PERMASALAHAN SUTROH DARI PAPAN YANG DI SEDIAKAN DI MASJID (edt)

🍃 Bagaimana hukum menjadikan sutroh yang kebanyakan di buat  dari papan untuk diletakkan di dalam masjid bagi orang yang sholat??.

📙 Soal dari abu Zubair tanjung pinang .Assalaamu 'alaykum warohmatullaah wa baarokaatuh
Ana mau bertanya apa hukum mbuat papan sutroh untuk dijadikan sutroh d masjid2 atau ma'had2?
Jazaakallaahu khoyron ustadz.
💐💐💐💐💐💐🌷

💬 Perlu kita ketahui sesuatu apa saja yang Nabi shollallaahu alaihi wa sallam jadikan sutroh tatkala berdiri melakukan shalat di dalam masjid atau di luar masjid .

➖Ketika berada di dalam masjid , yang dijadikan sutroh  adalah

1⃣ Tembok.

Dalilnya adalah

أن النبي صلى الله عليه وسلم حين دخل الكعبة جعل بينه وبين الجدار ثلاثة أذرع ، وكان ابن عمر يفعله

"Bahwa Nabi shollallaahu alaihi wa sallam ketika masuk Ka'bah , maka beliau menjadikan antara dirinya dengan tembok tiga hasta, dan dulu Ibnu Umar juga melakukan hal itu (HR Bukhori dari sahabat Bilal Rodhialloohu Anhu).

Dan juga hadits

كَانَ بَيْنَ مُصَلَّى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ الْجِدَارِ مَمَرُّ الشَّاةِ

“Jarak antara tempat shalat Rasulullah (tatkala beliau sujud) dengan dinding (pembatas) adalah selebar untuk jalan kambing.”(HR Bukhari dari Sahl bin Sa'ad Rodhialloohu Anhu).

2⃣. Tiang

Dari  Salamah bin Al Akwa’ Radhiallahu’anhu, Yazid bin Abi Ubaid berkata:

كنتُ آتي مع سَلَمَةَ بنِ الأكوَعِ،فَيُصلِّي عندَ الأُسطُوانَةِ التي عندَ المُصحفِ،، فقُلْت: يا أبا مُسْلِمٍ، أراكَ تَتَحَرَّى الصلاةَ عندَ هذهِ الأُسطوانَةِ؟ قال: فإني رأيتُ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يَتَحَرَّى الصلاةَ عِندَها

“aku pernah bersama Salamah bin Al Akwa’, lalu ia shalat di belakang tiang yang ada di Al Mushaf. Aku bertanya: ‘Wahai Abu Muslim, aku melihatmu memilih shalat di belakang tiang ini, mengapa?’. Ia berkata: ‘aku pernah melihat NabiShallallahu’alaihi Wasallam memilih untuk shalat di belakangnya’” (HR. Bukhari dan Muslim)

3⃣ .Orang yang berada dihadapannya sedang duduk.(atau lagi sholat)

Diriwayatkan dari Ibnu Abi syaibah dengan sanad yang Hasan dari nafi':

كَانَ ابْنُ عُمَرَ إذَا لَمْ يَجِدْ سَبِيلاً إلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ ، قَالَ لِي : وَلِّنِي ظَهْرَك .
" Bahwa dahulu Ibnu Umar jika tidak mendapatkan jalan untuk ke tiang  dari tiang tiang masjid , maka ia berkata padaku (yaitu nafi') : hadapkanlah padaku punggungmu.

🖍 Berkata Imam Ibnu baththal Rohimahullooh :

" ذهبت طائفة من العلماء إلى أن الرجل يستر الرجل إذا صلى ، إلا أن أكثرهم كره أن يستقبله بوجهه " انتهى .

" Sekelompok dari ulama berpendapat bahwa seseorang boleh  jika ia sholat menjadikan orang lain sebagai sutrah, kecuali kebanyakan para ulama membenci menghadap ke wajah orang tersebut.

📚 Syarh shohih Al Bukhori 2/139.

🖍 Telah datang dalam mau'suah Al fiqhiyyah

" ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ : الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّة وَالْحَنَابِلَةُ ، وَهُوَ قَوْلٌ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ إِلَى صِحَّةِ الاِسْتِتَارِ بِالآْدَمِيِّ فِي الصَّلاَةِ ...

Jumhur ulama berpendapat dari kalangan Hanafiyah , malikiyah dan Hanabilah, dan ini salah satu pendapat dikalangan Asy Syafi'iyah akan sahnya menjadi seseorang sebagai sutroh dalam shalatnya.

📚 Mau'suah Al fiqhiyyah 24/178-179.

🖍 Berkata imam ibnu Baz Rohimahullooh :

لو صلى إنسان الى انسان قدامه جالس أو مصطجع لم يضر ذاك

Seandainya seorang sholat didepannya seseorang duduk atau berbaring maka ini tidak membahayakan.

📚 Majmu Fatawa Ibnu Baz 29/330.

Jadi kesimpulannya : tidak mengapa menjadi seseorang yang berada didepannya lagi duduk,  sebagai sutroh dengan menghadap pada punggungnya, selama orang tersebut tidak membuat keributan dengan suara lagi bicara atau gerakan yang menggangu konsentrasi.
 
4⃣.Benda apapun yang meninggi sama saja di dalam masjid atau di luar masjid .

Dari Aisyah Rodhialloohu Anha , ia berkata ,  Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ditanya tentang sutroh yang dipakai orang yang sholat. Maka beliau bersabda :

مِثْلُ مُؤْخِرَةِ الرَّحْلِ

setinggi mu’akhkhiratur rahl” (HR. Muslim )

🖍Imam An Nawawi Rohimahullooh menyatakan,

وَفِي الْحَدِيث ... وَبَيَان أَنَّ أَقَلّ السُّتْرَة مُؤْخِرَة الرَّحْل ، وَهِيَ قَدْر عَظْم الذِّرَاع , هُوَ نَحْو ثُلُثَيْ ذِرَاع , وَيَحْصُل بِأَيِّ شَيْء أَقَامَهُ بَيْن يَدَيْهِ هَكَذَا

Paling sedikitnya ukuran sutroh adalah setinggi mua'khkhiratur rahl, yaitu sekitar 2/3 hasta ( satu hasta  itu dari tulang pergelangan tangan sampai siku), namun dapat digantikan dengan apa saja yang berdiri di depannya.

📚Syarh Shahih Muslim, 4/216.

🖍 Berkata Imam Ibnu qudamah Rohimahullooh :

فأما قدرها في الغلظ والدقة : فلا حد له نعلمه , فإنه يجوز أن تكون دقيقة كالسهم والحربة , وغليظة كالحائط , فإن النبي صلى الله عليه وسلم (كان يستتر بالعنزة) . وقال أبو سعيد : كنا نستتر بالسهم والحجر في الصلاة

Adapun ukuran pada tebal dan tipisnya, maka tidak ada batasan untuknya yang kami ketahui. Sehingga sutroh itu bisa tipis seperti anak panah dan tombak , ataupun tebal seperti tembok dinding, karena Nabi shollallaahu alaihi wa sallam menjadikan sutroh tongkat, berkata abu Sa'id : dulu kami menjadikan sutroh dengan anak panah dan batuan dalam sholat, ...

📚 Al Mughni 2/38.

🖍 Berkata Asy Syaikh Al Utsaimin Rohimahullooh :

السترة التي يضعها المصلي الأفضل أن تكون كمؤخرة الرحل نحو ثلثي ذراع ، وإن كانت أقل من ذلك ، فلا حرج حتى لو كانت سهماً أو عصاً ، فإنه تجزئ

Sutroh yang diletakkan orang yang sholat , maka yang afdholnya adalah seperti ukuran pelana kuda, kurang lebih 2/3 hasta , walaupun lebih kurang dari ukuran itu , maka tidak mengapa, walaupun sutroh itu berupa anak panah atau tongkat, maka itu teranggap sudah mencukupinya.

📚 Majmu Fatawa 13/326.

🖍 Beliau juga berkata :

الأفضل أن تكون السترة كمؤخرة الرحل ، يعني أن تكون شيئاً قائماً بنحو ثلثي ذراع ؛ أي نصف متر "

Yang afdhol sutroh itu seperti mu'akhkhiratu rahl yaitu sesuatu yang tegak berdiri kurang lebih 2/3 hasta atau setengah meter.

📚 Fatawa nur 'ala darb 2/156

🔴 Kemudian misalkan seseorang hanya mendapatkan benda yang tingginya 2/3 hasta atau setengah meter, atau lebih dari itu atau kurang dari itu , contohnya, rak, meja tulis, kursi  tas ransel, botol atau sejenisnya, maka  ia boleh memakai benda tersebut sebagai sutrah, selama benda tersebut bisa menghalangi atau membatasi orang yang lewat di depannya dan itu sudah teranggap mencukupinya dari Sunnah dalam  menjadikan sutroh .

Dari Ibnu Umar Rodhialloohu Anhuma

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْرِضُ رَاحِلَتَهُ وَهُوَ يُصَلِّي إِلَيْهَا .

Bahwa Nabi shollallaahu alaihi  sallam menghadap ke hewan tunggangannya , dalam keadaan ia sholat (HR Bukhori dan Muslim).

Dan maksud hewan tunggangan adalah

الناقة التي تصلح أن يوضع عليها الرحل .
Onta yang sudah bisa diletakkan diatasnya pelana (tempat duduk)

📚 Fathul bari 1/691.

Dan sesuatu yang diketahui dari  hewan tunggangan itu adalah seperti kursi yang mempunyai empat kaki dari setiap sisi

🖍 Berkata Imam ibnu baz Rohimahullooh :

" السنة أن تكون السترة شيئا قائما مثل مؤخرة الرحل أو أكثر من ذلك كالجدار والعمود والكرسي ونحو ذلك " انتهى .
Dan Sunnah bahwa sutroh itu berupa sesuatu yang tegak seperti pelana kuda atau lebih tinggi dari itu seperti tembok dinding, tiang, kursi dan selainnya .

📚 Majmu Fatawa 11/101.

Akan tetapi tentunya sutrah yang lebih lebar  dan lebih tinggi, maka itu lebih utama, sebab akan membuat seorang lebih konsentrasi dan tenang, serta menjauhkan seseorang dari pandangan yang menyibukkan atau sesuatu yang lewat dihadapannya,

🖍 Berkata Imam Ahmad Rohimahullooh

" وما كان أعرض فهو أعجب إلي " .

Dan apa yang lebih lebar (untuk dijadikan sutroh ) maka itu lebih aku sukai.

🖍 Berkata Imam Ibnu qudamah Rohimahullooh :

" وذلك لأن قوله " ولو بسهم " يدل على أن غيره أولى منه " انتهى .

Dan hal itu lebih aku sukai , sebab sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam , kalian jadikanlah sutroh walaupun dengan anak panah . Ini menunjukkan bahwa selain dari itu (lebih lebar) lebih afdhol darinya.

📚 Al Mughni 2/37

🔎 Bagaimana dengan sutroh yang dibuat dari papan yang sekarang banyak di jual, kemudian diletakkan di dalam masjid masjid buat orang yang sholat , apakah ini dibolehkan ??

👉🏼 Soal kami ajukan pada ulama Yaman .

[26/6 12:30] ابو حنان السندكاني : السلام عليكم ورحمه الله وبركاته

احسن الله اليك يا شيخنا

رأينا الأن كثرة المساجد فيها  توضع لوحة بمثل هذه الصورة  لإستخدام المصلين بأن يجعلوها بين أيديهم سترة ، هل نزيل هذه السترة من المسجد لأن السلف الصالح ما فعل  بمثل هذا التصرف فى المسجد، ونجعل السترة ما يتيسر لنا من العمود أو الشخص أو هذا التصرف  يمدح ويؤجر لمن وضعها فى المسجد لتسهيل المصلين بجعل السترة فى صلاتهم  حتى يعرف العوام أن السترة حكمها واجبة؟؟؟
[28/6 09:01] الشيخ حسن بالشعيب: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الأحرى ترك ذلك
ولو كان خيرًا لسبقنا إليه السلف

📝 Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, Ahsanalloohu ilaika  ya syaihkana, Kami melihat kebanyakan masjid didalamnya diletakkan papan seperti gambar di bawah ini untuk digunakan bagi orang yang sholat dengan menjadikan papan tersebut didepan mereka sebagai sutroh. Apakah kami menghilangkan sutroh dari masjid sebab salafus Sholih tidak melakukan tindakan seperti itu didalam masjid (dengan membuat papan untuk dijadikan sutroh) dan kami akan menjadikan sutroh apa yang mudah bagi kami berupa tiang atau orang ,

Ataukah tindakan seperti ini (menjadikan sutroh yang dibuat dari papan kemudian diletakkan dimasjid) di puji atau diberi pahala terhadap orang yang meletakkan didalam masjid untuk memudahkan orang yang sholat dengan menjadikan sutroh dalam sholat mereka sampai orang awwam mengetahui bahwa sutroh itu hukumnya wajib ??

🖍 Jawaban Asy Syaikh Al faqih Abu Hamzah Hasan basy syuaib hafidzahullooh .

Wa Alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh.

Yang lebih utama, dan lebih sesuai (dengan syariat) adalah meninggalkan perkara tersebut (dengan membuat papan papan untuk dijadikan sutroh di masjid bagi orang yang sholat ) , seandainya itu adalah suatu kebaikan, tentunya salafus Sholih telah mendahului kita.

[26/6 13:33] الشيــخ فتح لقدسي جديد: إن كانت موجودة في المسجد فاتركوها ولا ترفعوها
وإن كانت غير موجودة فلا تتكلفوا شراءها.

🖍 Jawaban Asy Syaikh Fathul Qadasi hafidzahullooh .

Kalau sutroh yang terbuat dari papan itu sudah ada di masjid, maka biarkan saja, dan jangan di angkat (disingkirkan dari Mas'jid), adapun jika sutrah itu  belum ada di masjid, jangan kalian membebankan diri kalian dengan membelinya.

📚 Selesai penukilan.

➖ Sutroh di luar masjid (seperti dilapangan atau Padang pasir, dan selainnya)

1⃣. Binatang tunggangan.

أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى الى البعير

" Bahwa Nabi shollallaahu alaihi wa sallam sholat ke ontanya( menjadikannya sebagai sutroh).

2⃣. Tongkat , tombak, atau anak  panah yang ditancapkan,

dari Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhuma, beliau berkata:

أن رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا خرَج يومَ العيدِ، أمَرَ بالحَربَةِ فتوضَعُ بَين يَدَيهِ، فيُصلِّي إليها والناسُ وَراءَهُ، وكان يفعل ذلك في السَّفرِ، فمِنْ ثَمَّ اتَّخَذَها الأُمَراءُ

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika keluar ke lapangan untuk shalat Id, beliau memerintahkan seseorang untuk membawa tombak lalu ditancapkan di hadapan beliau. Lalu beliau shalat menghadap tombak tersebut dan orang-orang manusia bermakmum di belakang beliau. Beliau juga melakukan ini tersebut dalam safarnya. Kemudian hal ini pun dicontoh oleh para umara. (HR. Bukhari dan  Muslim ).

Dan juga di antara dalilnya

فقد صلى النبي صلى الله عليه وسلم وهو مستتر بعَنَزَة ، يعني : العصا التي يتوكأ عليها الماشي

Bahwa Nabi shollallaahu alaihi wa sallam sholat, dalam keadaan beliau menjadikan sutroh dengan sebuah tongkat yang beliau bersandar atasnya ketika berjalan (HR Bukhori dan Muslim)

Dan beliau juga bersabda

استتروا في صلاتكم ولو بسهم

Kalian jadikanlah sutroh dalam sholat kalian walaupun dengan anak panah.(HR Ibnu khuzaimah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash_Shohihah 2783).

والله اعلم بالصواب

✍🏻 Di susun :

Abu hanan As suhaily Utsman As Sandakany

25  Syawwal 1440_29 Juni 2019

Sumber :
https://t.me/Nashihatulinnisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ