Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal

🍃 Cara berbuat bakti pada orang tua yang telah meninggal ???.


◾soal dari winda mulia anandar di group wa nashihatulinnisa Assalamualaikum
Afwan Ummu Hanan, bagaimana carany berbakti pd orgtua yg sdh meninggal?
Ad yg bilang, sngat disayangkan jk orgtua meninggal tidak ditahlilyasinkan oleh anaknya. Krn itu bentuk penghormatan baginya. Sprti seakan2 durhaka jk tdk melakukan hal itu.
Mohon nasihatnya 🌹

Jazakillah khoyr.



‎┈┉┅━❀🍃🌹🍃❀━┅┉┈


Untuk pertanyaan di atas kita akan bawakan fatwa Asy Syaikh Al Allaamah bin baz Rohimahullooh :

Beliau di tanya :

كيفية بر الوالدين بعد موتهما
كيف أبر أمي بعد موتها؟[1] من (س.م) نجران - السعودية.


ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه سأله سائل فقال يا رسول الله: ((هل بقي من بر أبوي شيء أبرهما به بعد موتهما؟ فقال عليه الصلاة والسلام: الصلاة عليهما والاستغفار لهما، وإنفاذ عهدهما من بعدهما، وإكرام صديقهما وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما)) هذا كله من بر الوالدين بعد وفاتهما. فنوصيك بالدعاء للوالدة والاستغفار لها وتنفيذ وصيتها الشرعية وإكرام أصدقائها، وصلة أخوالك وخالاتك وسائر أقاربك من جهة الأم، وفقك الله ويسر أمرك، وتقبل منا ومنك ومن كل مسلم، والله الموفق.

[1] من ضمن الأسئلة المقدمة من المجلة العربية.


Bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua setelah keduanya meninggal ??

Jawab:

Telah shohih  hadits dari  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ada yang bertanya kepada beliau,

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

“Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah masih tersisa sesuatu perbuatan bakti kepada orang tua yang masih bisa saya lakukan sepeninggalnya mereka  berdua? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘Berdoa untuk mereka, memohonkan ampunan, menunaikan janji mereka, memuliakan teman-teman mereka‘dan  menyambung tali silaturahim yang tidak akan terhubung  kecuali melalui mereka berdua ”

Ini semuanya merupakan bentuk  berbakti kepada orang tua setelah keduanya meninggal. Kami menasehatkan agar kamu berdoa dan memohon ampun bagi ibumu, melaksanakan wasiatnya yang sesuai syariat, memuliakan sahabat-sahabatnya, menyambung silaturahmi dengan paman dan bibi dan seluruh  kerabat-kerabatmu dari sisi ibu .Semoga Allah bisa memberi taufik kepadamu dan memudahkan urusannya. Semoga Allah menerima amal kita, kamu dan kaum muslimin. Wallahul muwaffiq.

📚Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/2115

Salah satu diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman adalah mereka masih di beri kebaikan, walaupun  telah  berpisah di kehidupan dunia. .


🔎Jadi dari fatwa Syaikh bin baz ada beberapa bentuk berbuat bakti pada orang tua yang telah meninggal :


1⃣ mendoakan ampunan dan rahmat bagi mereka.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seseorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim ,).

Allooh berfirman :

وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا الإسراء/24.

Dan katakanlah : wahai Robbku  rahmatilah keduanya sebagaimana mereka merawatku di waktu kecil .

2⃣.Memperbanyak doa kepada orang tua .

Dari sahabat abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, bersabda Rasulullah :

إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ : أَنَّى هَذَا ؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ ) رواه ابن ماجه  ، وحسّنه الألباني في " السلسلة الصحيحة " (4 / 129

Sesungguhnya seorang derajatnya angkat di dalam surga , maka ia berkata ; bagaimana bisa seperti itu ??? Dikatakan padanya : dengan sebab permohonan ampun anakmu kepada Allooh  untukmu.

(HR Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al bany dalam silsilah As shohihah 4/129.)


3⃣.Menyambung dan menjaga hubungan silaturahmi serta  berbuat baik dengan semua keluarga yang masih kerabat dengan orang tua  dan orang-orang yang menjadi teman dekat orang tua.


Ibnu Dinar meriwayatkan, ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata bahwa ada seorang lelaki Badui bertemu dengan Ibnu Umar di tengah perjalanan menuju Makkah. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar memberi salam dan mengajaknya untuk naik ke atas keledainya serta memberikan sorban yang dipakai di kepalanya. Ibnu Dinar berkata kepada Ibnu Umar, “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu, sesungguhnya orang itu adalah orang Badui dan sebenarnya ia diberi sedikit saja sudah senang.” ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Sesungguhnya ayah Badui tersebut adalah kenalan baik (ayahku) Umar bin Al-Khattab. Sedangkan saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ

“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim )

Dalam riwayat yang lain,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ : " أَنَّهُ كَانَ إِذَا خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ ، كَانَ لَهُ حِمَارٌ يَتَرَوَّحُ عَلَيْهِ ، إِذَا مَلَّ رُكُوبَ الرَّاحِلَةِ ، وَعِمَامَةٌ يَشُدُّ بِهَا رَأْسَهُ ، فَبَيْنَا هُوَ يَوْمًا عَلَى ذَلِكَ الْحِمَارِ، إِذْ مَرَّ بِهِ أَعْرَابِيٌّ ، فَقَالَ: أَلَسْتَ ابْنَ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ ؟ قَالَ: بَلَى ، فَأَعْطَاهُ الْحِمَارَ ، وَقَالَ : ارْكَبْ هَذَا . وَالْعِمَامَةَ ، قَالَ: اشْدُدْ بِهَا رَأْسَكَ ، فَقَالَ لَهُ بَعْضُ أَصْحَابِهِ غَفَرَ اللهُ لَكَ ! أَعْطَيْتَ هَذَا الْأَعْرَابِيَّ حِمَارًا كُنْتَ تَرَوَّحُ عَلَيْهِ ، وَعِمَامَةً كُنْتَ تَشُدُّ بِهَا رَأْسَكَ ! فَقَالَ : إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ( إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ ) وَإِنَّ أَبَاهُ كَانَ صَدِيقًا لِعُمَرَ " رواه مسلم

Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Apabila Ibnu ‘Umar pergi ke Makkah, beliau selalu membawa keledai sebagai ganti unta apabila ia merasa jemu, dan ia memakai sorban di kepalanya. Pada suatu hari, ketika ia pergi ke Makkah dengan keledainya, tiba-tiba seorang Arab Badui lewat, lalu Ibnu Umar bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau adalah putra dari si fulan?” Ia menjawab, “Betul sekali.” Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai itu kepadanya dan berkata, “Naiklah di atas keledai ini.” Ia juga memberikan sorbannya (imamahnya) seraya berkata, “Pakailah sorban ini di kepalamu.”

Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya, “Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah memberikan orang Badui ini seekor keledai yang biasa kau gunakan untuk bepergian dan sorban yang biasa engkau pakai di kepalamu.” Ibnu Umar berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّىَ

“Sesungguhnya sebaik baik bentuk berbakti  adalah menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.

Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik (ayahku) Umar bin Al-Khattab(HR. Muslim )

Dari hadits tersebut Ibnu Umar berbuat baik sama Badui terebut karena bapaknya si  Badui sahabat baiknya ayahnya Umar bin Khattab, toh apalagi yang menjadi teman bapak yang terbaik dari pihak kerabatnya. Dan tentunya anak tahu , siapa siapa dari orang yang kedua orang tua senang berhubungan dan dekat hubungannya dengan mereka.

Dan Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ الأُمِّ

“Bibi saudara ibu, kedudukannya seperti ibu.” (HR. Bukhari)

Jadi seorang yang telah meninggal ibunya , dan masih punya bibi(saudari perempuan ibu ), maka berbuat baktilah padanya sebab bibi itu sejenjang ibu.


4⃣. Dan termasuk bentuk  berbuat baik pada orang tua adalah dengan bersedekah atas nama orang tua yang telah meninggal dunia.

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا

“Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari )

💬قال شيخ الإسلام : أما  الصدقة عن الميت فإنه ينتفع بها باتفاق المسلمين،

Sedekah untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin.

📚 Lihat Majmu’ Al-Fatawa, 24/314.


5⃣Memenuhi janji mereka atau melaksanakan wasiat yang syar'i setelah meninggal dunia. Sebagaimana dalam hadits yang disebutkan dalam fatwa Ibnu baz .

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,

بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».

“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. ).


📌Adapun menghadiahkan pahala bacaan Al Quran kepada orang tua atau si mayyit , maka ini tidak ada dalilnya.

Salah satu ulama syafiiyah yang sangat tegas menyatakan bahwa itu tidak sampai adalah al-Hafidz Ibnu Katsir, penulis kitab tafsir.

Ketika menafsirkan firman Allah di surat an-Najm,

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى

“Bahwa manusia tidak akan mendapatkan pahala kecuali dari apa yang telah dia amalkan.” (an-Najm: 39).

🖊Berkata  Ibnu Katsir Rohimahullooh

ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم

“Dari ayat ini, Imam as-Syafii – rahimahullah – dan ulama yang mengikuti beliau menyimpulkan, bahwa menghadiahkan pahala bacaan al-Quran tidak sampai kepada mayit. Karena itu bukan bagian dari amal simayit maupun hasil kerja mereka.

📚Tafsir Ibnu Katsir, 7/465

Dan juga dari mazhab Hanbaliy :

Al-Buhuti mengatakan,

وقال الأكثر لا يصل إلى الميت ثواب القراءة وإن ذلك لفاعله

Mayoritas hambali mengatakan, pahala bacaan al-Quran tidak sampai kepada mayit, dan itu milik orang yang beramal.

📚Kasyaf al-Qana’, 2/147

Dan inilah yang dikuatkan oleh Syaikh Al Utsaimin Rohimahullooh, Dalam  Majmu’ Fatawa wa Rasail, juz 2, hal. 306-307

Mudah_mudahan bisa berbakti pada kedua orang tua yang telah meninggal dunia dengan lima perkara di atas sebagai  jalan termudah untuk masuk surga.

أسأل الله التوفيق والسداد

✍  Di susun   oleh:

Abu Hanan As-Suhaily  Utsman As-Sandakany

22  Robi'ul awal 1440- 30 November 2018.



🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM 
https://t.me/Nashihatulinnisa 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Belajar Di Jami'ah Islamiyyah Madinah

Menanggapi akan makruh nya istri memakai celana dalam

Berqurban Sesuai Dengan Sunnah Rosulullooh ﷺ