidupan yang baik adalah kesehatan afiat dan terhindar dari petaka.
*Dan diantara amalan shalih adalah jama'ah, ilmu, qiraatul Qur'an, doa.*
•Kami tidak katakan sebagaimana ucapan
تنال الحشَفَ وسوء الكَيلة
(Ungkapan yang artinya bahw hal ini akan cepat beres)
~ Kenyataannya ada saja kekurangan, dan hari demi hari berlalu lalu kita tambah fitnah yang ada dengan fitnah lainnya, yaitu fitnah yang sudah ada, petaka yang sudah ada, *dan dengan kita berpaling(dari kewajiban) akan menambah fitnah.*
▪️ Mengapa kira nya binatang binatang melata memohonkan ampunan untuk Ahlul Ilmi?!
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia."
Dan hadits
مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ
"Telah tiba gilirannya seorang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman"
Serta hadits hadits lainnya?!
Tidak lain, kecuali karena Ahlul Ilmi itu memberikan motivasi dan menyerukan untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, hingga diketahui hak dan kewajiban masing-masing, hingga hak-hak terjaga hingga sampai kepada pemiliknya, hingga ditegakkan ketaatan Allah, hingga banyak ditengah manusia bermunculan rasa takut kepada Allah, dan taqwa kepada Allah Azza wa Jalla.
Sehingga saling terhubung semua makhluk, sehingga tidak terjadi mudharat dari yang ini kepada yang itu, dan agar tidak terjadi ditengah manusia kebinasaan, bahkan pada hewan dan seluruh makhluk,
Sehingga hewan-hewan tersebut bersyukur dan mendoakan mereka yang merupakan sebab keselamatan dan kebaikan untuk mereka (hewan).
🍃 Agama Allah Azza wa Jalla tidak akan pernah tegak, kecuali dengan menyebarkan ilmu dan sunnah kepada orang-orang disetiap saat.
Dan kita memohon kepada Allah Taufiq.,
🔖 Permasalahan terjadi, sebagaimana yang kalian tahu, maka hendaklah ikhwan sekalian tidak saling memboikot.
Dan janganlah mereka berselisih, bahkan pada (status) WhatsApp.
Siapa yang Allah berikan Taufiq bisa menegakkan shalat berjamaah , maka itu perkara yang baik, dan ini yang afdhal, bahkan suatu ketetapan(wajib).
• Dan siapa yang tidak dimudahkan menjalankannya dan dipaksa (menetap atau menutup sarana ibadah) maka bertakwalah kamu kepada Alluh sesuai dengan kemampuan kamu),
“Sesungguhnya segala urusan itu milik Allah"
Segala sesuatu kembalinya kepada Allah,
قُلۡ إِنَّ ٱلۡأَمۡرَ كُلَّهُۥ لِلَّهِۗ
"Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” [Surat Ali 'Imran 154]
"Dan miliknyalah segala sesuatu" [Surat Al Qashash 91]
(وَلِلَّهِ غَیۡبُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَإِلَیۡهِ یُرۡجَعُ ٱلۡأَمۡرُ كُلُّهُۥ فَٱعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَیۡهِۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ)
Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.[Surat Hud 123]
Ayat ayat ini wajib terpancang dihati setiap mukmin bagaimana pun keadaannya
قُل لَّوۡ كُنتُمۡ فِی بُیُوتِكُمۡ لَبَرَزَ ٱلَّذِینَ كُتِبَ عَلَیۡهِمُ ٱلۡقَتۡلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمۡۖ وَلِیَبۡتَلِیَ ٱللَّهُ مَا فِی صُدُورِكُمۡ وَلِیُمَحِّصَ مَا فِی قُلُوبِكُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِیمُۢ بِذَاتِ ٱلصدور
Meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi hati .[Surat Ali 'Imran 154]
(أَیۡنَمَا تَكُونُوا۟ یُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنتُمۡ فِی بُرُوجࣲ مُّشَیَّدَةࣲۗ
Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. [Surat An-Nisa' 78]
(قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِی تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ مُلَـٰقِیكُمۡۖ )
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu,
[Surat Al-Jumu'ah 8]
• Maka tidak seorangpun mampu lari dari takdir Allah,
*Silahkan ia menjalankan sebab-sebab (pencegahan) yang tidak ada maksiat padanya.*
~ Seandainya ada yang berkata : bahwa diantara sebab sembuh dari penyakit gula, memakan qot (sejenis ganja)
Maka kami katakan ini adalah sebab yang tidak teranggap,
*" sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan umatku pada perkara yang Allah haramkan"*
Atau kesembuhan pada daging babi atau semisalnya....
~Akan tetapi (maksud kami) lakukanlah sebab (pencegahan/pengobatan) pada hal yang disyariatkan, upayakan pada yang tidak ada penyelisihan syariat padanya.
🍃 Kita semua adalah hamba Allah, Allah berbuat apa saja pada kita sesuai yang Ia mau,
فَإِذَا جَاۤءَ أَجَلُهُمۡ لَا یَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةࣰ وَلَا یَسۡتَقۡدِمُونَ)
Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
[Surat Al-A'raf 34]
Sebab-sebab kita tempuh walillahilhamd, cuci tangan.
Saya nasihatkan agar kalian memperhatian kebersihan, cuci tangan kalian dengan sabun setiap kali kalian pulang jika keluar, kumur-kumur, masukkan air kedalam hidung _mereka sebutkan bahwa hal itu memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan yaitu pada kumur-kumur dan membersihkan hidung dengan air_ , kebersihan... Mandi dalam sehari lebih dari 1 kali, dan kebersihan pakaian, kebersihan lengan dan dikala keluar wc dan selainnya, ini adalah kebersihan yang diperintahkan dalam agama kita.
~ Tatkala mereka (kuffar) kencing dan mengeringkannya pada celananya maka musibah ini lebih parah pada mereka, benar.. mereka juga tidak berwudhu sehingga bertumpuklah (kotoran) dihidungnya ... Tidak cebok tidak wudhu tidak istinsyak dan yang lainnya.
Istinsyak merupakan sebab untuk semangat.
Oleh karena itu Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ
"Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah dia beristintsar (mengeluarkan air dari hidung) tiga kali"
Yaitu istinstar dan istinsyak
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ
karena setan bermalam pada batang hidungnya."
Tinggal dengan korona, ... Dan ternyata disana orang sakit, sakit disebabkan berpaling (dari kewajiban)
Alhamdulillah atas kesehatan, kita memohon Kepada Allah agar menguatkan keimanan kita.
*Yakinlah wahai saudaraku, yakinlah,
Apabila iman kita kuat, dan kita banyak berdoa kepada Rabb kita, masyarakat akan sehat,
Yakinlah demi Allah, wajib bagi kita untuk yakin kepada Allah, dan kita tidak akan terpapar.
Jikalau terjadi sesuatu, yaitu hal yang tidak jauh terjadinya(kematian) pada seseorang ditinjau bahwa itu sudah ketetapannya, yang harus ia jalani hari ini atau besok, akan tetapi dalam kesehatan afiat , inilah jalan kebaikan.
إِنَّ ٱللَّهَ یُدَ ٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ۗ
Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman .[Surat Al-Hajj 38]
*Di terjemahkan oleh :*
*Al Ustadz Abu Ubaiyd Fadhliy Al Bugisi حَفِظَهُ اللّٰه*
Join Channel :
https://t.me/dars_ustadz_abu_ubaiyd_fadhli
Download Audio di Telegram :
https://t.me/dars_ustadz_abu_ubaiyd_fadhli/1239
Sumber :
https://t.me/dars_ustadz_abu_ubaiyd_fadhli/1240
Teks Arob :
*سؤال من إندونيسيا حول حكم إغلاق المسجد بسبب _كورونا_*
ليلة الاثنين 18 رمضان 1441 هجرية لشيخنا يحيى بن علي الحجوري حفظه الله تعالى:
هذا سؤال يقول صاحبه:
*إن بعض إخوانهم هناك يرى إغلاق المسجد؛ تفاديا لهذا الوباء، وآخرون يرون الصلاة في جماعة؛ للأدلة الدالة على ذلك.*
والجواب : تكرر ذكر عديد من الأدلة -بتوفيق الله- على وجوب صلاة الجماعة، ومن ذلك: قول الله عز وجل: *(وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ)* البقرة: 43. عمومًا
وقول النبي صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: *(والذي نَفْسِي بيَدِهِ لقَدْ هَمَمْتُ أنْ آمُرَ بحَطَبٍ، فيُحْطَبَ، ثُمَّ آمُرَ بالصَّلاَةِ، فيُؤَذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إلى رِجَالٍ، فَأُحَرِّقَ عليهم بُيُوتَهُمْ، بالنار)* الحديث، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: *(مَنْ سمعَ النداءَ فلمْ يُجِبْ مِن غيرِ عذرٍ فلا صلاةَ لَه)* الحديث، وأدلة صلاة الجماعة كثيرة.
فمن تهيأ له أن يصلي جماعة فلا يفرط في ذلك، ولهم أن يعملوا وسائل، إن شاء الله بعض الوسائل، والأسباب، والوقايات، كالنظافة سواء نظافة الجسم واليدين، أو نظافة المسجد، أو نظافة رَحَبَةِ المسجد، أو نظافة الداخلين، وما إلى ذلك، كما يسمونها بالتعقيم، ولا مانع من ذلك شرعا، ويَدْعُون الله أن يدفع البلاء عن المسلمين، ويدعون الله عز وجل في مواطن الإجابة.
ومن قنت لا يُنكر عليه إذا اشتد البلاء في بلد وقَنت أهلهُ لرفع البلاء؛ فإن هذا ضراعة إلى الله والله عز وجل يقول: *(وَلَقَدْ أَخَذْنَاهُم بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ)* [المؤمنون: 76]، وهذا عذاب.
التضرع سواء كان في القنوت أو غير ذلك ما فيه مانع. ومن ضغطت عليه الدولة -مثلا- في بلده، ألزموه أن يغلق؛ تفاديا للخلاف مع أولياء الأمور، ما ينبغي ذلك ولا يصلح؛ فله ذلك.
ومن لم تضغط عليه الدولة، ووجد سعة أنه استمر في هذه العبادة العظيمة والشعيرة، ونحن في أيام مباركة، العشر الأخيرة من رمضان، وفيها ليلة القدر خير من ألف شهر، فمثل هذا لا يفرط فيه، وهو -والله- سبب العافية، وسبب كل خير في الدنيا والآخرة.
ورحمة الله بالرحماء؛ فمن رحم نفسه بطاعة الله كان الله به أرحم، ومن أبعدها عن طاعة الله قسى قلبه، وحصل له من الضنك بقدر بُعدِه عن ربه، قال تعالى: *(وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ)* طه: 124
فَصَلُّوا -وفقكم الله- في جماعة، واحرصوا عليها في السراء والضراء؛ فقد حصلت أوبئة شديدة، وأهل العلم ما زالوا مع المجتمع على صلاة الجماعة في الأزمنة الماضية، لم يتركوا الجماعة، ولم تعطل وتغلق المساجد، بل كان إذا اشتد عليهم أمر ازدحمت بهم المساجد لذكر الله في حالات الشدائد وللدعاء والضراعة. كما ذكر ابن كثير رحمه الله في بذل الماعون، فَصَلُّوا -حفظكم الله، هذا السؤال من إخواننا من إندونيسيا- صَلُّوا في جماعة.
إذا وجدتم سعة ولم يحصل لكم يعني إلزام بحيث يحصل بينكم خلاف مع ولاة الأمور، لا يصلح هذا، وأما إذا كان عندكم سعة، وما عليكم شدة، صلوا في مساجدكم، وادعوا الله للمسلمين، وأنتم في خير، وربما هذا الذي يُرْزَق به الأمة.
قد كان رجل يحترف، والآخر يأتي رسول الله صلى الله عليه وسلم، فشكى المحترف أخاه أي: أنه ما يتعاون معي في العمل، أو نحو ذلك، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: *(لعلك تُرْزَق به)* أي: ترزق بالذي معتني بطاعة الله، بطلب العلم، فلعل الأمة تُجْلَب لها العافية بكم.
يا أهل العلم، ويا طلاب العلم، لعل الله يجلب العافية للناس في دينهم، ودنياهم، بما تقومون به من خير، وإقبال، على الله، وضراعة إليه، وجماعة، وجمعة، وقيام، وصيام، هذا من أسباب عافية الأمة من أسباب دفع البلاء عنها في كل مكان وزمان، هذا هو الشأن، من وجد مجالا وله سعة أن يقيم هذه الشعائر ويستمر فيها، حتى وإن حصل في بعض القرى، بعض الأمكنة، حصل مرض، حصل كذا، يعملون بعض الأسباب، بدون ارتكاب محظورات شرعية، فيُصَلُّون جماعة، النبي صلى الله عليه وسلم أُتِيَ به وهو مريض حتى أُوقِفَ بالصف، يهادى بين الرجلين، مرض، فأوقفوه بالصف، فصلى وهو مريض، والأمراض بعضها من بعض، بعضها أوبئة، وبعضها أمراض، ما تدري أنت، نعم، وحصلت حمى في المدينة حتى مرض أكثر الصحابة، وحصلت أشياء سواء أوبئة أو غير أوبئة.
الإقبال على طاعة الله فيه نفع، نسأل الله التوفيق، ولا يختلف الإخوة هناك: من ضغط عليه واشتد عليه الحال له عذره، ومن لم يُضغَط عليه وله مجال أن يصلي جمعة وجماعة صلى، أمر طيب، مجال ما يحصل له أذى، فلا تترك الجمعة، والجماعة.
قال الحافظ ابن رجب في كتابه لطائف المعارف، ضمن كلامه على وظيفة شهر صفر عند حديث: *(لا عدوى، ولا هامة، ولا صفر)*. صفحة ٧١ / طبعة دار ابن حزم
تكلم عن النوع الأول: أسباب الخير، ثم ذكر، وقال: النوع الثاني:
أسباب الشر، قال رحمه الله تعالى: النوع الثاني أسباب الشر: لا تضاف إلا إلى الذنوب؛ لأن جميع المصائب إنما هي بسبب الذنوب، كما قال تعالى: *(وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ)* [النساء: 79]، وقال تعالى: *(وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ)* [الشورى: 30]، فلا تضاف إلى شيء من الأسباب سوى الذنوب، كالعدوى، أو غيرها، والمشروع اجتناب ما ظهر منها واتقاؤه بقدر ما وردت به الشريعة، مثل: اتقاء المجذوم، والمريض، والقدوم على مكان الطاعون، وأما ما خفي منها فلا يشرع اتقاؤه واجتنابه؛ فإن ذلك من الطِّيَرة المنهي عنها، والطيرة من أعمال أهل الشرك والكفر، وقد حكاها الله تعالى في كتابه عن قوم فرعون، وقوم صالح، وأصحاب القرية التي جاءها المرسلون، وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: *(لا طيرة)،* وفي حديث: *(من ردته الطِّيَرة فقد قارف الشرك)،* وفي حديث ابن مسعود المرفوع: *(الطيرة من الشرك، وما منا إلا، ولكن الله يذهبه بالتوكل).*
والبحث عن أسباب الشر -من النظر في النجوم، ونحوها- من الطيرة المنهي عنها. والباحثون عن ذلك غالبًا لا يشتغلون بما يدفع البلاء من الطاعات، بل يأمرون بلزوم المنزل، وترك الحركة، وهذا لا يمنع نفوذ القضاء والقدر، ومنهم من يشتغل بالمعاصي، وهذا مما يقوي وقوع البلاء ونفوذه، والذي جاءت به الشريعة هو: ترك البحث عن ذلك، والإعراض عنه، والاشتغال بما يدفع البلاء، من الدعاء، والذكر، والصدقة، وتحقيق التوكل على الله عز وجل، والإيمان بقضائه وقدره. انتهى كلامه رحمه الله
قال الشيخ: كلام نفيس، ثم يا إخوان، الصلاة من اللجوء إلى الله، الجماعة من اللجوء إلى الله، ومن الفرار إلى الله، يقول الله تعالى: *(فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ)* [الذاريات: 50]، وقال تعالى: *(وَظَنُّوا أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ)* [التوبة: 118] فلا ملجأ إلى العبد ولا منجا من الله سبحانه و تعالى إلا إليه هذه أسباب حقيقية، علمية، دينية، واضحة؛ في كل حال.
حتى لو كان المرض حاصل، والموت حاصل، ما معنا ملجأ إلا إلى رب العالمين، لا بد أن نصلي، ونضرع إليه، وندعوه، وكلما كانت الصلاة على الوجه الأكمل كانت أفضل، وكان العبد فيه أضرع إلى ربه، وأنفع له عند الله، ومن عظيم شأنها: الجماعة.
فالله الله في الجماعة، ومن أُلزِمْ بشيء فأُجبِر على شيء *(فاتقوا الله ما استطعتم)*
نحن الحمد لله نرى السمع والطاعة لأولياء أمورنا نسأل الله لنا ولهم التوفيق.
لكن من له سعة ولا عليه ضرر يعبد الله؛ حتى يكون له عذر عند الله إذا أُجبِر ومُنِعَ، وتعرض لما يضره، يعبد الله في صلاة الجمعة، والجماعة، والدعوة إلى الله، والتعليم، هذه أسباب العافية في الدنيا والآخرة.
ما زاد الإنسان في الدنيا والآخرة إلا طاعة الله، إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث، عن أبي هريرة رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: *(إذا مات الإنسانُ انقطع عنه عملهُ إلا من ثلاثةٍ: إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له)* رواه مسلم.
يَتبعُ الميت ثلاثة، عن أنس رضي الله عنه عن رسولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: *(يتْبعُ الميْتَ ثلاثَةٌ: أهلُهُ، ومالُه، وعمَلُه، فيرْجِع اثنانِ، ويبْقَى واحِدٌ: يرجعُ أهلُهُ، ومالُهُ، ويبقَى عملُهُ)* متفقٌ عَلَيهِ؛ فكل هذه تدل على أن من أسباب السعادة هي العمل الصالح، قال تعالى: *(مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ)* [النحل: 97]
ومن الحياة الطيبة: العافية، ودفع البلاء، والعمل الصالح منه: الجماعة، منه العلم، وقراءة القرآن، ومنه الدعاء، لا نكون كما يقول المثل: *(أَحَشَفاً وسوء كِيْلَة)*
التقصير حاصل، والأيام تَمُرُّ، ونحن نزيد الفتن فتنًا، لماذا؟ هذه الدواب تستغفر لأهل العلم، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: *(إن الله، وملائكته، وأهل السموات والأرضين، حتى النملة في جحرها، وحتى الحوت، ليصلون على معلم الناس الخير)* وحديث: *(مستريح ومستراح منه)*، وما إلى ذلك.
وما ذلك إلا لأن أهل العلم يحثون على طاعة لله، ويدعون إلى طاعة الله؛ حتى يُعرَف لكل ذي حق حقه، حتى تُحفَظ الحقوق لأهلها، حتى تقام طاعة الله، حتى يكثر في الناس خوف الله، وتقوى الله عز وجل؛ فيحصل الترافق لجميع المخلوقات، يحصل إعطاء كل ذي حق حقه، فلا يحصل ضرر من هذا على هذا، ولا يحصل في الناس هلكة، وحتى الحيوانات تُعطَى حقها، وسائر المخلوقات؛ لهذا كان هؤلاء مدانين بالشكر والدعاء لهذا الذي كان السبب في عافيته وفي الخير لها.
ما يقام دين الله عز وجل إلا بنشر العلم ونشر السنة في كل حين، نسأل الله التوفيق.
لا يتهاجر الإخوان، ولا يختلفون، ولا الكلام في الواتسابات، من وفقه الله لإقامة الصلاة في جماعة أمر طيب، وهو الأفضل، وهو اللازم، ومن لم يتيسر له ذلك وأُلجِئَ *(فاتقوا الله ما استطعتم)*
الأمر عائد لله، *(قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ)*، *(وله كل شيء)*، *(وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ)* هذه يجب أن توقر في قلوب المؤمنين مهما كان. *(قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي أَنفُسِهِم مَّا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُل لَّوْ كُنتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ)* [آل عمران: 154]، ويقول الله تعالى: *(أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِ اللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا)* [النساء: 78]، *(قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ)* [الجمعة: 8].
فما يستطيع أحد أن يفر من قدر الله، يعمل بالأسباب التي لا معصية فيها.
فلو قال الإنسان: من أسباب دفع السكر أنك تأكل قات، قلنا: هذا السبب أَلْغِهِ؛ *(إن الله لم يجعل شفاء أمتي فيما حرم عليهم)* أو في لحم خنزير، أو في شيء من ذلك، لكن الأسباب الشرعية تُتَحَرَّى بما لا مخالفة شرعية، نحن عبيد لله يفعل الله فينا ما يشاء. *(وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ)* [الأعراف: 34]
الأسباب نعمل بها، ولله الحمد، نغسل أيدينا، أنا أنصحكم بالعناية بالنظافة، بالماء والصابون، كلما رجعت البيت، وكلما خرجت. وهكذا المضمضة والاستنشاق، يقولون فيه فضل عظيم، وفيه حصانة صحية جميلة، والغسل في اليوم أكثر من مرة، ونظافة الثياب، ونظافة المرافق، وعند الخروج من الخلاء، وما كان من هذا النظافة، مأمور بها من ديننا.
والاستنشاق من أسباب النشاط: فعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: *(إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ، فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ)،* [صحيح البخاري
الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَياشُيمِهِ
يبيت ويبيت معه كورونا هذه، وإذا بذلك مريض بسبب الإعراض.
*الحمد لله على العافية، نسأل الله أن يقوي إيماننا، ثقوا يا إخوان، ثقوا، أننا إن قوي إيماننا وأكثرنا من دعاء ربنا أن المجتمع في عافية، ثقوا، والله إنه يجب علينا أن نثق بالله، وأننا لن نتضرر.*
وإن حصل شيءٌ فما هو بعيد على الإنسان؛ باعتبار أن مصيره اليوم أو غد، لكن في عافية، هذا طريق الخير، *(إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا ۗ )* [الحج: 38].
انتهى
_________
فَرَّغه: أبو عبد الرحمن حمود الثوابي غفر الله له، ولوالديه، وللمسلمين أجمعين.
_# مكة المكرمة البلد الحرام_
Komentar
Posting Komentar