Menutup Masjid karena virus corona?

🍃 Fatwa ulama tentang menutup masjid untuk ditegakkan jum'atan dan shalat jama'ah lima waktu karena tersebarnya virus Corona

🖌 Berkata Syaikhuna Al Faqih Muhammad bin Hizam hafizahullaah:

....فمن الخطأ العظيم أن تغلق المساجد، من الخطأ العظيم أمام هذا الوباء أن تمنع الجمعة والجماعات بسبب هذا الوباء، بل على الناس أن يرجعوا إلى الله ، ويزيدوا في الاستكانة والضراعة والرجوع إلى الله والمحافظة على الصلوات الخمس في الجماعات والدعاء.

ولابأس أن يمنع من كان مريضاً ، من كان مريضاً فيمنع من دخول المساجد، ويجب عليه هو أن يبتعد عن مخالطة الناس حتى لا يؤذيهم ، وفي الصحيحين عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (( لايورد ممرض على مصح )).

وفي صحيح مسلم عن الشريد بن سويد رضي الله عنه أنه كان في وفد ثقيف رجل مجذوم ،فأرسل إليه النبي صلى الله عليه وسلم: إنا قد بايعناك فارجع.

فيجوز أن يمنع المريض من دخول المساجد ، ويجب على من أصيب بالمرض أن يبتعد عن مخالطة الناس حتى لا ينتقل المرض بإذن الله ، فإنه قد علم أنه من الأسباب في انتشار المرض المخالطة.

وأما قوله صلى الله عليه وسلم (( لاعدوى )) فالمراد أنها لا تنتقل بنفسها ولكن قد جعل الله سبحانه وتعالى المخالطة سبباً ، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم (( فر من المجذوم كما تفر من الأسد)) ، فيجوز أن يمنع المصاب من المخالطة،ويجب عليه هو أيضاً ألا يخالط الناس فيكون سبباً في انتقال المرض بإذن الله، إذا أراد الله سبحانه وتعالى ذلك.

وأما إغلاق المساجد فهذا خطأ، الناس بحاجة إلى أن يرجعوا إلى الله ،الله سبحانه وتعالى يريد منهم زيادة الضراعة، وزيادة الرجوع إلى الله سبحانه وتعالى ،وأما أن تمنع الجمعة والجماعات بشكل عام باستمرار هذا خطأ !!! إذا احتاجوا مثلاً يوماً للقيام بالمبيدات والتعقيمات أو نحو ذلك في بعض الأوقات فلا بأس ، وأما ما يصنع من منع الجمعة والجماعات وإغلاق المساجد فهذا خطأ.

قد حصل في زمن قديم طواعين، حصلت ومع ذلك ما تركوا الجمع والجماعات، مع أنه مات فيها عشرات الآلاف، في طاعون عمواس في السنة الثامنة عشرة من الهجرة في عهد عمر بن الخطاب رضي الله عنه مات عدد كبير من الصحابة، وقيل بلغ عدد الموتى في الشام ما يقارب خمسة وعشرين ألفاً، وفي طاعون الجارف في عهد الدولة الأموية مات أكثر من سبعين ألفا.

فينصح ولاة الأمر بترك ذلك ، وعليهم بالتوكل على الله سبحانه وتعالى ،وليعلموا أن الله عزوجل يرفع البلاء بالرجوع إليه وبالاستكانة إليه، وبالضراعة والتوكل والدعاء، وأما أن نزيد بعداً عن الجمعة والجماعات فهذا خطأ ،والله المستعان.

ومن الأسباب الشرعية لمواجهة هذا المرض عدم مخالطة المرضى ، هذا سبب شرعي لما تقدم من الأدلة أن النبي صلى الله عليه وسلم قد بين أن المخالطة قد تكون سبباً في انتشار المرض كما في حديث المجذوم ،وكما في حديث (( لايورد ممرض على مصح)) فعلى الإنسان أن يبتعد، له الحق أن يبتعد عن المرضى، وله الحق أن يبتعد عن أماكن التجمعات التي يظن فيها وجود المرض، له حق شرعي في هذا.

ً الأمور بيد الله، والله سبحانه وتعالى يرسل هذه الأوبئة عذاباً على الكافرين ،والمسلم تكون كفارة لذنوب، أو رفعا لدرجات.

وعلى المسلمين أيضا أن يواجهوا هذا الوباء بالصبر وعدم التسخط،  من هذه المصيبة، فليعلم المسلم أن الله سبحانه وتعالى قدر ذلك لحكم بالغة ، فلا يتسخط الإنسان، فليحذر أن يتسخط وأن يعترض وعليه بالصبر والرضا بقضاء الله وقدره ، النبي صلى الله عليه وسلم أخبر في الطاعون أنه شهادة للمسلم ،وهذا الوباء يرجى أن يكون رفعاً لدرجات المسلم عند الله سبحانه وتعالى إذا أصيب به وصبر واحتسب، يرجى أن يجعل الله له فيه الدرجات ، إذا لم يحصل منه التسخط ، والله سبحانه وتعالى يحب الصابرين {وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ }[آل عمران:١٤٦]،{إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ}[ الزمر:١٠]، وعلى المسلمين أن يستيقنوا أن الله سيفرج {فَإنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً . إنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً} [الشرح:٥-٦], فلا يقع الإنسان في سوء الظن بالله وفي اليأس من رحمة الله، وفي القنوط من رحمة الله (( ما أصابك لم يكن
ليخطئك وما أخطأك لم يكن ليصيب
ك )) سيجعل الله بعد عسر يسرا.{فَإنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً . إنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً} [الشرح:٥-٦].

نسأل الله سبحانه وتعالى أن يصرف عن المسلمين وعن بلدانهم هذا الوباء، نسأل الله جل وعلا أن يحفظ المسلمين وأن يحفظ بلدان المسلمين وأن يصرف هذه الأوبئة عنهم ، نسأل الله جل وعلا أن يصرف هذه الأوبئة عن بلدان المسلمين ، نسأل الله جل وعلا أن يلطف بعباده المؤمنين وأن يصرف عنا وعنكم الشرور والفتن والأوبئة والأمراض ،والحمد لله رب العالمين.

______________
للاشتراك في فتاوى فضيلة الشيخ محمد بن حزام عبر التيلجرام:
https://t.me/ibnhezam

 وباللغة الإنجليزية:-
http://t.me/ibnhezamen

وعبر الواتساب :-
https://chat.whatsapp.com/Hz8Lwj65EfPGHRW0oeGxGN

وللاشتراك في قناة الدروس عبر التيلجرام:
https://t.me/ibnhizamalbaadany


....Dan dari kesalahan yang besar adalah menutup masjid  masjid, termasuk kesalahan yang besar menghadapi wabah ini adalah sholat Jum'at dan shalat jamaah di larang dengan sebab ini, bahkan yang wajib atas manusia adalah kembali kepada Allah, dan mereka menambah ketundukan dan permohonan yang sangat, dalam keadaan merendahkan diri, kembali kepada Allah dan menjaga shalat lima waktu dalam berjamaah dan berdoa .

Dan tidak mengapa dilarang masuk masjid bagi siapa yang sakit,  dan wajib atasnya untuk dia menjauhi dari  berbaur dengan orang orang agar tidak menggangu mereka, dalam ash-shahihain dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :  janganlah dicampur baurkan hewan yang sehat dengan hewan yang sakit.

Dan dalam sahih Muslim dari syarid bin suwaid Radhiallahu Anhu, dia berkata diantara utusan Bani tsaqif ada seseorang yang menderita penyakit kusta, lalu Nabi mengutus seseorang dan mengatakan : aku telah membaitmu, maka kembalilah"

Maka boleh untuk dilarang orang yang sakit dari masuknya ia ke dalam masjid, dan wajib bagi yang tertimpa penyakit untuk menjauhi dari berbaurnya dengan manusia, supaya penyakit itu tidak berpindah dengan izin Allah.

Adapun sabda Rasulullah shalallahu alayhi wasallam ,: tidak ada penularan penyakit "  maka yang dimaksudkan adalah bahwa penyakit itu tidak berpindah dengan sendirinya, akan tetapi kadang Allah subhanahu wa taala menjadikan berbaurnya ia dengan manusia lain, menjadi sebab berpindahnya penyakit, dan Rasulullah telah bersabda :" larilah kamu dari orang yang terkena penyakit kusta sebagaimana larinya kamu dari singa."

Maka boleh dilarang orang yang tertimpa penyakit dari berbaurnya ia dengan orang lain, dan wajib atasnya juga untuk tidak berbaur dengan orang lain sehingga kadang bisa menjadi sebab perpindahnya penyakit tersebut  dengan izin Allah, jika Allah menginginkan hal itu.

Adapun menutup masjid maka ini suatu kesalahan, manusia butuh untuk kembali kepada Allah , Allah inginkan dari
mereka tambahan ketundukan dihadapannya, dan kembali kepada Allah subhanahu wa taala, Adapun melarang dari ditegakkannya Jumatan dan shalat jamaah dengan pelarangan secara umum dengan terus berlanjut bagi seluruh manusia maka ini adalah salah. Adapun jika mereka butuh misalkan pada suatu hari untuk melakukan penstrelilan dan membunuh kuman dengan disinfektan atau semisalnya pada sebagian waktu saja , maka ini tidak mengapa. Adapun apa yang dilakukan dengan melarang jumatan dan shalat Jum'at dan menutup masjid maka ini kesalahan.
Telah terjadi pada zaman dulu penyakit thaun, bersamaan dengan itu Mereka tidak meninggalkan jumatan dan shalat berjamaah, disamping itu juga mati dengan Sebab tha'un puluhan ribu orang. Dan pada saat tersebarnya penyakit thaun  'amawas pada tahun 18 hijriyyah pada zaman Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu , meninggal pada waktu itu jumlah yang besar dari kalangan sahabat, disebutkan mencapai jumlah yang meninggal kurang lebih 25.000 orang, dan pada waktu tersebarnya penyakit tha'un Al jaarif pada masa daulah Al'Amawiyyah meninggal lebih dari 70.000 orang .

Maka dinasehati waliyul Amr (pemerintah) untuk meninggalkan ini, dan wajib atas mereka untuk bertawakkal kepada Allah Subhana hu wa taala, dan hendaknya mereka mengetahui bahwa Allah akan mengangkat bala' dengan kembalinya mereka pada Allah (agamanya) dan ketundukan mereka dan merendahkan diri padaNya, bertawakkal dan berdoa, walloohu mustaan.

Dan dari sebab yang syar'i dalam menghadapi penyakit ini adalah tidak berbaur dengan orang yang sakit, dan ini adalah sebab yang syar'i  berdalilkan dengan dalil dalil yang telah lewat, bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa berbaurnya ia kadang menjadi sebab tersebarnya penyakit sebagai dalam hadits yang tertimpa penyakit kusta, dan juga hadits tidak boleh dicampur hewan yang sehat dengan hewan yang sakit.

Maka atas seseorang untuk menjauhi dari orang yang sakit, dan menjauhi dari tempat tempat keramaian yang disangka di situ ada penyakit, baginya hak yang syar'i pada perkara ini.

Semua perkara ada di tangan Allah , dan Allah subhanahahu wa taala mengirim wabah ini sebagai adzab bagi orang orang kafir, dan untuk seorang muslim , wabah tersebut sebagai penggugur dosa dan untuk mengangkat derajatnya dari musibah ini. Dan hendaknya seorang muslim ketahui bahwa Allah telah menetapkan hal itu (munculnya wabah virus Corona) karena ada hikmah hikmah yang  sangat mendalam, maka seseorang tidak boleh marah dan hendaknya ia berhati-hati akan marah dan protes akan ketentuan Allah, dan wajib baginya untuk bersabar dan ridha dengan keputusan dan ketentuan-Nya. Dan Nabi shalallahu alayhi wa salam mengkhabarkan bahwa meninggal dengan sebab thaun adalah tergolong mati syahid, dan adanya wabah ini diharapkan akan mengangkat derajat seorang muslim disisi Allah jika ia terkena dengan wabah tersebut dan ia bersabar dan mengharapkan pahala disisi Allah, diharapkan Allah jadikan untuknya pada wabah tersebut terangkat derajatnya, jika tidak muncul darinya sikap marah (tidak senang, keluh kesah dengan ketentuan Allah) dan Allah subhabahu wa taala mencintai orang orang yang sabar. Allah berfirman :

إن الله يحب الصابرين

Allah mencintai orang-orang yang sabar"

dan Juga Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Dan bagi seorang muslim untuk yakin bahwa Allah akan memberi jalan keluar dari wabah ini.Allah berfirman

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".

Maka tidak boleh terjadi pada seseorang buruk sangka kepada Allah, putus asa dari Rahmat Allah dan Rasulullah shalallahu alayhi wa salam telah bersabda :

وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَم يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً )).


Ketahuilah, bahwa apa saja yang melesat darimu (berupa penyakit atau musibah) maka tidak akan pernah menimpamu. Dan apa yang akan menimpamu, maka tidak akan pernah meleset darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Kita memohon kepada Allah agar memalingkan wabah ini dari kaum muslimin dan negri kaum muslimin.

✍  Diterjemahkan  oleh:

Abu Hanan As-Suhaily  Utsman As Sandakany

22 Rajab 1441-16 Maret 2020


🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM 
https://t.me/Nashihatulinnisa 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ