Bantahan terhadap selogan " Diam saat fitnah adalah merupakan bagian dari ilmu, dan siapa yang banyak bicaranya, dialah yang akan menyesal kemudian"

⏳ Bantahan terhadap selogan "  Diam saat fitnah adalah merupakan bagian dari ilmu, dan siapa yang banyak bicaranya, dialah yang akan menyesal kemudian"


📒soal dari Abu Zubair tanjung pinang

"Diam di masa fitnah adalah bagian dari ilmu, tidak semuanya harus kamu komentari, seorang harus melatih dirinya untuk menahan jarinya sebagaimana dia melatih diri untuk menahan bicara. Orang yang banyak diam tidak ada yang menyesal, sedang yang banyak bicara merekalah yang paling banyak menyesal Kemudian."

assalaamu 'alaykum
betulkah perkataan di atas?.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐.

Dalam tulisan di atas  ada talbis dan kerancuan, di mana dikatakan :

▪️ "diam dimasa fitnah adalah bagian dari ilmu, dan tidak semuanya harus kamu komentari...

👉🏼 padahal yang benar harusnya dikatakan  : kadang diam di masa fitnah itu merupakan bagian dari ilmu, dan fitnah itu berbeda beda, kadang mengharuskan berbicara dan kadang mengharuskan diam.

👉🏼Dan tentang pernyataan di atas,  kami tanyakan pada ulama Yaman .

[30/5 12:42] ابو حنان السهيلي عثمان: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

احسن الله اليك يا شيخنا

هل هذه العبارة صحيحة من بعض الاخوة :
السكوت فى زمن الفتنة هو من العلم، وليس كل الفتنة ان تتكلم فيها ، لا بد الشخص يمرن نفسه لإمساك اصابعه  كما يمرن نفسه بإمساك لسانه، والانسان بكثرة السكوت فهو لا يندم ، ورجل الذي يكثر الكلام فهو في المستقبل سيندم اكثر ؟؟

Apakah ungkapan di atas benar dari sebagian Ikhwan ?
Diam di masa fitnah adalah bagian dari ilmu, tidak semuanya harus kamu komentari, seorang harus melatih dirinya untuk menahan jarinya sebagaimana dia melatih diri untuk menahan bicara. Orang yang banyak diam tidak ada yang menyesal, sedang yang banyak bicara merekalah yang paling banyak menyesal Kemudian."

🖋️ Jawaban Syaikh kami Al Faqih Abu Hamzah Hasan Basy-Syuaib Hafidzhahullah :

[30/5 20:34] الشيخ حسن بالشعيب: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
صواب العبارة:
قد يكون السكوت في زمن الفتنة هو من العلم

Wa Alaikum salam warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang benar adalah ungkapan : kadang diam di masa fitnah adalah merupakan bagian dari ilmu

🖋️ Jawaban Syaikh kami Abdul Hamid Al Hajuri hafidzahullah ;

[30/5 14:50] الشيخ عبد الحميد الحجوري حفظه الله: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته .

الفتن تختلف وقد يتعين الكلام  وقد يتعين السكوت

Dan fitnah itu berbeda-beda, kadang mengharuskan berbicara dan kadang mengharuskan diam.

📚 Selesai penukilan.

👉🏼 Berarti dalam ungkapan di atas padanya terdapat sesuatu yang masih mujmal atau  global, dan masih mengandung beberapa kemungkinan yang dimaksudkan :

1️⃣. Apakah diamnya seseorang itu, yang diinginkan oleh mereka adalah meninggalkan untuk mencegah perbuatan si pelaku kezhaliman dan meninggalkan untuk menolong orang yang terzalimi, bersamaan dengan itu nampak kesalahan dan kedzaliman si pelaku,  nampak fitnah dari orang yang membuat fitnah, dan nampak fitnahnya hizbiyyah dari kalangan hizbiyyun yang membuat makar terhadap dakwah !!!

Sehingga mereka pun menyangka bahwa diamnya seseorang untuk tidak berbicara tatkala terjadi fitnah merupakan jalan penyelesaian perselisihan, padahal hakekat diamnya itu adalah sebab tersebarnya perselisihan.

2️⃣. Ataukah dimaksudkan diamnya seseorang yang diinginkan oleh mereka adalah agar dia tidak berbicara dalam fitnah yang berseteru, karena memang menurut sangkaan mereka bahwa dia itu bukan ahlinya dalam berbicara jarh wa ta'dil (celaan siapa yang pantas dicela dan pujian pada siapa yang pantas di puji).

Mereka mengatakan ini adalah permasalahan jarh wa ta'dil yang merupakan pembahasan yang agung dalam Al Qur'an dan Sunnah, tidak ada yang mengetahuinya atau boleh berkomentar kecuali ulama kibar dan ahli ijtihad, kalau seseorang bukan seperti demikian keadaannya, maka tidak perlu di dengar dan berpaling darinya adalah suatu yang pasti, sebab kita tidak mampu memahami perkara  fitnah ini, karena lemahnya pemahaman kita, Kemudian setelah itu mereka akan menentukan dan membatasi untuk mereka ulama si Fulan dan si Fulan tanpa selain mereka dari kalangan ahli Sunnah, dan ahli dalam perkara ini , dan menurut mereka wajib bagi kita memahami masalah ini di atas

pendapatnya  ulama si fulan dan si fulan saja, dan kita tidak akan keluar darinya, akan tetapi ketika dalil_dalil dan hujjah datang pada mereka dan ucapan ulama ahli sunnah selain mereka,  yang mereka menegakkan hujjah atasnya (yang dikritik), yang di sisi mereka itu punya tambahan ilmu secara ilmiyyah dari ulama yang mereka ikuti... mereka pun tiba tiba akan memusuhimu dan menganggap ucapan , komentarmu (walaupun engkau sekedar menukil ucapan ulama yang lain yang mengkritik ulama mereka) itu sebagai celaan terhadap ulama yang mereka bertaklid padanya ataukah dengan dalih lain, bahwa mereka (ulama ini atau ustadz ini)  lebih terdahulu belajar, dan mereka itu lebih terkedepan dalam barisan dakwah dan selain dari itu yang merupakan talbis agar seorang yang mengkritiknya itu diam saja dan tidak berbicara.

Padahal  Allah telah berfirman :

ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

👉🏼Dan ini adalah pembahasan yang sangat riskan dan bahaya, yang Syaikhul Islam telah membahas masalah ini.

3️⃣.Dan apakah diamnya yang dimaksudkan adalah agar seseorang tidak berbicara terhadap sesuatu kemungkaran yang jelas-jelas nampak  dari kalangan ahli Ilmi, thalibul Ilmi, dan selain mereka, sehingga mereka pun mengingkarinya dikarenakan jelasnya dalil   didalamnya. Seperti pengingkaran hizbiyyah yang mana itu adalah merupakan wala (loyalitas) dan bara (kebencian)  yang sempit dibangun diatas fanatik kelompok,  yang berbeda dengan apa yang merupakan keharusan dari syariat.

4️⃣. Ataukah diamnya seseorang untuk tidak berbicara akan perkara_perkara yang muncul berupa kebathilan dari kalangan hizbiyyun dan dari kalangan orang orang yang membelanya untuk memusuhi ahli sunnah yang menasehati mereka,

‼️ Kemudian setelah itu dikatakan padanya yang menasehati mereka :

اسكت ولا تتكلم
Diamlah kamu dan jangan berbicara !!!!!!

5️⃣. Ataukah diamnya seseorang yang dinginkan mereka adalah dari sesuatu permasalahan yang didalamnya terjadi kesamaran atau beberapa kemungkinan sehingga ia tidak berbicara ???

👉🏼Ataukah mereka itu sekedar mendatangkan lafadz yang masih mutlak dan global, tapi yang mereka inginkan adalah kebathilan ??

👉🏼Dan beginilah ahlul bathil, mereka itu senang mendatangkan ucapan ucapan yang masih global , sementara yang mereka inginkan adalah kebathilan dan ini adalah senjata dari kalangan ahli ahwa,

📌 Dan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

فعليك بالتفصيل والتمييز  فالإطلاق والإجمال دون بيان

قد افسدا هذا الوجود وخبطا الاذهان والآراء كل زمان.

Maka wajib atasmu (ucapan) dengan perincian dan pembedaan (dengan diberikan ciri dan batasan) sebab kalimat mutlak (tanpa ada batasan) dan mujmal (yang masih global) tanpa ada penjelasan, maka keduanya ini telah merusak alam, dan membuat serampangan akal pikiran dan pendapat pendapat pada setiap zaman.

📚 Al_Qashidah An_Nuniyyah 1/38.


📌Dan ini yang juga disebutkan oleh syaikhuna Al_Allamah An_Nasihul Amin Yahya Al Hajuri hafidzahullah :

الحزبيون يأتون بألفاظ مجملة

Dan orang orang hizbiyyun mereka itu akan mendatangkan lafadz_lafadz yang masih global.

📚 Adhrar Al hizbiyyah hal 41.

▪️ Kemudian yang terakhir dari ungkapan artikel di atas : orang yang banyak diam tidak ada yang menyesal, sedang yang bicara , merekalah yang paling banyak menyesal kemudian.....

📌 Dan ungkapan ini juga  masih global dalam masalah apa dulu yang dibicarakan, perlu rincian  apakah itu kebathilan atau Al Haq (kebenaran)??

▪️Dan ketahuilah, banyaknya seseorang berbicara dalam rangka menolong Al_haq dan menyebarkannya dan juga banyaknya ia berbicara tentang Al haq ketika dibutuhkannya dan mengharuskan dia berbicara adalah suatu hal yang terpuji.

🖋️ Berkata Al_'Asmai dari bapaknya ..aku melihat iyyas bin Muawiyah didalam rumah Tsabit Al_Bunany,

فلا يتكلم معه احد الا علاه .

Dan tidak ada seorang pun yang berbicara bersamanya, kecuali ia akan mengalahkannya,

Maka sebagian orang mengatakan padanya (dimaksudkan adalah Iyas bin Muawiyah)

ليس فيك عيب سوى كثرة كلامك.

Tidak ada aib/cela pada dirimu selain banyaknya ucapanmu (karena banyak bicara)

Maka iyyas berkata :

بحق اتكلم ام بباطل ??

Apakah kebenaran aku berbicara ataukah kebatilan.??

Maka dikatakan :
بل بحق.

Bahkan kebenaran kamu berbicara .

Maka iyyas berkata :

كلما كثر الحق فهو بخير

Maka setiap kali kebenaran itu semakin banyak (disampaikan) maka itu adalah suatu kebaikan.

📚 Al_Bidayah wan_Nihayah 9/368.


⭕Dan beginilah yang namanya kebathilan, ia tidak akan laris kecuali di bumbui sedikit dengan kebenaran.

Dan Allah telah berfirman  tentang ahli kitab :

ياأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai Ahli Kitab, mengapa kalian mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?

🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :

"وَلَا يُنْفَقُ الْبَاطِل فِي الْوُجُودِ إلَّا بِشَوْبِ مِنْ الْحَقِّ، كَمَا أَنَّ أَهْل الْكِتَابِ لَبَّسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ بِسَبَبِ الْحَقِّ الْيَسِيرِ الَّذِي مَعَهُمْ يُضِلُّونَ خَلْقًا كَثِيرًا عَنْ الْحَقِّ الَّذِي يَجِبُ الْإِيمَانُ بِهِ وَيدعُونَهُ إلَى الْبَاطِلِ الْكَثِيرِ الَّذِي هُمْ عَلَيْهِ، وَكَثِيرًا مَا يُعَارِضُهُمْ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ مَنْ لَا يُحْسِنُ التَّمْيِيزَ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ وَلَا يُقِيمُ الْحُجَّةَ الَّتِي تُدَحِّضُ بَاطِلَهُمْ وَلَا يُبَيِّنُ حُجَّةَ اللَّهِ الَّتِي أَقَامَهَا بِرُسُلِهِ فَيَحْصُلُ بِسَبَبِ ذَلِكَ فِتْنَةٌ"

Kebatilan tidak akan laris keberadaannya kecuali dicampuri sedikit kebenaran. Sebagaimana ahlul kitab mereka menutupi dan membuat kerancuan terhadap Al Haq dengan kebathilan, disebabkan karena Al Haq yang sedikit yang bersama mereka (ahlul kitab) yang akan menyesatkan banyak orang dari Al Haq yang wajib di imani, dan mereka juga mengajak kepada kebathilan yang banyak pada mereka,  yang mereka berada diatasnya, dan kebanyakan yang membantah mereka (ahli kitab) dari kalangan ahli Islam adalah orang yang tidak bagus dalam membedakan antara al_haq dan kebathilan, dan tidak mampu menegakkan hujjah yang mematahkan kebathilan mereka, dan tidak bisa menjelaskan hujjahnya Allah yang

para rasul membuktikan hujjah tersebut , sehingga dengan sebab itu timbullah fitnah.

📚 Majmu' fatawa 35/190.

⭕Dan ini adalah hakekat yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, dan mereka ketika melihat sesuatu perkataan atau ucapan yang di hiasi dari perkataan yang indah dari ahli bathil yang tidak diketahui masdar atau sumbernya siapa yang mengucapkannya dan  dari buku mana diambil penukilan, akhirnya mereka pun tertipu dengan perkataan tersebut tadi dan menyangkanya itu adalah Al Haq, dan jadilah mereka menarik dan membangun dari ucapan tersebut kaidah kaidah dalam agama.

والله اعلم بالصواب

✍🏻 Di susun  :

Abu Hanan As-Suhaily Utsman as Sandakany

18 syawwal 1441 - 9 juni  2020

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM 
https://t.me/Nashihatulinnisa

‎🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ