HUKUM SHOLAT BERJAMA'AH DENGAN JARAK ANTAR MAKMUM DALAM SATU SHOF BERJAUHAN












🍃〰🍃〰🍃〰🍃

🔵 HUKUM SHOLAT BERJAMAAH DENGAN JARAK ANTAR MAKMUM DALAM SATU SHOF BERJAUHAN
➖➖➖➖➖➖➖
📝 Oleh: Asy-Syaikh Abdul Hamid Al-Hajuriy hafidzohulloh
➖➖➖➖➖➖➖

الحمد لله رب العالمين،
والصلاة والسلام على رسوله الأمين،
أما بعد:

فالتراص في الصفوف حال صلاة الجماعة من الأمور المتعينة،
وأرى وجوب ذلك لأدلة كثيرة في الباب.
وذهب جمهور العلماء إلى الاستحباب، وقولهم مرجوح، ويدل على ذلك ما جاء عن النعمان بن بشير رضي الله عنه: قال النبي صلى الله عليه وسلم : "لتسون صفوفكم، أو ليخالفن الله بين وجوهكم". متفق عليه.

➡️ Merapatkan shof ketika sholat jama'ah termasuk dalam perkara² yang harus ditunaikan, dan saya berpendapat bahwa itu hukumnya wajib berdasarkan dalil² yang banyak pada permasalahan ini.
Adapun jumhur 'Ulama mereka berpendapat  tentang sunnahnya, dan pendapat mereka tersebut lemah.
Dalil yang menunjukan atas hal tersebut adalah hadits yang datang dari An-nu'man bin Basyir rodhiyallohu 'anhu : Nabi ﷺ bersabda :
"Kalian benar² luruskan shof² kalian atau (jika tidak, maka) Allooh akan membuat wajah² kalian berselisih". [Muttafaqun Alaihi].

ومع ذلك حيث جاء الأمر الملزم للمصلين بالتباعد في الصفوف وهم بين ترك الجمع والجماعة أو بين الصلاة مع التباعد فأقول وبالله التوفيق.

➡️ Dan bersamaan dengan itu tatkala datang perintah yang mengharuskan orang² yang sholat agar berjauhan di dalam Shof², maka mereka berada dalam pilihan keadaan antara meninggalkan Jumu'ah & Jama'ah atau tetap sholat dengan keadaan berjauhan (dalam shof).
Maka saya katakan dengan mengharap taufiq kepada Allooh semata:

صلاة الجماعة مع التباعد في الصف خير من ترك الجماعة.
دليل ذلك في قوله تعالى: (فاتقوا الله ما استطعتم)
ويقول رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ما أمرتكم به فاتوا منه ما استطعتم).
وأما أنها صلاة منفرد خلف الصف فالذي يظهر لي أنها ليست كذلك و التراص في الصفوف واجب وليس بشرط في صحة الصلاة،

➡️ Sholat jama'ah bersamaan dengan berjauhannya makmum di shof itu lebih baik dari pada meninggalkan jama'ah.
Dalilnya adalah firman Allooh Ta'ala :
(فاتقوا الله ما استطعتم)

(Bertaqwalah kalian kepada Allooh semampu kalian)

Dan juga sabda Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam:

(ما أمرتكم به فاتوا منه ما استطعتم)

"Perkara² yang aku perintahkan kalian dengannya maka kalian kerjakanlah semampu kalian."

Adapun sholat yg seperti itu dikategorikan sholat sendirian di belakang shof, maka yang nampak bagi saya bahwa tidaklah demikian. Sebab merapatkan shof adalah kewajiban bukanlah syarat sahnya sholat.

فأنصح بشهود الجمعة والجماعة وما لا يدرك كله لا يترك جله، فعن عمران بن حصين رضي الله عنه، قال :
كانت بي بواسير فسألت النبي صلى الله عليه وسلم عن الصلاة فقال :
"صل قائما، فإن لم تستطع فقاعدا، فإن لم تستطع فعلى جنب ". أخرجه البخاري (1117)

➡️ Maka aku nasehatkan agar menghadiri Jumu'ah dan Jama'ah, (sebagaimana kaidah;) apa saja yang tidak bisa didapat keseluruhannya maka janganlah ditinggalkan keseluruhannya.
Diriwayatkab dari 'Imron bin husain rodhiyallohu 'anhu, bahwa dia berkata : "Dulu saya memiliki sakit wasir (ambien) maka saya bertanya kepada Nabi ﷺ tentang cara sholat, maka Beliaupun menjawab: "Sholatlah engkau dalam keadaan berdiri, jika tidak mampu maka dalam keadaan duduk, jika engkau gak mampu juga maka berbaring miringlah". [HR. Al-Bukhori: 1117]

ونعم تراص ‎الصفوف في الصلاة مطلوب شرعا وعقلا لكن إن عجز الإنسان فيجوز له الترخص بأدلة الاستطاعة والقدرة وبالله التوفيق.

➡️ Memang benar, merapatkan shof dalam sholat merupakan perkara yang dituntut secara syar'iy dan akal sehat, akan tetapi jika seseorang tidak mampu, maka boleh baginya untuk mengambil keringanan berdasarkan dalil2 tentang  Istitho'ah (kesanggupan) dan Qudroh (kemampuan seseorang).
..........

.........
ولا تبطل الصلاة بقطع صف مطلقا وهذا منها إن شاء الله تعالى،
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله كما في المجموع:
وفي الجملة: فليست المصافة أوجب من غيرها، فإذا سقط غيرها للعذر في الجماعة فهي أولى بالسقوط. ومن الأصول الكلية أن المعجوز عنه في الشرع ساقط الوجوب، وأن المضطر إليه بلا معصية غير محظور، فلم يوجب الله ما يعجز عنه العبد، ولم يحرم ما يضطر إليه العبد. اهـ.
وهذا منها إن شاء الله تعالى.

➡️ Dan sholat tidaklah batal dengan terputusnya shof secara mutlaq, dan perkara yang kita bahas ini termasuk diantaranya -In Syaa Allooh-.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh sebagaimana terdapat dalam Mujmu' fatawa berkata:
"Dan tidaklah bershof (merapatkan shof) hukumnya lebih wajib dari yang lainnya, apabila selainnya bisa gugur hukumnya dalam jama'ah di sebabkan udzur maka perkara ini lebih utama untuk gugur hukumnya. Dan termasuk dari kaidah ushul yang penerapannya menyeluruh, bahwa orang yang tidak mampu dari suatu perkara maka dalam syariat termasuk orang yang gugur darinya kewajiban, dan bahwa orang yang dipaksa kepada suatu perkara yang bukan maksiat maka dia tidak dilarang darinya, dan Allooh tidaklah mewajibkan perkara² yang seorang hamba tidak sanggup darinya, dan Allooh juga tidak mengharomkan perkara² yang seorang hamba terpaksa atasnya."

وهناك فرق بين صلاة الفرد خلف الصف وصف فيه عدة أشخاص ولكنه منقطع فتقطيع الصفوف مع القدرة لا يجوز ومتعمده آثم لمخالفته أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم،
ويجوز الصلاة بين السوري للحاجة وهو في حكم المنقطع، لكن القول بالبطلان يحتاج إلى دليل صريح في المسألة ولا دليل هنا والله أعلم.

➡️ Dan di sana ada perbedaan antara sholat sendirian di belakang shof dengan shof yang ada padanya beberapa orang namun terputus-putus. Pemutusan shof bersamaan dengan adanya kemampuan (untuk merapatkannya) tidaklah diperbolehkan dan menyengajanya teranggap pelaku dosa, disebabkan penyelisihannya terhadap perintah Rosulullooh ﷺ.
Dan boleh sholat di antara tiang-tiang dikarenakan adanya kebutuhan yg menuntutnya, padahal ini termasuk dalam hukum sholat yang terputus shofnya.
Adapun pendapat yang mengatakan batalnya (sholat disebabkan terputusnya shof) butuh dalil yang tegas pada permasalannya ini, dan tidak ada dalil di sini tentangnya. Wallohu a'lam .

وهنالك أقوال لأهل العلم في الباب ولكن أردت الاختصار فقط.

Dan di sana ada perkataan-perkataan Ahlul 'ilmi dalam bab ini, akan tetapi (saya tidak sebutkan, karena saya) menginginkan pembahasan ringkas saja.

[4 Syawal 1441]

➖➖➖➖➖➖➖
🔸Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Wildan Waffaqohulloh
🔸Dengan koreksi: Abu Zakaria Irham Al-Jawiy Waffaqohulloh

🍃〰🍃〰🍃〰🍃



Sumber :
https://t.me/alutsmaniy/4004 

https://t.me/A_lzoukory 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ